Setelah pergumulan panas di antara keduanya, Niko mengancing kemejanya, mengenakan pakaian seperti semula. Tersenyum miring saat melihat tubuh polos yang terkulai lemas di atas ranjang. "Kau sangat luar biasa, Honey." Puji Luci yang tersenyum puas.
"Tentu saja, kenakan pakaianmu!" titah Niko dingin.
"Tunggu sebentar lagi, karena ulahmu yang buas di ranjang membuat aku lemas," ungkap Luci yang masih membayangkan permainan dari kekasihnya.
"Ck, aku tidak akan mengatakan ini untuk kedua kalinya." Tegas Niko yang tidak menyukai bantahan.
"Ya baiklah." Sahut Luci yang memahami sikap pria itu.
Niko memutuskan untuk kembali bekerja. "Kabari aku jika terjadi masalah denganmu," ucapnya tersenyum.
"Itu pasti, hanya saja aku perlu uang untuk menunjang penampilanku." Luci meraba tubuh pria yang baru saja menggagahinya, membuat pria itu untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya yang glamor.
"Itu untukmu, sekarang kau pergilah. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan," Niko melemparkan kartu hitam di hadapan wanita itu, terbiasa memberikan uang setelah melakukan hubungan badan.
Luci tersenyum cerah, mendapatkan kartu hitam dengan sangat mudah. "Aku pergi dulu, panggil aku jika kau butuh kehangatan." Mencium Niko dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Semua wanita sama saja, dasar murahan!" lirih Niko menyeringai tipis.
Terdengar pintu yang diketuk dari luar, Niko berdecak kesal karena suara pintu mengganggu konsentrasinya saat bekerja. "Masuk!"
"Permisi Tuan, saya ingin menyampaikan sesuatu." Lapor Septian.
"Hem, katakan." Sahut Niko yang tanpa menoleh.
"Saya sudah mendapatkan informasi dari wanita itu," ujar Septian yang membuat Niko tertarik, menatap asistennya antusias.
"Bisa kau jelaskan?" ucap Niko yang tertarik.
"Wanita itu bernama Tari, wanita miskin yang bekerja di sebuah Cafe Floress."
"Cafe?"
"Iya, Tuan. Wanita itu bekerja di Cafe sudah setahun," ungkap Septian yang sangat bersemangat.
"Sepertinya aku tidak merasa asing mendengar nama Cafe itu," monolog Niko yang tampak berpikir.
"Apa anda lupa, Tuan. Cafe itu milik keluarga anda yang dikelola oleh nona Eve," ucap Septian yang mengingatkan atasannya, dia menggelengkan kepala melihat ekspresi Niko yang pelupa akan seluruh aset keluarga Hendrawan. "Dasar orang kaya, saking banyaknya aset properti membuatnya lupa." Batinnya.
"Ya sudah, kau boleh pergi!"
"Baik, Tuan."
Setelah kepergian sang asisten, Niko memijit pelipisnya untuk menghilangkan rasa pusing di kepala, memikirkan cara untuk menghancurkan wanita yang berani menamparnya. "Ini akan sedikit sulit, mengingat Eve yang memegang penuh kendali di Cafe itu." Gumamnya.
Niko kembali menyelesaikan pekerjaan kantor yang tertunda sedari tadi, segera menyelesaikannya dengan sangat cepat. Mengingat dia akan berkencan dengan kekasihnya yang bernama Nayra.
Setelah beberapa lama, Niko menyandarkan punggungnya di kursi kebanggaannya yang membesarkan namanya melalui kerja keras. Suara dering ponsel memecahkan lamunannya, dengan cepat dia melihat siapa yang menghubunginya. Tertera nama Niki di layar ponsel pipih itu.
"Ck, kau lagi. Ada apa?"
"Kau terlihat kesal, ada apa?"
"Aku baik-baik saja."
"Kita ini saudara kembar, jangan membodohiku dengan ucapanmu itu."
"Hah, kau selalu saja ingin mengetahui segalanya mengenaiku. Kapan kau kembali?"
"Aku berusaha secepatnya akan kembali, merindukan semua orang terutama Eve."
"Ya baiklah, lakukan pekerjaanmu dengan cepat. Eve membuatku sangat pusing!"
"Baiklah, aku tutup teleponnya."
Sambungan telepon terputus, Niko kembali menyandarkan punggungnya. "Aku harap Niki segera kembali ke indonesia, dan aku bisa memanfaatkannya!" pikirnya yang tersenyum cerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Mulaini
Semoga aja doa Eve terkabulkan Niko dapat cewek penampilan cupu kayak Eve hihihihi...
2022-03-11
4
penghalu amatir
wahy. niko jadi kaya gitu
2022-03-10
1
Ratna Jewel
gk suka niko suka bermain wanita.
2022-03-09
2