Akhirnya tiba juga hari ulang tahun Pamela yang ke tujuh belas. Hari yang telah dinanti-nantikannya sebagai pertanda bahwa dirinya telah menginjak usia dewasa. Pesta ulang tahunnya akhirnya diadakan di halaman belakang rumah. Yah, lagi-lagi keputusan itu diambil karena campur tangan Kakek Husein dan Nenek Zubaidah.
"Pesta di rumah akan lebih aman untuk kamu dan teman-temanmu, kami langsung bisa mengawasi agar tidak ada yang macam-macam..."
Begitu kata Nenek Zubaidah. Dan seperti biasa, Mommy langsung setuju dengan usulan itu.
"Ok, bisa diatur, halaman belakang rumah cukup luas, nanti Mommy suruh si Jon bikin dekorasi yang bagus"
Tentu kalau sudah begitu Pamela tidak bisa protes.
Dan disinilah Pamela sekarang. Memandangi para pekerja dekor yang sedang sibuk menyiapkan acara pesta nanti malam. Rumput sudah dipotong. Kolam renang dan kolam ikan sudah dikuras dan dibersihkan. Lampu-lampu sebesar bola pingpong dengan nyala kuning di pasang bergelantungan melintasi setiap sudut halaman. Panggung kecil, backdrop, juga balon-balon sedang disusun oleh para pekerja. Ah, Pamela sudah tidak sabar untuk melihat hasilnya nanti.
Jika sesuai undangan, teman-temannya akan mulai datang pukul tujuh nanti. Tapi Pamela sedang tidak punya pacar. Seperti ada yang kurang sebenarnya merayakan pesta ulang tahun tanpa pacar. Tapi ya sudahlah, apa boleh buat
Mana mungkin Pamela membayar cowok ganteng hanya untuk pura-pura jadi pacarnya.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dari Mommy.
Maaf sayang, sepertimya Mommy tidak bisa pulang cepat nanti malam, masih ada jadwal syuting. Semoga sukses ya acaranya...Oh ya, kado dari Mommy sudah dititipin ke nenek ya, semoga kamu suka...Selamat ulang tahun anak Mommy yang cantik, semoga panjang umur dan bahagia selalu, Mommy love you so much...
Tanpa sadar air mata Pamela menetes saat membaca pesan dari Mommy. Yah, dari awal Pamela sudah sadar, meminta Mommy datang hanya seperti membeli sebuah kupon undian. Kemungkinannya kecil Mommy akan datang. Sudahlah. Pamela mengusap air matanya dan menguatkan hatinya. Sebentar lagi pestanya akan dimulai. Tentu dia tidak boleh menangis seperti ini. Mungkin lain kali jika Mommy punya waktu luang, Pamela ingin mengajaknya jalan-jalan berdua saja. Pamela segera membalas pesan dari Mommy dengan ucapan terimakasih, lalu menyimpan poselnya. Sekarang, waktunya bersiap untuk pesta. Tentu Pamela harus berdandan dan tampil secantik mungkin. Karena ini adalah acaranya.
Tidak lama kemudian, datanglah Vanesaa sahabatnya. Vanessa datang dengan membawa bungkusan kado berukuran besar.
"Selamat ulang tahun Bebeb sayang, semoga besok kita dapat sugar daddy hot, kaya, dan belum beristri, hehehe..."
"Hssst, jangan keras-keras itu rahasia, lagian ini kan dirumah gue pestanya!"
"Ups, Sorry keceplosan! Gimana, ada yang bisa gue bantu buat persiapan pesta lo?"
"Banyak! Pokoknya tugas lom harus bikan pesta ini sukses dan semeriah mungkin!"
"Waduh, tugas berat nih, dibayar berapa gue?"
"Di bayar dengan doa dan ucapan terimakasih!"
"Haha, ok deh! Apa sih yang nggak buat lo!"
Tepat pukul tujuh, satu persatu tamu mulai berdatangan. Hampir semua teman-teman yang diundang hadir dengan dandanan maksimal serta membawa kado untuk Pamela. Siapa yang akan melewatkan sebuah pesta di rumah biduan ternama?
Acara malam itu berlangsung cukup meriah. Dekorasi yang disusun terlihat amat manis. Lampu-lampu berpijar kekuningan di setiap sudut halaman, cahayanya terlihat berkilauan memantul di air kolam. Pamela memotong kue ulang tahunnya diiringi suara tepuk tangan dari semua teman-temannya yang hadir. Lalu bergantian mereka memberikan ucapan selamat untuk Pamela.
Setelah itu sebuah band Ibukota beraksi di panggung kecil yang telah disiapkan. Seketika suasana menjadi tambah meriah. Hadirin mendekat ke arah panggung, ikut bersorak dan bernyanyi mengikuti alunan musik.
Bisa dibilang acara malam itu berlangsung sangat sukses. Harusnya Pamela bersenang-senang. Tapi entah mengapa Pamela justru merasa dirinya hampa. Inikah yang dinamakan kesepian di tengah keramaian? Apa mungkin karena karena Mommy tidak datang? Atau karena dirinya tidak punya pacar? Rasanya Pamela ingin pesta ini cepat-cepat selesai dan segera bersembunyi di dalam kamarnya.
"Pamela!"
Seseorang memanggilnya. Seperti suara yang dia kenal, tapi entah dimana. Pamela menoleh dan mencari sumber suara yang memanggilnya.
"Kak Rayhan?"
Apakah ini mimpi? Bagaimana mungkin Kak Rayhan datang ke pestanya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments