"Honey, kau jangan diam saja." Rengek Liana dengan manja, berharap sang kekasih membelanya.
"Heh, pria itu tidak akan membelamu." Cetus Dona yang tersenyum mengejek.
"Tentu saja dia membelaku, aku adalah kekasihnya, dan siapa dirimu? Hanya seekor kecoa." Balas Liana tak kalah ketusnya.
"Oho, apa kau ingin melihat kekuatan seekor kecoa."
"Ck, akhirnya kau mengaku juga." Sarkas Liana yang melipat kedua tangannya di depan dada.
"Akan aku buktikan, dasar perebut!" geram Dona yang mendekati rivalnya, menjambak rambut indah milik Liana dengan kuat.
Kedua wanita itu saling menjambak rambut dengan erat, membuat Niko semakin kalap. Memisahkan kedua wanita yang sedang bertengkar dengan melerai nya. "Hentikan semua ini!" pekiknya yang sudah tak tahan kebisingan dua wanita itu.
Kedua wanita itu menghentikan aksi heroik mereka, menatap raut wajah Niko serius. "Aku sudah memberikan segalanya untukmu, tapi kau merasa belum cukup dengan mencari wanita lain!" bentak Dona yang sangat kecewa.
"Honey, apa maksud dari perkataan wanita ini?" ucap Liana penasaran.
"Aku sangat yakin, jika kau mengerti dengan perkataanku," tukas Dona, melirik Niko dengan tajam seraya menamparnya lagi. "Dasar pria brengsek!" umpatnya dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Mereka menatap kepergian Dona yang menghilang di balik pintu, Liana menundukkan pandangannya berpikir mengenai ucapan wanita itu. "Kita baru saja resmi menjadi sepasang kekasih, tapi kau__" ucapnya tegas menunjuk wajah Niko, tak sanggup melanjutkan perkataan membuatnya berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Tapi, sebelum pergi Liana menginjak kaki kekasihnya dengan sangat keras.
"Sial, ini pasti ulah si kutu itu." Umpatnya, mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menghubungi si dalang dalam permasalahannya saat ini.
"Wah, tumben sekali kau menelepon ku."
"Ck, tidak perlu basa-basi."
"Kenapa kau berteriak? Apa yang terjadi?"
"Jangan berpura-pura, mengakulah dengan perbuatanmu!"
"Aku tidak menduga ini, kau menyalahkan aku atas perbuatanmu sendiri."
"Ck, jangan menipuku dengan tingkahmu yg lugu itu."
"Hah, ini sangat tidak seru. Baiklah, aku mengaku jika itu perbuatanku."
"Sialan, berani sekali kau mengerjaiku. Jika kau di sini pasti aku sudah mencekik lehermu!"
"Kau tidak akan bisa mengalahkan aku, jika kau menelepon untuk memakiku, sebaiknya kau simpan untuk satu bulan lagi karena aku akan kembali. Tentunya setelah menyelesaikan urusanku di sini!"
Sambungan telepon putus dalam sepihak, membuat Niko semakin geram dengan tingkah kembarannya yang sangat kurang ajar. "Sial, jika anak itu kembali? Aku akan memberinya pelajaran." Monolognya seraya pergi meninggalkan tempat itu.
Niko terpaksa mengemudikan mobil menuju kediaman Wijaya, mengingat adik sepupunya yang berusia 19 tahun sendirian. "Ck, paman dan bibi malah menyusahkan aku dengan menitipkan boneka Annabelle bersamaku." Gumamnya di sepanjang perjalanan, mengumpat saudara kembar sekaligus nasib sialnya.
Sesampainya di Mansion Wijaya, Niko turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam. Baru beberapa langkah, suasana hatinya kembali buruk. Berlari dengan cepat, saat melihat Eve memakai bantal kesayangannya.
"Apa yang kau lakukan?" bentak Niko sambil merebut bantal penopang kepala gadis malang itu, memeriksa bantal yang penuh dengan beberapa gumpalan air liur sang adik sepupu.
"Aku tadi menunggu Kakak pulang dan melihat bantal itu di sofa, sangat empuk dan juga nyaman," sahut Eve yang mengacungkan jempolnya tanpa rasa bersalah, tak lupa dengan cengiran kuda.
"Astaga…bantalku penuh dengan pulau air. Sangat menjijikkan!" gumamnya yang sangat kesal, sementara Eve kembali melanjutkan mimpi indahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Arsyad Al Ghifari 🥰
Niko Niki anaknya El apa Al .ya thor lupa dah lama😅😅
2022-05-27
3
Anggita Unie Rahayu
waktu kecil usil luarrr biasa...sudah dewasa malah usil ma cewe2 ga jelas 😤😤😤
2022-03-22
0
Siti Nurjanah
Niko pengganti Kenzie
2022-03-19
2