Bos Parlin

“Tumben sekali Bos Parlin mampir kemari, biasanya ngopi di setarbak sana!” sapa Oppung Sirait dengan senyum lebar, sehingga pengunjung kedainya tertawa terkekeh-kekeh.

Parlin hanya tersenyum mendengar candaan Oppung Sirait dan ia langsung berjalan ke dalam kedai, kemudian berkata, “Bikin dulu kopi hitam segelas. Jangan banyak-banyak kali gulanya, ya ‘Pung!” Dia menaruh IPhone 13 Pro miliknya di meja panjang kedai tersebut, sehingga timbul rasa cemburu dari para pengangguran yang ada di sana dan mereka berandai-andai sekaya Parlin.

“Kau ada kerjaan nggak, Zul?” Tatapan Parlin beralih pada Zulkarnain yang sedang asyik menatap layar smartphone miliknya.

“Tak ada bang Parlin, emangnya ada apa?” Zul langsung menatapnya, dia curiga Parlin menyinggung masalah hutangnya yang belum dibayar. Padahal ia telah memilih diam saja sejak kedatangan Parlin—agar keberadaan tidak diperhatikan Parlin, tetapi mode hening yang dia gunakan tidak berhasil.

“Kayu di gunung sudah menumpuk, aku kekurangan anggota. Kau mau ikut nggak?” Parlin menawarkan pekerjaan mengangkat balok kayu pada Zulkarnain. “Daripada nongkrong tak jelas di sini, malah menumpuk hutang saja kau!” sindirnya, sehingga Zul mengerutkan keningnya.

“Emangnya berapa satu balok?” tanya Zul tertarik dengan tawarannya, lagi pula ia tidak memiliki uang sama sekali.

“25.000 satu balok, kalau kau angkat dua lumayanlah itu dapat 50.000,” sahut Parlin sembari menyeduh Kopinya yang masih panas.

“Jauh tidak, ke atas sana?” Zul merasa upahnya terlalu rendah.

“Berangkat sekarang, Sore sudah sampai lagi ke lereng gunung!” sahut Parlin. “Bagaimana? Jalannya bagus, kok. Kalau kau setuju kita akan berangkat sekarang!”

Zul merasa lumayan juga dapat 50.000 nanti, walaupun sebenarnya ia tidak pernah kerja berat seperti ini sebelumnya. Namun, emaknya tidak mau lagi memberikan uang jajan padanya, sehingga ia tak bisa lagi mengisi kuota data Smartphone-nya dan selalu berhutang atas nama ayahnya di Kedai ini.

“Kau tak ikut, Pottas?” Zul bertanya pada sahabatnya itu, tetapi Pottas menggelengkan kepala. Dia sudah kapok ikut mengangkat balok kayu dari gunung—karena pernah ditangkap patroli Polisi, untung saja dibebaskan oleh Parlin dengan uang tebusan.

Bisnis kayu Parlin tersebut sebenarnya adalah ilegal logging. Namun, dia sangat lihai membangun relasi dengan pihak keamanan dan beberapa pejabat berwenang—sehingga bisnisnya tetap eksis hingga sekarang, walaupun terkadang ada kendala. Namun, masih bisa ia atasi dan tidak merusak bisnisnya.

Parlin segera menghabiskan kopinya dan segera pergi bersama Zul ke gunung yang berjarak beberapa kilometer dari Kampung Tonga.

Di lereng gunung, telah berkumpul beberapa pekerja yang akan naik gunung untuk mengangkut balok kayu milik Parlin tersebut.

“Kau ikut mereka, nanti minta mereka mengajarimu bagaimana cara mengangkut kayu yang mudah—agar kau tidak ketinggalan di belakang. Takutnya sore nanti hujan dan jalan setapak yang kalian lalui menjadi licin!” seru Parlin saat mereka turun dari mobilnya di gudang kayu miliknya yang berada persis di kaki gunung—yang akan di daki oleh Zul dan pekerja lainnya.

Zul menganggukkan kepala dan mengambil tali tambang di kabin mobil Parlin, dia kemudian mengikuti para pekerja yang segera mendaki gunung. Perasaannya menjadi gugup, karena tidak yakin apakah sanggup memikul balok kayu nanti.

...A Few Moments Later...

“Ikutan mikul balok kayu, dek?” sapa Pria paruh baya pada Zul yang sedang ngos-ngosan mendaki gunung, padahal mereka baru setengah perjalanan menuju tempat balok kayu yang akan mereka angkut.

“Hah? Dah jelas saya bawa tali tambang, mau ngapain lagi?” Zul sangat kesal mendengar pertanyaannya.

Pria paruh baya itu terkejut mendengar jawaban Zul dan berkata, “Aku sangka kau itu mandor ha-ha-ha!“ Dia tertawa masam. “Kalau lelah istirahat saja, nanti kami tunggu di atas!” katanya lagi.

Zul hanya mengerutkan keningnya, bagaimana mungkin dia istirahat sendirian di sini—yang ada ia akan dibawa oleh hantu-hantu hutan belantara. Memikirkannya saja, dia langsung merinding dan mempercepat langkahnya.

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

Lanjutkan prolog nya

2022-07-30

0

Ninik Dwi Rahmawati

Ninik Dwi Rahmawati

lanjut

2022-06-24

0

VLav

VLav

hehe, aq salfok dgn ipon 13 pro max nya bang 😁

2022-06-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!