Tamparan

Di ruang tamu suasana sangat hening sejak Anna duduk bergabung dengan kakak iparnya dan ibu mertua nya.

Si kakak ipar yang bernama Akbar memecah keheningan dengan deheman nya.

"Ehmm."(Akbar)

Lalu mereka semua menatap Akbar yang baru saja berdehem.

"K..kenapa pada menatap ku?"tanya Akbar terheran-heran.

"Ahh..baiklah jika tidak ada yang ingin berbicara.dari mana saja semalam kau Anna?"tanya Akbar pada Anna.

"Aku bertemu teman ku,lalu dia mabuk berat dan kami menginap."jelas Anna enteng.

"Alasan palingan juga teman nya laki-laki."cibir Luna pelan namun masih bisa di dengar semua.

Anna hanya menghela nafas.

Semua terdiam.Anna membuka suara nya.

"Begini saja,aku tau jika aku masih tetap di sini akan lebih banyak tudingan untuk mengeluarkan ku dari rumah ini.maka aku putuskan akan pergi dari rumah ini."ucap Anna.

Mereka semua terkejut,tapi lain dengan luan yang senang mendengar ucapan Anna.

"Kenapa?"tanya Akbar.

"Aku hanya tidak pantas saja berada di sini kak.lagi pula aku ada di sini karna aku sangat mencintai arka.dia sudah tidak di sini lantas apa hak ku di sini."jelas Anna.

"Bagus lah sadar diri."cibir Luna.

"Luna!"bentak Akbar melihat istrinya yang selalu mencibir Anna.

"Ada apa sih?"Luna memanyunkan bibirnya.

"Kau tidak ada hak untuk berbicara apalagi mencibir nya?!dasar tidak sopan!"bentak Akbar lagi.

"Kau.."Luna jengkel lalu meninggalkan mereka naik ke kamar lantai atas.

"Bu.. ibu marah padaku?"tanya Anna pada mertua nya.

"Tidak.Ibu hanya khawatir karena Anna tidak memberi kabar."jawab Ria ibu mertua Anna.

"Maaf bu.Batrai ponsel ku kehabisan daya." Ujar Anna.

"Aku juga tidak berbuat yang aneh aneh kok di luar sana." sambung nya lagi.

"Tidak apa nak.Ibu hanya malas bicara jika ada Luna.Kalian tau kan sifat nya.Ibu percaya pada mu Anna."jawab Ria menenangkan hati Anna.

"Dan kau tidak perlu keluar dari rumah ini Anna.Bagaimana pun rumah ini setelah ibu tiada adalah hak mu dari arka."sambung Akbar.

Luna menguping pembicaraan mereka lalu timbul rasa iri di hati nya terhadap Anna.

"Tidak perlu kak.Aku masih bisa bekerja.Aku tidak mengharapkan apa-apa dari keluarga arka kak aku ikhlas mencintai nya."ucap Anna.

Ria sungguh terharu menantu nya yang ini sangat bertolak belakang dengan Luna si penggila harta.

"Kau yakin Anna?ini adalah amanah dari arka."titah Ria lagi.

"Tidak bu.Ibu kan masih punya anak juga,kak Akbar.jadi dia juga berhak atas semua nya."jawab Anna.

"Kalau begitu kau tetap di sini saja ya nak."pinta Ria.

"Tidak bu.aku akan tetap keluar.aku ingin mencari kehidupan baru.lagi pula ada kak Luna yang bisa menjaga ibu."sahut Anna.

"Ya sudah nak terserah seperti apa mau mu.Kau akan pindah ke rumah ibu mu?"tanya Ria.

"Tidak bu.mungkin aku akan mengontrak saja."jelas Anna.

Ria dan Akbar saling pandang.

'Anna benar-benar wanita yang tidak mau merepotkan orang.Dia wanita hebat.'batin Akbar dalam hati.

Ria mengeluarkan blackcard milik arka.

"Ini bawa untuk mu."Ria memberikan blackcard itu.

"Ya ampun ibu memberikan blackcard pada Anna."gumam Luna kaget.mengintip dari lantai atas.

"Tidak perlu juga bu.aku masih memiliki uang pegangan."tolak Anna.

Padahal uang Anna hanya tinggal Rp.700.000.tapi ia tidak suka merepotkan orang lain.

"Terima lah satu pembeRian ibu untuk mu nak.Kenapa selalu menolak nya?"lirih Ria menatap Anna sendu.

"Ya ampun ibu.Bukan nya ibu sudah memberikan hal berharga ibu kepada ku.Ibu telah melahirkan arka untuk ku bukan."Anna tersenyum sangat manis.meluluhkan hati mertua nya dan kakak ipar.

"Anna...kau sungguh baik."ucap Ria.

"Sudah lah bu.jangan terlalu memuji ku, bisa-bisa telinga ku akan terbang jadi nya."Anna menggoda Ria dengan candaan nya.

Mereka bertiga tertawa kecil dan di saksikan oleh Luna di lantai atas sana.

"Awas saja kau Anna.Sudah berani merebut posisi ku.lihat saja apa kau masih bisa tersenyum manis seperti ini."Luna tersenyum sinis.

