Dea dan Anggi berjalan berdua tiba-tiba, ada yang memanggil dan menghampiri Meraka. Tak lain tak bukan yang mereka ribut kan tadi, Bial. "Anggi itu Bial, dia nyapa kita atau siapa?" sambil Dea melihat ke arah lain barangkali ada orang lain yang Bial sapa.
" Nyapa kita Dea, kan nggak ada siapa-siapa lagi di sini selain kita" celetuk Anggi.
"Assalamualaikum ukhti" membuyarkan pertanyaan Dea yang sedang bingung.
"Wa'alaikumsalam" serempak Anggi dan Dea" eh...bial, ada apa?. Nyapa nya ke kami berdua tapi pandangan kok lagi cari-cari seseorang sepertinya" goda Anggi lagi.
"Anggi, Dea teman kalian yang cantik ke mana, biasa nya selalu barengan"
"Cieee...benar kan ada yang di cari rupanya nggi" Dea sambil menepuk bahu Anggi
"Namanya Kiara kan nggi? Imut sih, jadi bikin insecure gitu" jawab bial menanggapi godaan dari Dea dan Anggi. Seraya memainkan rambutnya, yang dibenarkan dan jatuh lagi berada tepat di atas alis. Dengan model belah dua mirip tokoh anime Akabane Karma.
Ih!. Ganteng banget sih. Bikin deg…deg kan aja. Kok cari Kiara kenapa nggak cari aku aja batin Anggi.
"Eh...maaf iya benar namanya Kiara.
kenapa…suka?" Anggi seperti menghakimi.
Bial hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Anggi kepadanya. Apa mungkin dia mau sama aku lagian yang ngejar-ngejar dia pasti banyak udah pasti kalah saing batin Bial.
"Yang ditanya malah senyam senyum, kalau suka buruan. Ntar di embat sama yang lain gigit jari lu" Anggi berjalan sambil meninggalkan Bial dan Dea.
Sambil berteriak memanggil Novi dan sofa yang lagi berjalan ke arah stand Boba.
Dea memandang lekat kepada Bial. kenapa nggak cari aku aja sih. Kamu ganteng amat jadi cowok. Aku nggak bakalan nolak kok, law lu suka sama aku. Beruntung banget lu Kiara di cari sama cowok ganteng batin Dea.
"Dea…Dea"sapa Bial menyadarkan Dea yang menatapnya tak berkedip. "jangan lama-lama menatapnya ntar baper lho!" Sambil tersenyum manis yang membuat wajah tampan itu semakin bikin gemes.
Dea kaget dan tersenyum malu. Rona wajahnya terlihat memerah mendengar perkataan Bial. "ih... dasar sok imut, siapa juga yang liatin lu" mencoba mengelak dengan tuduhan Bial barusan.
Bial tak menghiraukan perkataan Dea. Malah ia menjejali Dea dengan pertanyaan nya lagi. "De, kenapa Kiara nggak ikut bareng kalian?. Tadi ada sholat isya di masjid kan?"
"Iya ada, Kiara orang nya emang susah di ajak jalan. tadi sih bilangnya mau muroja'ah" ih kemana sih si Anggi, kok aku di tinggalkan sih omel Dea dalam hati.
"Muroja'ah. wow, sempurna"
"Sempurna gimana maksud nya?"Dea penasaran dengan ucapan Bial.
" Ya... sempurna. cantik, pintar, rajin mengaji. Hafalannya juga banyak apalagi kalau pintar masak. Sudah pasti masuk level teratas" Bial tersenyum tanpa sengaja dia sudah memberikan pujian kepada crushnya (dalam bahasa gaul : gebetan).
Dea membalas tersenyum mendengar teman nya di puji oleh seorang cowok. "ya,iya lah teman ku. udah pasti the best"
"Hai Bial, ngobrol sama cewek nggak ngajak-ngajak nih" sapa Abi keluar dari gerbang masjid menuju ke arah Bial dan Dea.
"Ni, Dea nyariin lu Bi. Ya sudah, aku tinggal dulu mau pulang aja. Mau muroja'ah. Ucap Bial meninggalkan Dea dan Abi.
"Cieee, mentang-mentang calon ayang nya lagi muroja'ah, ikut-ikutan aja" ketus Dea.
"Ye, syirik aja lu Dea. Aku kasi ayang buat lu tuh" Abi aku tinggal pulang ya... bye.
Belum sempat Abi menjawab Bial sudah bergegas meninggalkan Abi dan Dea. "Dasar Bial kebiasaan buruk" sungut Abi di samperin malah di tinggalin. Akhirnya Abi pun ngobrol berdua Dea saja.
"De, bareng Ama siapa, sendirian aja"
"ngga tadi sama Anggi, nggak tau kemana tu anak" Dea sambil mencari dengan mata menatap ke setiap tempat dimana ada orang yang duduk atau berdiri kali aja salah satunya adalah Anggi. dan benar saja mata Dea tertuju pada satu stand Boba, di sana Anggi sedang duduk ngobrol bersama Novi dan sofa "Di situ rupanya kamu Anggi!" ya uda deh biarin mending aku ngobrol ama Abi batin Dea.
"Uda, jangan di cari entar juga datang sendiri, ngobrolin apa aja tadi sama Bial"
"Nggak ngomongin apa-apa, teman lu lagi ngecrush sama some one"
"Siapa bagi tau dunk, tumben Bial nggak ngomong biasanya curhat ke aku" awas aja dia, rahasiakan sesuatu sama aku ntar aku kerjain aja baru tau rasa dia.
"Jangan Abi. kasian, ntar aku lagi yang disalahkan."
"Iya deh, demi kamu aku tutup mulut." sambil Abi mengunci mulutnya degan tangannya.
"Ih apaan sih, Dea tersipu malu. Abi ke sana yuk? aku mo ngajak Anggi pulang lagian udah malam juga sambil menunjuk ke arah Anggi.
"Ya sudah ayo, aku anterin. Jangan kan anterin ke situ Pulang ke rumah mu juga aku ikhlas kok" bukan basa basi karena emang sepertinya Abi suka sama Dea.
"Jangan nggak enak dilihat tetangga, ntar dibilang apa lagi. Maklum lah omongan tetangga itu lebih pedas dari pada cabe"
Abi tertawa geli mendengar ucapan Dea. " Ada-ada aja lu De, au ah gelap."
" Ya emang gelap, kan masih malam. Kalau Uda siang baru terang" sambung Anggi yang tiba-tiba berada di antara mereka. "De, pulang yuk! aku udah ngantuk ni"
"Ya emang mo ngajak pulang, lu nya aja yang menghilang tadi. Abi aku pulang dulu ya sampai jumpa esok, bye-bye"
" Ok, benar ngga mau di anterin." tawar Abi berharap mendapat jawaban lebih baik.
"Nggak usah Abi, nanti harga cabe naik lagi. Ada Anggi juga kok!" seru Dea.
Mereka pun tertawa dan mengakhiri pembicaraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
lah cowok gak usah di buru
2024-01-26
1