"Di mana dia? Di mana anak gadisku?" gumam Bu Lidya dengan wajah memucat mencari keberadaan Ze ketika tiba di depan Kantor Polisi.
"Ya ampun, Ibu! Kenapa pake bawa sapu ijuk segala?" gumam Ze ketika melihat Sang Ibu datang dengan sapu ijuk yang masih melekat di tangannya. Ze bahkan berkali-kali menepuk jidatnya ketika melihat kelakuan konyol Sang Ibu.
"Nah, ini dia orangnya! Dasar gadis nakal, awas kamu, ya!" kesal Bu Lidya seraya menghampiri Ze yang masih duduk di depan meja interogasi dengan langkah cepat.
Bu Lidya meraih tangan Ze kemudian membawanya ke salah satu sudut ruangan. "Ze, bukannya tadi malam kamu pamit bilangnya mau ke pesta? Sekarang kenapa kamu malah digerebek sama Pak Polisi, ha?! Tidur bareng Om-Om lagi, memalukan!" kesal Bu Lidya sambil menjijit telinga Ze.
Bukannya menghentikan aksi Bu Lidya yang tampak murka melihat anak gadisnya, Pak Polisi malah iseng membiarkan wanita itu menghukum Ze.
"Aw, aw, aw!" pekik Ze sembari mengelus telinganya. "Ini tidak seperti yang Ibu pikirkan. Sumpah, Bu! Ze dan Om-Om itu tidak melakukan apapun, ehm ...." Tiba-tiba Ze terdiam sambil berpikir. Sebenarnya ia tidak yakin kalau dia dan Jimmy tidak melakukan apapun. Ia saja tidak ingat apapun soal kejadian tadi malam.
"Kenapa?" kesal Bu Lidya dengan mata melotot menatap Ze.
"Ya, seperti itulah!" jawab Ze yang bingung harus berkata apa lagi. "Ngomong-ngomong, kenapa Ibu sampai bawa-bawa sapu ijuk kesayangan Ibu ke sini? Memangnya Pak Polisi akan takut diancam sama sapu ijuk?" bisik Ze.
"Ish, orang sedang kesal dia malah bahas sapu ijuk! Ibu tidak sengaja membawa sapu ijuk ini. Tadi sewaktu kamu menghubungi ponsel Ibu, ibu sedang jemur kasur kamu di halaman," sahut Bu Lidya.
"Sudah selesai bicaranya, Bu?" tanya Pak Polisi kepada Bu Lidya.
"I-iya sudah, Pak."
Ze dan Bu Lidya segera menghampiri meja Pak Polisi. Ze kembali ke posisinya, duduk di samping Jimmy sedangkan Bu Lidya duduk di samping Ze.
"Sekarang bagaimana, Bu? Apa keputusan Anda?" tanya Pak Polisi kepada Bu Lidya sambil menahan senyum.
"Ya, saya ingin Om-Om ini bertanggung jawab kepada putri saya, lah! Masa mau lepas dari tanggung jawab, enak saja!" kesal Bu Lidya.
"Bu," sela Ze, tetapi pelototan mata Bu Lidya membuat Ze bungkam dan tidak berani melakukan protes lebih jauh lagi. Kini tatapan wanita berusia 40 tahun itu tertuju pada lelaki dewasa yang sedang duduk di samping anak gadisnya.
Jimmy sempat membalas lirikan Bu Lidya, tetapi hanya sebentar. Ia segera mengalihkan pandangannya setelah melihat bagaimana sangarnya wanita itu ketika menatapnya. "Pantas saja gadis bertubuh rata itu tampak aneh, lah ternyata Ibunya juga sama," batin Jimmy.
"Nah, Anda dengar sendiri 'kan, Tuan Jimmy? Sekarang jalan satu-satunya Anda harus bertanggung jawab atas apa yang Anda lakukan kepada saudari Ze."
Jimmy pun pasrah, mengelak pun tiada guna. Benar-benar keputusan yang sangat berat untuk Jimmy, harus bertanggung jawab kepada gadis itu atas apa yang tidak pernah mereka lakukan.
"Ya, saya akan bertanggung jawab," jawab Jimmy mantap.
Akhirnya masalah itu diselesaikan secara baik-baik. Jimmy bersedia bertanggung jawab dan menikahi Ze walaupun sebenarnya mereka benar-benar tidak melakukan apapun di malam itu.
Setelah selesai berurusan di ruangan itu, mereka pun pamit. Di halaman depan kantor polisi, Bu Lidya kembali menghampiri Jimmy dan mengajaknya bicara empat mata.
"Aku harap kamu tidak akan membohongi kami, Tuan Jimmy. Lihatlah di sana!" Bu Lidya menunjuk tukang ojek yang mengantarkannya ke tempat itu. "Dia adalah warga kampung kami dan dia sudah tahu maksud kedatanganku ke tempat ini, Tuan Jimmy. Aku tidak tahu bagaimana nasib anak gadisku jika kamu membohongi kami," lirih Bu Lidya.
Jimmy memperhatikan wanita itu dan ia mengerti apa yang di rasakan olehnya. "Anda tenang saja, saya pasti akan menepati janji saya."
Jimmy meraih dompet miliknya kemudian menyerahkan selembar kartu nama kepada Bu Lidya. "Ini kartu nama saya, di sana ada nomor ponsel serta alamat rumah saya. Jika Anda butuh bantuan atau apapun, hubungi saja saya di nomor dan alamat yang tertera di kartu tersebut. Dan soal pernikahan, saya yang akan urus semuanya. Kalian hanya persiapkan diri kalian saja," tutur Jimmy.
"Terima kasih, Tuan." Bu Lidya meraih kartu nama tersebut seraya menganggukkan kepalanya pelan.
Setelah itu, Jimmy pun pamit dan memanggil sebuah taksi untuk mengantarkannya kembali ke kediaman orang tuanya. Sedangkan Ze dan Ibunya kembali ke rumah mereka dengan menggunakan ojek.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sweet Girl
mana tuuu Trio Masketer yg jebak kamu Jim...
2023-08-29
1
Egepe Angel
🤣🤣🤣
2023-06-01
0
Kharina.
calon ibu mertua mu itu 🤣🤣🤣
2022-09-26
0