Clay terdiam sejenak karena dengan pengalaman di kehidupan sebelumnya, tentu saja ia tidak mudah percaya dengan orang yang baru saja ia jumpai.
Clay pun berfikir apakah pria yang ada di hadapannya itu dapat dipercaya atau tidak. "Apa yang harus aku lakukan? Apa orang ini dapat dipercaya? Tapi kalau aku menolak ajakan paman ini, aku juga gak tega kalau Isabel tidur diluar dan harus kedinginan..."
Setelah beberapa detik berfikir, kini Clay pun mencoba memberanikan dirinya untuk mengambil sebuah keputusan. "Oke baiklah! Aku akan menerima permintaan orang ini dan kalau ternyata orang ini adalah orang jahat, akanku lawan meski nyawaku jadi taruhannya... Lagipula aku masih memiliki banyak Point Atribut yang tidak terpakai hehehe."
"Baiklah paman... Apa yang harus aku lakukan untuk membayar apa yang telah kau janjikan?" Ucap Clay dengan penuh percaya diri.
"Santai saja, nak... Aku bukan orang jahat! Tapi tugas ini bukan untuk gadis kecil ini, melainkan untukmu." Jawab pria paruh baya itu dengan ramah dan lembut.
"Aku sangat berterima kasih kalau paman tidak melibatkan adikku... Tapi tugas apa yang harus aku kerjakan?"
"Hanya membersihkan dan memindahkan barang-barang ringan saja... Mungkin sedikit melelahkan, tapi kamu tidak boleh menolaknya karena kamu harus memikirkan adikmu agar tidak tidur kedinginan." Ucap pria itu sambil menepuk pundak Clay.
Tanpa menunggu jeda waktu, Clay langsung menjawab. "Baiklah... Aku siap melakukan apapun asal bukan dalam hal kejahatan."
"Hahaha kau anak yang menarik... Kemarilah, aku akan mentraktir kalian makan... Di dalam penginapan ada sebuah kantin."
"Terima kasih, paman."
Akhirnya mereka bertiga pun menuju ke sebuah penginapan sederhana di dalam desa kecil itu dan lokasinya tidak jauh dari tempat mereka mengobrol.
Di kantin, di dalam penginapan sederhana.
"Terima kasih, paman. Perut Isabel sangat lapar." Ucap Isabel sambil memasang raut wajah yang tidak sabar melahap sepiring makanan yang ada dihadapannya.
"Jadi namamu Isabel ya, namaku Zen... sama-sama, Isabel. Makanlah dengan perlahan, tidak ada yang merebutnya." Jawab Zen dengan senyuman ramah diwajahnya.
Tepat setelah Zen menjawab, Clay pun sontak langsung terkejut karena lupa belum memperkenalkan diri. "Maafkan aku paman, aku lupa memperkenalkan diri... Namaku Clay. Clay Valonia dari kota Fort."
"Kau berasal dari kota Fort yang berada di ujung wilayah kerajaan ini? Dan kau berasal dari keluarga Valonia? Sungguh!?" Seketika raut wajahnya yang ramah itu mendadak berubah jadi terkejut.
"I-iya... Memangnya kenapa?"
"Tunggu tunggu!!" Ucap Zen dengan raut wajah panik.
Setelah meminta Clay untuk menunggu, kini Zen berteriak sambil menoleh kearah luar ruangan kantin. "Drag... Kemarilah! Cepat!!"
Tak lama setelah Zen berteriak, datanglah sosok pria lain yang menghampirinya.
"Ada apa, bos?" Tanya sosok pria yang baru saja menghampirinya itu dengan sopan.
Melihat dari tingkah sopannya, sosok pria yang bernama Drag itu tampak seperti bawahan Zen.
"Kirimkan seseorang untuk mencari informasi tentang kota Fort sekarang juga! Aku butuh informasi itu secepat mungkin!"
"Baik, bos."
Setelah memberi perintah kepada bawahannya, Zen pun meminta Clay untuk melanjutkan makanannya dan kemudian ia pergi meninggalkan mereka berdua.
"Habiskan makanan itu dan tunggu aku disini... Aku akan segera kembali."
"Hm, baiklah." Jawab Clay dengan raut wajah kebingungan.
Clay bingung dengan suasana yang terjadi saat ini. "Ada apa ini? Kenapa paman Zen terlihat panik dan kebingungan..."
Clay pun akhirnya tetap memakan makanan yang ada dihadapannya, dengan perasaan kebingungan.
*
*
Disisi lain, di dalam kamar penginapan Zen yang ia sewa.
Tampak terlihat kini Zen seperti mencari sesuatu dan ia pun tidak menemukan yang ia cari.
"Sial... Berkas-berkas itu tidak ku bawa!"
Setelah mengetahui bahwa berkas yang ia cari tidak ada disana, Zen pun menulis sebuah surat lalu mengirimnya melalui merpati pos yang pada umumnya digunakan seseorang untuk mengirim surat jarak jauh.
Beberapa saat kemudian, kini Zen kembali ke kantin dan saat ini ia bersama Clay dan Isabel.
