...My Man Is A Bunian...
...BAB 2 : Pria Misterius...
...****************...
Dengan jarak beberapa senti, Santi memberanikan diri untuk lebih mendekat.
“Excuse me--excuse me sir! 'permisi--permisi Tuan!' " Suara Santi pelan dengan hati-hati, tangan Santi dengan lembut menepuk pundak pria yang sedang tertidur di hadapannya.
Namun pria tersebut Tidak merespon...
“Excuse--,'permisi--,” Suara Santi tiba-tiba terhenti, spontan Santi mundur beberapa senti ke belakang untuk memberi jarak.
“Mmmmm..,” geram pria itu.
Terlihat Pria Bule tersebut, mencoba untuk membuka matanya dengan perlahan. Agar matanya dapat menyesuaikan cahaya yang masuk ke iris mata.
“E. . .anu,”Jawab Santi tergagap sambil menggaruk tengkuk'nya yang tidak gatal.
Pupil mata Santi seketika melebar dengan sempurna , ketika Sebuah bola mata ke abu-abuan menatap ke arah Santi dengan santai.
Hal tersebut membuat Santi salah tingkah, Namun dengan cepat Santi menepis dari rasa kikuk pada dirinya.
Pria tersebut hanya terdiam dan hanya menatap ke arah Santi dengan pandangan yang aneh.
“Sir, sorry if i disturb. 'Tuan, maaf jika aku mengganggumu'.” Santi yang mencoba membuka pembicaraan.
Namun pria tersebut hanya terdiam dengan pandangan heran menatap ke arah Santi.
“Ah ok. Sorry my English it so bad. But- 'ah ok. Maaf jika bahasa Inggrisku buruk. tapi- Apalagi yang harus aku ucapkan, haduh! Menjelaskan'nya bagaimana?" Santi berguman dengan pelan. Namun, masih dapat di dengan. Kini Santi terlihat kesal sendiri.
Santi mencoba menjelaskan niatnya, kenapa ia membangunkan pria tersebut. Namun, Santi bingung Karna Santi tidak jago berbahasa Inggris dan apa lagi yang harus Santi katakan.
Pria tersebut mengerutkan kedua alisnya. lalu memandang Santi dengan pandangan yang tetap aneh.
“Mm..Where are you from and what’s your name? 'Mm... dari mana asal'mu dan siapa namamu?”
Karna kikuk dan bingung, Santi terpaksa membuat kalimat yang ia tahu dan ia hafal. Padahal Santi sendiri juga malu karna harus berbicara demikian. Ya, mau bagaimana lagi. Kalimat itu yang paling gampang.
Pria tersebut tiba-tiba tertawa , karna melihat tingkah seorang wanita aneh yang ada di hadapannya.
“Ada yang lucu? Kenapa kamu tertawa? Apakah itu aneh?” Tanya Santi dengan bahasa Indonesia . dengan menatap lekat ke arah pria di hadapannya ,seraya Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Pria itu tersenyum,senyumnya sungguh membuat santi ketagihan.
“Apa yang engkau bicarakan Nona? Aku bukan turis." Jawab pria tersebut dengan bahasa Indonesianya yang terdengar fasih.
Mulut Santi tiba-tiba menganga dan pupil matanya terlihat membesar tak percaya , "Ah... kamu bisa berbahasa Indonesia?"
Tanya Santi tak percaya, bahwa pria yang parasnya seperti para pemeran Twilight yang berada di hadapannya, dapat berbahasa Indonesia dengan sangat fasih. Membuat Santi syok dan malu Karna tadi ia bersikap memalukan.
“Sialan kenapa kamu tidak berbicara saat aku bertanya? Setidaknya jawablah, biar aku tidak memalukan di depanmu." Lanjut Santi dengan pipi yang sudah memerah karena menahan malu.
“Bagaimana aku menjawab? Sedangkan kamu tidak memberikan aku kesempatan untuk berbicara." Jawab pria tersebut.
Santi hanya terdiam seraya menunduk. Karna tak ingin wajah merahnya di lihat oleh pria yang ada di hadapannya.
“Kenalin namaku Bejo." Tiba-tiba pria tersebut mengulurkan tangannya ke arah Santi .
seketika Santi mengangkat wajahnya lalu terkekeh geli, ia bahkan mengabaikan uluran tangan pria tersebut.
“Serius itu namamu? Demi apa? Ya, Tuhan." Tanya Santi tak percaya. Santi masih terkekeh mengingat nama pemuda itu.
“Aneh? Namaku sebenar'nya Raka. Namun, teman-temanku sering memanggilku Bejo." jawab pria tersebut
“Apakah kamu sudah lama tinggal disini?" Santi mendekat lalu kemudian bertanya.
“Aku orang Pri Bumi asli ,dan sudah lama menetap disini.”
“Tapi, aku tidak pernah melihatmu? Oh iya, dan juga wajahmu sepertinya, bukan penduduk yang berasal dari sini." Tutur Santi merasa aneh.
