Sesampainya di kantor, Niko masuk ke ruangannya tanpa menghiraukan sapaan dari para karyawan, terutama sang asisten yang hanya berdiri di samping atasannya. "Katakan jadwal hari ini," ucap Niko tanpa menoleh. Tidak ada sahutan membuatnya semakin kesal, menggebrak meja dengan keras.
"Dasar monyet tudung saji!" latah asistennya bernama Septian.
"Berani sekali kau mengataiku monyet tudung saji!" ucap Niko yang melirik asisten bodohnya.
"Maaf, Tuan. Saya terkejut!" sahut Septian yang nyengir kuda.
"Itu salahmu sendiri karena tak menjawab dengan cepat," tukas Niko dengan santai.
"Aku mengira jika Tuan berbicara sendiri," ceplos Septian yang dengan cepat menutup mulutnya, melirik sang atasannya yang tersinggung.
"Asep sialan, apa gajimu ingin aku potong, hah?" bentak Niko yang menatap asistennya dengan tajam.
"Ralat Tuan, namaku Septian bukan Asep." Imbuh Septian yang sangat kesal dengan Niko, selalu memanggil nama sesuka hati.
"Ck, terserah padaku saja. Apa kau tidak tahu, kalau__"
"Anda bosnya," sambung Septian yang memahami kalimat itu.
"Bagus, akhirnya kau mengerti posisimu. Cari identitas dari wanita itu!" perintah Niko yang sangat penasaran mengenai data wanita yang hampir ditabrak.
"Wanita yang mana, Tuan?" tanya Septian yang menggaruk pelipisnya, jujur saja dia tidak tahu teman kencan dari atasannya. Karena terlalu banyak wanita di sekeliling Niko, membuatnya tidak tahu apa yang dimaksud.
"Wanita yang hampir aku tabrak di jalan saat menuju kantor," Niko mendelik kesal memikirkan sang asistennya lambat dalam berpikir.
"Laksanakan, Tuan." Septian sangat bersemangat untuk keluar dari ruangan neraka itu, tapi semangatnya luntur saat mendengar jentikan jari dari atasannya. Dia menoleh seraya tersenyum paksa. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"
"Hem, Apakah Luci sudah datang ke sini?"
Septian memalingkan wajahnya, mengingat siapa wanita yang dimaksud oleh tuannya. "Luci? Hah, aku lupa yang mana orangnya." Batinnya.
Karena memahami keraguan dari asisten bodohnya, Niko mengeluarkan ponsel khusus Luci. "Apakah wanita yang ada di foto sudah datang ke sini?"
"Dia menunggu Tuan beberapa menit, kemudian beranjak pergi."
"Apa Luci menitipkan pesan?"
"Yah, karena sebentar lagi dia akan kembali."
"Hem, kau boleh pergi."
"Baik, Tuan." Septian melangkahkan kakinya dengan terburu-buru, sebelum tuannya berubah pikiran dan kembali menyulitkannya. "Huff…akhirnya aku bebas dari ruang neraka itu." Gumamnya seraya melanjutkan pekerjaan.
Niko kembali dengan raut wajah serius, menjalankan perusahaan keluarganya. Pintu terbuka mengalihkan seluruh perhatiannya, terlihat seorang wanita seksi dengan pakaian kurang bahan, depan belakang menonjolkan lekuk tubuh molek membuat Niko tersenyum jenaka.
"Baby, aku sudah mencarimu dari tadi. Kenapa kau terlambat?" ucap wanita seksi yang bernama Luci dengan suara khas manja. Menghampiri sang kekasih, memeluk dan tak lupa ciuman romantis keduanya.
"Maafkan aku, ada masalah saat aku menuju ke sini."
"Tidak masalah, aku sangat merindukanmu, Baby!"
"Aku juga, Baby. Apalagi aku sangat merindukan permainan ranjangmu yang hot itu," goda Niko dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Jadi kau menginginkan aku?"
"Tentu saja, kenapa tidak?" sahut Niko yang bersemangat.
"Aku juga sangat merindukanmu, tapi dimana kita akan melakukannya?" Luci menatap sekeliling, mencari tempat yang nyaman untuk memuaskan hasrat keduanya.
"Apa kau lihat pintu itu?" tunjuk Niko.
"Yah, aku melihatnya."
"Disana tempat aku beristirahat setelah lembur bekerja."
Luci tersenyum dan merangkul kekasihnya, mencium bibir pria itu sembari masuk ke dalam ruangan yang dimaksud Niko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
kok niko kelakuannya kayak gitu kak. apa mama ana dan papy El tau kalau anaknya kaya gitu kelakuannya? 🤦🤦🤦
2022-03-19
4
Mulaini
Niko, Niko gak diluar atau di kantor pun jadi hadew...
2022-03-11
4
Ratna Jewel
knp niko suka bermain ranjang??
2022-03-09
3