Karena tidak ingin dianggap lancang, Clay pun tidak bertanya apapun tentang penyebab paniknya Zen tersebut.
Suasana pun menjadi canggung dan kini Clay mencoba memulai pembicaraan lain.
"Paman Zen, apa yang harus aku lakukan selanjutnya?"
Zen berusaha untuk tetap tenang dan mengontrol emosinya. "Tidak ada... Untuk malam ini kalian boleh istirahat dan besok pagi kamu membantu kami untuk memindahkan beberapa barang ke dalam kereta."
Clay semakin curiga dengan kenikmatan yang diberikan oleh Zen, karena menurut pengalaman Clay, sang pelaku tindak kejahatan akan memberikan rasa senang terlebih dulu kepada sang korban dan kemudian pelaku akan melakukan aksinya ketika si korban lengah.
Dengan sangat hati-hati, Clay pun menjawab. "Hm, oke baiklah... Tapi malam ini aku akan tidur bersama adikku."
"Tentu saja... Aku hanya memesan satu kamar untuk kalian." Jawab Zen dengan cepat.
"Terima kasih atas kebaikanmu, paman. Kami akan pergi ke kamar sekarang juga." Ucap Clay sambil berusaha beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan Isabel.
"Baiklah..." Jawab singkat Zen dan kemudian ia meminta kepada pegawai penginapan untuk mengantarkan Clay dan Isabel. "Pelayan... Tolong antarkan kedua anak ini ke kamarnya."
Tak lama kemudian, seseorang pun datang menghampirinya dan mengantarkan mereka berdua.
"Selamat malam paman hehehe..." Ucap Isabel dengan raut wajahnya yang polos dan lucu.
"Selamat malam, Isabel." Jawab Zen dengan senyuman ramah di wajahnya.
Akhirnya kini mereka berdua pun berada di dalam kamar penginapan yang tampak begitu sederhana.
Meskipun terlihat sederhana, tetapi kamar tersebut cukup luas.
Di dalam kamar, saat ini Clay tampak seperti orang yang gelisah.
"Apa yang harus aku lakukan? Orang yang bernama Zen itu sangat mencurigakan..."
Clay terus berusaha berfikir dengan jernih agar ia tidak salah dalam melangkah.
Hingga akhirnya ia pun teringat dengan Point Atribut yang dimilikinya. "Untuk berjaga-jaga, aku akan memperkuat tubuhku... Sistem, buka status."
[Menampilkan Status :
Nama : Clay Valonia
Level : 9 (Exp. 75/90)
Atribut : (Point Atribut : 50)
Str. 2 Deff. 2 Agy. 1 Hp. 3 Mp. 1 Sta. 2
Iventory : (Klik untuk melihat)
Uang : 0
Keterangan : Craftsman D-Rank .]
"Syukurlah aku memiliki Point Atribut yang cukup banyak... Mungkin dengan jumlah segini masih belum cukup untuk menghadapi mereka, tapi setidaknya aku bisa memberikan perlawanan dan melindungi Isabel..." Ucap Clay dalam batinnya dan beberapa detik kemudian ia kembali melanjutkan ucapannya."Sistem, aku ingin menambahkan 9 Str, 9 Deff, 8 Agy, 8 Hp, 8 Mp, 8 Sta."
[Berhasil menambahkan Atribut.]
[Saat ini anda memiliki Str. 11, Deff 11, 9 Agy, 11 Hp, 9 Mp, 10 Sta.]
Seketika kini Clay merasakan perubahan pada tubuh.
Mulai dari lelah menjadi segar, lemah menjadi bertenaga dan sesuatu yang nyaman sedang mengalir masuk ke dalam tubuhnya.
"Apa ini cukup untuk melawan mereka? Meskipun mereka tampak seperti orang biasa, tapi aku pasti kalah jumlah..." Fikir Clay dalam benaknya dan ia pun masih sangat gelisah karena menurutnya kini mereka sedang berada di kandang macan.
Melihat kegelisahan Clay, membuat Isabel bertanya. "Kakak... Kenapa kamu terlihat gelisah? Apa kamu sedang sakit?"
Clay pun terkejut karena Isabel tiba-tiba bertanya kepadanya. "Ah, tidak... Tidak ada apa-apa... Cepat tidur dan beristirahat... Aku pasti akan menjagamu."
"Hm, baiklah... Tapi kakak juga tidur."
"Ya, sebentar lagi."
Isabel pun akhirnya tertidur pulas dan sedangkan dengan Clay, ia masih saja berfikir negatif tentang hal-hal yang terjadi selanjutnya dan terjaga sepanjang malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
kira" ada apa ya ko Zen denger valonia langsung buru" pergi....
2022-05-10
0
👣🅿️uT⏤͟͟͞R4⃣⚡
masih bertanya tanya sama paman Zen, apakah baik atau jahat ya🤔🤔🤔
2022-05-10
0
APRILIA
sampai disini masih banyak istilah yg belom saya mengerti..mungkin karena bukan penggemar game.
Paman Zen cukup mencurigakan 🤔
2022-05-09
0