Brakkk!
"Nah, itu mereka! Benar 'kan?!"
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, beberapa pasang mata terbelalak melihat kebersamaan pasangan bukan muhrim tersebut. Dan, yang lebih parahnya lagi, saat ini mereka sama-sama dengan kondisi tidak berpakaian.
Mata Ze dan Jimmy membulat sempurna setelah sadar bahwa saat ini mereka sedang digerebek oleh orang-orang tersebut. Jimmy yang tidak merasa bersalah pun memberanikan diri membuka suaranya untuk membela diri.
"I-ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Serius! Kami tidak melakukan apapun!" ucap Jimmy dengan wajah panik menatap orang-orang disekitarnya.
Hmm, tentunya tidak semudah itu meyakinkan orang-orang itu. Apalagi setelah melihat bukti yang tampak di depan mata kepala mereka sendiri bahwa saat itu baik Ze maupun Jimmy sama-sama tidak mengenakan pakaian sehelai benang pun.
"Sudah terciduk, masih saja ngeles! Sini mana Kartu Tanda Pengenal kalian!" ucap salah seorang lelaki bertubuh besar yang kemungkinan besar adalah seorang Polisi.
Walaupun tubuh Jimmy jauh lebih besar, lebih kekar dan lebih keren (seperti model-model iklan 'L-M-N'), tetapi karena saat ini bukan ajang untuk bergulat, Jimmy pun mengalah saja. Ia mencoba menghiba kepada lelaki itu agar percaya kepadanya.
"Saya serius, Pak. Kami tidak melakukan apapun. Kalian bisa cek sendiri," sahut Jimmy seraya meraih dompetnya yang tergeletak di lantai samping tempat tidur bersama celana formal miliknya.
"Eh, kenapa jadi begini? Lalu di mana Evan?!" bisik Ardi dengan setengah berbisik kepada temannya Daniel yang ikut dalam penggerebekan Ze dan Jimmy.
"Kamu tidak salah kamar 'kan, Di?!" kesal Daniel sambil melototkan matanya menatap sahabatnya itu.
"Serius! Aku sudah benar, inilah kamarnya! Evan sendiri yang bilang," sahut Aldi.
"Hhh, lalu bagaimana sekarang?!" celetuk Daniel seraya menggaruk tengkuknya.
"Mana aku tahu," jawab Aldi.
Sementara kedua lelaki itu berbincang dengan serius, Polisi yang memimpin penggerebekan itu terlihat lebih serius lagi memperhatikan KTP milik Ze dan Jimmy.
"Nah, terbukti 'kan? Kalian sama-sama masih berstatus single. Masih mau mengelak, ha?!" gerutu Polisi tersebut. "Sebaiknya kalian ikut saya ke kantor dan jelaskan di sana," lanjutnya.
"Apa, kantor?!" pekik Ze dan Jimmy secara bersamaan.
Mata Ze berkaca-kaca. Ia tidak mengerti bagaimana kemalangan ini bisa terjadi padanya. Hanya satu yang sangat ia khawatirkan saat ini. Bagaimana reaksi Ibunya jika tahu bahwa anak semata wayang yang selama ini selalu ia banggakan, ternyata kedapatan bersama seorang pria dewasa dalam sebuah kamar hotel mewah.
Bukan hanya Ze yang dibuat pusing dengan kejadian ini, Jimmy pun tidak kalah pusing.
"Ayo, kenakan pakaian kalian sekarang!" titah Polisi tersebut dengan wajah sangar menatap Ze dan Jimmy secara bergantian.
Ze bergegas meraih pakaiannya yang tergeletak di lantai kamar tersebut kemudian membawanya ke dalam kamar mandi bersama selimut yang masih menutupi tubuh polosnya. Begitu pula Jimmy, ia pun segera meraih kemeja serta celana formal miliknya kemudian mengenakannya.
Setelah beberapa menit kemudian, Ze pun keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Begitu pula Jimmy, lelaki itu sudah selesai mengenakan pakaiannya dan sekarang meraka berdiri tepat di hadapan Pak Polisi yang masih memasang wajah sangar.
"Ayo, ikut!" titah Pak Polisi.
"Kita akan diapain, Om?" bisik Ze kepada Jimmy dengan bibir bergetar.
"Dikawinkan," sahut Jimmy dengan wajah masam.
"Aku tidak mau, Om! Ayolah, Om, lakukan sesuatu," ucap Ze sembari memeluk lengan kekar Jimmy. Ze tidak menyadari hal itu karena saking ketakutannya.
Jimmy menoleh dan memperhatikan tangan mungil Ze yang kini sedang memeluk lengannya dengan erat. "Aku pun tidak ingin menikah denganmu dan kamu ingin aku melakukan sesuatu, sesuatu seperti apa?!"
"Hajar saja mereka, Om! Mereka 'kan hanya ada satu ... dua ... tiga ... empat! Nah, hanya empat orang! Hajar mereka sampai babak belur, kemudian kita lari dari sini," lanjut Ze dengan wajah memucat.
Jimmy ingin tergelak mendengar ucapan bodoh Ze saat itu. Ia memperhatikan raut wajah Ze dan ternyata gadis itu serius ketika mengucapkannya. "Kamu serius?!"
"Ya, Om! Nanti aku bantu deh," lanjutnya.
Jimmy menghembuskan napas kasar sembari membuang pandangannya ke arah lain. Ia tidak mengerti bagaimana cara berpikir gadis itu sebenarnya. Pak Polisi memberi kode kepada mereka agar segera mengikutinya dan baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamar tersebut.
"Barhenti!" titahnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sweet Girl
bwahahahaha habis gitu... kamu Sam Jimmy masuk Bui, Ze...
2023-08-29
1
Sweet Girl
ngarep ya Om...
2023-08-29
0
Aidah Djafar
🤭😀😀lucu ze 😀😀😀
2023-03-21
0