"Kalau begitu Anna pamit mau bereskan barang-barang Anna ya bu."pamit Anna.

"Secepatnya ini kah pindah nya?"tanya Ria.

"Aku juga harus mencari pekerjaan bu."alasan Anna.

saja karna dia tidak ingin melihat Luna manusia iblis itu yang akan merusak mood nya saja.

"Hmm.... bagaimana pun cara ibu membuat mu tetap di sini,kau pasti akan tetap pergi."lirih Ria.

"Tenang saja bu.Anna akan tetap berkunjung ke sini.Anna tidak akan melupakan ibu."ucap Anna tersenyum.

"Hmm.."Ria hanya berdehem.

"Kalau begitu Anna pamit ke atas dulu ya bu."pamit Anna.

"Iya."sahut ibu.

Sesampainya Anna di atas terlihat Luna duduk di tepi ranjang nya.Anna menghela nafas.

'drama apalagi yang akan di buat iblis ini.'batin Anna.

Anna tidak menghiraukan Luna.ia menganggap seperti hanya dia saja yang ada di kamar itu.

Anna mengeluarkan baju nya sambil bernyanyi kecil.

Luna yang melihat itu merasa kesal.

"Baru di beri kartu itu saja sudah senang ya hati nya.Dasar ya orang miskin penjilat."sindir Luna.

Tapi Anna tetap saja bersenandung kecil tanpa menghiraukan Luna.

"Hey kau!"bentak Luna pada Anna.

Anna membalikkan badan nya.

"Hiii...kamar ini kenapa begitu horor yah..ada suara-suara aneh..aku sangat merinding.."Anna berakting seolah baru mendengar suara hantu sambil mengusap-usap tengkuk nya.

Plakk!!

Satu tamparan mendarat di pipi Anna.

Anna meringis sambil memegang pipi.

"Rasakan!"maki Luna.

"Kau kalah makanya main fisik bukan?"ledek Anna.

"Lihat saja ini".ucap Anna lagi.

"Aww...sakit kak .."Anna menjerit kuat.ia sedang berakting.

"Tunggu saja lah.."gumam Anna.

Terdengar suara langkah kaki menuju kamar Anna yang tak lain adalah Akbar dak Ria.

"Ada apa ini?"tanya Akbar.

Anna memulai aktingnya.

Jejak tamparan Luna masih terlihat di pipi Anna.

"Kak Luna menampar ku karena aku di beri blackcard oleh ibu.Padahal aku tidak menerima nya."lirih Anna.

"Keterlaluan kamu Luna!"Ria melayang kan tangan nya hendak menampar luan,tapi terhenti oleh Anna.

"Ibu!"Anna menahan tangan Ria.

"Kenapa?wanita ini sangat tidak sopan!"bentak Ria menatap sinis kepada Luna.

"Sudah lah ibu.aku tidak ingin memperpanjang masalah".pinta Anna.

"Tapi Anna,dia sudah kelewatan."tukas Ria.

Luna tertunduk takut.

"Sudah lah bu.tidak usah ribut.tidak enak pada pelayan di sini."rayu Anna.

"Bu.aku akan bawa Luna pulang."pamit Akbar.

"Iya.dan tolong ajarkan sopan santun kepada istri mu itu."Ria sungguh marah.

"Iya bu."Akbar menarik tangan Luna pergi meninggalkan mereka.Akbar akan membawa pulang Luna ke rumah mereka.

"Kau tidak apa-apa nak?"tanya Ria sembari mengusap pipi Anna.

"Tidak bu.sakit nya sudah hilang."jawab Anna.

"Baguslah nak.kalau dia kembali mengusik mu,kau jangan segan-segan bicara pada ibu.ibu akan buat perhitungan pada nya."Ria mengelus-elus pundak Anna.

"Terimakasih bu."Anna memeluk Ria.Ria pun membalas nya.

'kau mencoba melawan ku ya?untung saja aku cerdik memberi mu rasa sakit tanpa harus mengotori tangan ku'batin Anna merasa senang.

Anna memang tidak mudah di tindas.tapi dia akan berlaku jahat ketika orang itu berbuat jahat pada nya.

____

Di dalam mobil, Akbar membawa mobil nya dengan kecepatan tinggi.membuat Luna takut.

"Bisakah kau pelan?"pinta Luna dengan nada sedikit tinggi.

Akbar mengurangi sedikit kecepatan mobil nya lalu menginjak rem dan menepi.Mobil itu berhenti di pinggir jalan di bawah pepohonan.

"Bisakah kau bersikap baik?!kenapa di hati mu hanya rasa iri?!apa yang ku berikan pada mu selama ini kurang?!"bentak Akbar marah besar.

"K..kau membentak ku?"lirih Luna tak percaya akan sikap suami nya ini.

"Kenapa?!kau sudah mempermalukan ku di depan ibu ku dan adik ipar ku!kau membuat ku malu dengan kelakuan mu!"bentak Akbar lagi.

"Kau membela wanita rubah itu?!apa kau menyukai nya?"lirih Anna dengan tatapan tajam ke suami nya.