“Aku tinggal tidak jauh dari sini, rumahku ada disana. Aku baru selesai jalan-jalan di daerah sini, melihat pohon yang rimbun , memaksa aku untuk beristirahat dan tidak sadar aku pun tertidur, dan kemudian kamu datang membangunkan ku." Jawab pria tersebut sembari memberi alasan kenapa ia sampai tertidur di bawah pohon, Agar Santi tidak banyak bertanya.
Santi mendengar dengan seksama penjelasan pria di hadapannya. Namun, dari penjelasan pria tersebut sepertinya ada yang aneh.
“Mmm.. Tapi , tempat yang kamu katakan tidak ada rumah. Di sana hanya ada bebatuan bekas erupsi dan juga hanya terdapat pepohonan. Apakah kamu sedang mengarang?" Tanya Santi menyelidiki
“Ada! Bahkan ada Kota yang Megah .Nanti kapan-kapan aku akan mengajakmu ke tempatku." Jawab pria tersebut yang di iringi dengan senyum candu dari bibir tipisnya.
“Oh.. iya, Aku Santi. Jadi aku harus memanggil kamu siapa? Bejo atau Raka?" Tanya Santi sambil mengulurkan tangannya.
“Panggil sesuka'mu yang membuat kamu nyaman saja.” Jawab pria tersebut sambil membalas uluran tangan Santi.
Santi pun tersentak saat tangan pria tersebut menyentuh tangan Santi, Rasanya dingin seperti es. Seperti tidak ada aliran darah yang mengalir ke telapak tangannya.
“Ah.. Ok, aku panggil kamu Raka saja ya. Biar kedengarannya keren." Jawab Santi sambil tersenyum, kemudian ia melepaskan uluran tangannya.
“Oh iya, Santi. Sepertinya sudah mau mahgrib. Aku harus pulang, Karna perjalananku masih panjang.”
Jawab Raka yang kemudian berdiri dari duduknya seraya mengambil ransel yang ia jadikan tumpuan untuk kepalanya saat tidur tadi .
“Baiklah! Aku juga harus pulang." Jawab Santi yang juga ikut berdiri.
“Terima kasih karna telah membangunkan ku," ucap Raka sambil tersenyum.
“Iya sama-sama."Jawab Santi sambil tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal Karna malu .
“Ok. Aku jalan ya, sampai ketemu nanti." Jawab Raka seraya berjalan membelakangi Santi.
Santi hanya mengangguk mengiyakan, dan membiarkan pria yang bernama Raka tersebut berlalu.
Santi hanya Melihat belakang punggung Raka yang semakin menjauh darinya. Santi memastikan kemana arah Raka akan pergi, hingga pria tersebut menghilang di antara belukar.
Saat Santi hendak berbalik badan, matanya menangkap sesuatu di tanah, di antara batang dan akar yang menyembul keluar. Ia melihat sesuatu yang tak jauh dari arah Santi berdiri. Santi lalu berjongkok kemudian memungut benda tersebut.
Ternyata, benda pipih yang berukuran telapak tangan dengan warna hitam berlist silver metalik tersebut. Adalah sebuah ponsel.
Buru-buru Santi berlari mengejar Raka, Santi berlari menuju ke tempat di mana Raka menghilang, kemudian berteriak memanggil-manggil nama Raka.
“ Raka! Raka! Ponselmu ketinggalan." Teriak Santi di rimbunnya pepohonan dan belukar. Santi terus berteriak memanggil-manggil nama pria tersebut, Namun usahanya sia-sia.
“Santi! Kamu dimana Nak? Udah mahgrib ayo balik." Suara tersebut adalah suara Ibunya Santi yang berteriak memanggil dirinya.
Mendengar suara Ibunya, Santi baru teringat bahwa ia harus segera pulang. Santi pun meniggalkan tempat dimana Raka menghilang.
Santi kemudian berjalan balik ke arah rumahnya, dan Santi baru sadar , ternyata ia sudah berjalan jauh dan keluar dari pembatas kebunnya.
Setelah Santi sampai di kebun , ia dapati Ibunya yang sedang mencari-carinya dengan kebingungan.
“Maaa ... Kenapa nyusul Santi ke kebun?” Tanya Santi saat bertemu dengan Ibunya yang sedang terlihat kebingungan .
Cepat-cepat ia menyembunyikan benda pipih tersebut ke dalam saku celananya.
“Kamu dari mana? Jangan buat orang panik." Jawab Ibu Santi ,saat melihat Anaknya yang menghampiri dirinya.
“E ..itu Ma, tadi lihat burung cakep benar, terus larinya ke arah situ . Makanya Santi ngejar. " Jawab Santi berbohong.
“Ayo pulang! Bentar lagi mau mahgrib ga baik kalau masih di luar. Dan lain kali , main jangan sampai keluar dari pembatas." Tegur ibunya Santi .
“Iya mama, maaf. lain kali ga lagi kok Ma. Ayo kita pulang Ma. Santi juga mau mandi udah gerah nih! badan udah pada lepek."Jawab Santi.
Santi dan Ibunya kemudian berjalan pulang ke arah rumah dengan beriringan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Selfi Azna
nyimak . .
2022-06-05
0
Zella Aska
nyimak dulu
2022-05-14
0