Selesai melaksanakan sholat isya, suasana begitu tenang.
Tiba-tiba Anggi nyeletuk "coba lihat cowok itu ganteng banget ada lesung pipinya lagi" Anggi begitu menikmati wajah itu sampai-sampai Dea bertanya pun tak didengar oleh nya.
"Mana-mana" kata Dea mencari-cari wajah yang di maksud Anggi, "ih dasar si Anggi giliran cowok ganteng aja temen di cuekin" terlihat kesal di wajah Dea.
Kiara hanya tersenyum dan geleng- geleng kepala, melihat tingkah kedua temannya.
"Itu de,"Anggi menunjuk dengan memonyongkan bibirnya ke arah bial yang lagi ngobrol dengan beberapa temannya yaitu Ipul, Abi, Rizal dan Mahmud.
"Mana sih, Anggi?" sambil mencari-cari yang di maksud. "wow, indahnya pemandangan ini!. Ganteng plus tampan, cakep dan sejenisnya lah, nggak salah, namanya bial kan Anggi?"
dih! dasar si Anggi nggak berkedip.
" Ki...Ki..lu liat nggak to cowok ganteng Ki" tangan Dea mengguncang tangan Kiara,tapi pandangannya tetap tertuju pada Bial.
Ih.apaan si De? tujuan kita ke sini kan mo sholat, jangan dinodai dong. mending lu berdua hapus tu ilernya (salipa) ntar banjir ni masjid. Gelak Kiara yang di sambut ocehan dari kedua teman nya.
"Sekalian lah Ki, sambil menyelam sambil minum air" kata Dea
"mata kan diciptakan untuk melihat yang indah-indah" sambung Anggi
"Iya nyelam nya jangan kedalaman De, ntar kelelep (tenggelam). hahaha...benar to Anggi mata diciptakan untuk melihat yang indah-indah tapi bukan yang belum halal. Dea, Anggi jaga mata sayang bukan mahram"
"Satu doang Rizkiara Banuarli, kali aja bisa jadi gebetan"
"Dasar Dea, tadi diluar di bilang ganteng ini didalam di bilang ganteng. Ntar aki-aki yang lewat juga di bilang ganteng.Dea...dea...hamdeh" Kiara hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ulah temannya.
"Tega sih Kiara! tapi emang kenyataan kok, emang ganteng. Coba aja lu liat dulu pasti lu insecure (cemas)" kata Dea yang tak hentinya memuji.
"Iya, ntar pulang nyesel lu" ledek Anggi.
"Nggak lah, lagi nggak mood. ntar aja langsung aku gandeng baru ku kenalin ke lu berdua" sembari melemparkan senyum tipisnya ke arah dua temannya itu sambil iya merapikan mukena ke dalam tasnya.
"De, kita pulang malam ini aku janji ke mama mau muroja'ah"
Dea dan Anggi pun segera berkemas di- tunggu dengan sabar oleh Kiara. Sambil masih melihat ke arah bial dan sekali liar melihat- lihat ke arah lain. Kiara hanya tersenyum melihat ulah dua temannya itu.
"Ok ud siap nyonya besar. yuk…aku anterin lu pulang dulu. Habis antar Kiara kita jalan-jalan yuk?" kata Dea mencari jawaban dari Anggi.
"Ayok" jawab Anggi "Sekalian berburu cowok-cowok ganteng kali aja nyangkut satu. hihihi..., lu mo titip nggak Ki?"
"Idih kaya pesan es Boba aja, cowok kok di cariin dan dititipin.Anggi...anggi untuk lu berdua aja to, stok aku masih banyak" canda Kiara pada kedua temannya. boro-boro mau nyetok satu aja nggak punya batin Kiara.
"Wah, kali ini kayak nya ada nyuri start De. kita aja nggak punya stok lah Kiara pake di timbun" kelakar Anggi yang sadar nggak mungkin Kiara seperti itu karena Kiara bukan tipe cewek yang mudah suka sama seseorang. Bahkan sampai sekarang aja setau Anggi, Kiara belum pernah pacaran dan mendengar kalau ia ada suka sama seseorang. Cuma emang Kiara suka bercanda kalau orang yang belum mengenalnya, mungkin beranggapan apa yang mereka dengar itu benar. Padahal mah cuma candaan nya aja.
"Dasar kalian berdua, kayak nggak ada kerjaan saja" ucap Kiara sambil tersenyum sangat indah, terlihat begitu imut. Siapa pun yang melihat pasti terpesona dibuatnya. Sehingga tak heran banyak para pria yang suka padanya tetapi memang tak pernah di gubris oleh Kiara.
" Biarin,hitung-hitung refreshing" jawab Dea lagi.
" Iya, Kiara. Bosan aku di rumah kalau nggak lihat ibu ku nonton sinetron, paling aku cuma bisa nge-game atau dengar musik. Sekali-kali lah cuci mata." Anggi mengungkapkan perasaannya yang sedang jenuh berada di rumah.
"Anggi! Cuci mata itu pakai air, bukan pake debu. Ntar jadi nggak kelihatan lho matanya" ledek Kiara
"kok pake debu Ki" Anggi sedikit bingung.
"Kan lu jalan-jalan, di jalan kan banyak kendaraan lalu lalang berdebu kan. hahaha..."
"Dasar Kiara, hobinya nggak berubah selalu aja seperti itu. Udah sampai rumah Ki, buruan masuk Sono. Capek aku dengerin ledekan mu, yang makin bikin tersiksa" kata Dea lagi.
"Ya ud makasih banyak ya, anyang- ayang ku yang imut. Singgah nggak?" Kiara menawarkan untuk mampir.
"Nggak,salam aja buat tante" jawab Dea dan Anggi serempak
"Ok" merekapun berpisah di depan rumah Kiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
lanjut
2024-01-25
1