Plakk!!

Satu tamparan mendarat ke pipi Luna.

"Sungguh kau memalukan! bisa-bisa kau menuduh ku.Apa kau tidak melihat perbedaan mu dengan nya?bahkan dia tidak mata duitan seperti mu!kau bahkan iri dia di beri blackcard arka."bentak Akbar.dan Luna hanya tertunduk sambil air mata nya mengalir di pipinya.

" Tidak bisakah kau bersikap tenang?!"bentak Akbar.

"Kau ingin melindungi nya".tanya Luna dengan wajah sembab nya.

"Kenapa?!"tegas Akbar.

"Sangat tega kau!bahkan kau tidak memperdulikan perasaan istri mu."ucap Luna yang sembari melepaskan sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil.

"Aku akan pulang sendiri."ucap Luna lagi lalu menutup pintu mobil.

Bukk!

Pintu tertutup.

Akbarr menghela nafas.kelakuan istri nya kali ini sungguh keterlaluan.ia bahkan malu pada ibu nya sendiri akan sikap istri nya.

Episodes
1 Jeruk
2 BAR
3 Kamar
4 Tamparan
5 Sewa kamar
6 BATHTUB
7 membuat kesalahan
8 Mati lampu
9 Berubah 360°
10 kepanasan
11 Di jebak
12 Garis dua
13 amnesia
14 Memang pantas
15 pengumuman
16 Mimpi
17 mengingat
18 Berbaikan
19 Kedatangan megi
20 Pingsan
21 pengumuman
22 Menggoda
23 Hujan
24 Bunuh Diri
25 Rindu
26 Calon Ny.Louman
27 Di culik
28 Koma
29 Kabur
30 Merindukan mu
31 Bahagia di sana
32 Undangan
33 Dua pulau terlampaui
34 Pesta pertunangan
35 Pucat
36 Kecelakaan pesawat 1
37 Kecelakaan pesawat 2
38 Ayah?
39 Kemarahan kakek
40 Di campakkan
41 Operasi 1
42 Nomor asing
43 Kasta rendahan
44 Perpisahan
45 Burger
46 Bintang
47 Bertemu lagi
48 Mabuk
49 Selamat
50 Taman
51 Taman 2
52 Keresahan Megi
53 Penyesalan Bi Jeny
54 Seperti anak kecil
55 Bertemu Hansen
56 Restu
57 Tamu tak di undang
58 Beruang kurang hibernasi
59 Kamar mandi
60 Masuk perangkap
61 Tragedi mengenaskan
62 Pelaku
63 Persidangan
64 Kunjungan
65 Kabur
66 Penampungan
67 selesai
68 Bertemu Tuan Penolong
69 Apartemen baru
70 Arsyanendra
71 Pelukan
72 Aurora
73 Keracunan
74 Toilet
75 Bisikan
76 Penyamaran
77 Foto
78 Hts
79 Memori card
80 Map coklat
81 Perdebatan
82 Menemukan brankas
83 Berbohong ke toilet.
84 Suara aneh
85 Luka
86 lapar
87 Tidur bersama
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Jeruk
2
BAR
3
Kamar
4
Tamparan
5
Sewa kamar
6
BATHTUB
7
membuat kesalahan
8
Mati lampu
9
Berubah 360°
10
kepanasan
11
Di jebak
12
Garis dua
13
amnesia
14
Memang pantas
15
pengumuman
16
Mimpi
17
mengingat
18
Berbaikan
19
Kedatangan megi
20
Pingsan
21
pengumuman
22
Menggoda
23
Hujan
24
Bunuh Diri
25
Rindu
26
Calon Ny.Louman
27
Di culik
28
Koma
29
Kabur
30
Merindukan mu
31
Bahagia di sana
32
Undangan
33
Dua pulau terlampaui
34
Pesta pertunangan
35
Pucat
36
Kecelakaan pesawat 1
37
Kecelakaan pesawat 2
38
Ayah?
39
Kemarahan kakek
40
Di campakkan
41
Operasi 1
42
Nomor asing
43
Kasta rendahan
44
Perpisahan
45
Burger
46
Bintang
47
Bertemu lagi
48
Mabuk
49
Selamat
50
Taman
51
Taman 2
52
Keresahan Megi
53
Penyesalan Bi Jeny
54
Seperti anak kecil
55
Bertemu Hansen
56
Restu
57
Tamu tak di undang
58
Beruang kurang hibernasi
59
Kamar mandi
60
Masuk perangkap
61
Tragedi mengenaskan
62
Pelaku
63
Persidangan
64
Kunjungan
65
Kabur
66
Penampungan
67
selesai
68
Bertemu Tuan Penolong
69
Apartemen baru
70
Arsyanendra
71
Pelukan
72
Aurora
73
Keracunan
74
Toilet
75
Bisikan
76
Penyamaran
77
Foto
78
Hts
79
Memori card
80
Map coklat
81
Perdebatan
82
Menemukan brankas
83
Berbohong ke toilet.
84
Suara aneh
85
Luka
86
lapar
87
Tidur bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!