Sesampainya dikantin pandangannya mengitari sekeliling mencari tahu keberadaan Ara, sampai sosok yang di cari melambaikan tangan tepat di seberang tempatnya berdiri . Tania pun melanjutkan langkahnya menuju meja Ara.
"Maaf nunggu lama" Ucapnya.
"Belum lama Tan , duduk gih. Aku udah pesenin Jus Strawberry kesukaanmu" ujar Ara lembut.
"Thanks ra..!"
"Mau makan?" tanya Ara.
"Nggak ra , kamu aja aku udah kenyang"
"Emang kamu udah makan?" lanjutnya curiga.
"Udah" ucap Tania berbohong.
Sedikit mengenai Ara , sahabat Tania.
memiliki Nama lengkap Nauralita Oktaviani , lahir dari keluarga sederhana , kakaknya yang juga seorang perempuan adalah sahabat dari kak Ririn, kakak perempuan Tania. karena cukup sering ia ikut kakaknya main ke rumah Tania , iapun jadi dekat dengannya. Ara berusia 19 tahun kala itu , lebih tua setahun dari Tania . Ara juga kuliah di kampus yang sama dengannya . Selain berkuliah Ara juga bekerja part time di salah satu toko cabang perusahaan milik Arshaka , untuk membantu biaya kuliahnya. Sebenarnya kedua orangtua Tania menawarkan bantuan untuk Ara dengan memberikan pekerjaan yang lebih layak dan tentunya bergaji tinggi padanya , tidak masalah jika bekerja sambil kuliah . Tetapi Ara menolaknya dengan dalih ia ingin mandiri mencari pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya saat ini .
Setelah selesai dengan makannya , Ara pun menatap Tania yang nampak diam memainkan ponselnya , terlihat Ara yang ingin mengutarakan beberapa pertanyaan kepada Tania .
"Ada apa ra nggeliatin aku ?" Tanya Tania yang menyadari .
"hmmm .. boleh aku tanya sesuatu?" ucapnya lirih. Terlihat Tania yang mengangguk . "kamu tidak ada niatan buat nemuin Arshaka?" lanjutnya .
Tania hanya terdiam , dengan menyesal Ara pun tertunduk menatap piring kotor dihadapanya , ia tidak berani menatap wajah Tania takut membuat Tania marah dengan pertanyaan tersebut .
"Aku udah putusin Ra , semuanya akan aku pendam sendiri . Cukup kamu dan aku yang tahu semua ini !! Perlahan akupun pasti bisa melupakannya." Jawabnya tiba-tiba .
"hah ??? kamu yakin dengan keputusanmu tan?" tanya ara tertegun tak percaya.
"Iya , aku yakin ! Anggap saja itu hari sialku . Semua orang pasti mengalami hari kesialan , dan itulah hari kesialanku" Ucapnya yakin.
Ara nampak masih tak percaya dengan apa yang diucapkan Tania , tapi ia pun tidak bisa menghentikan tania , karena memang itu sudah menjadi keinginan tania.
"Baiklah tan , semoga keputusanmu tepat . Aku harap kedepannya kamu akan bahagia dengan keputusan yang kamu buat."
"Makasih Ra . Aku harap kamu tidak akan menceritakannya pada siapapun termasuk pada keluargaku terutama pada Bunda !"
"Jujur aku tidak enak karena sudah menutupinya dari Bunda Tan , tapi aku juga tidak mau membongkar aibmu" ucap Tania sendu.
"Maafkan aku Ra . Aku tidak ingin membuat bunda kecewa ! biar aku pendam ini sendirian" Jawab tania dengan Air mata yang sedikit menetes .
Melihat itu Ara pun menggenggam erat kedua tangan Tania , memberi kekuatan pada sahabatnya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri.
Dua bulan berlalu ...
Pagi itu dikediaman Setyo Pamungkas , nampak tengah berkumpul keluarga lengkap dimana terdiri dari Pak Setyo dan Bu Nimas , Tania , Bisma bersama istrinya Via , serta Abigail Putranya , dan juga Ririn dan tunangannya yakni Pandu.
Mereka mengadakan acara berkumpul karena ingin membahas kelanjutan Acara Pernikahan Ririn yang diadakan tiga bulan lagi .
"Bagaimana kesiapan kalian Nak ?" tanya bunda.
"Alhamdulillah sudah rampung Bun , tinggal nyebar undangan" jawab Ririn.
"Alhamdulillah , sering-sering di cek ulang ya nak , takut kalo sudah mendekati hari H nanti ada sesuatu yang tertinggal"
"Baik Bund..."
Mereka melanjutkan obrolan dengan asiknya , sesekali terdengar suara Cerewet Abigail yang juga ikut-ikut menimpali obrolan para orangtua.
Berbeda dengan Tania yang nampak sibuk di depan televisi menghabiskan camilan juga segelas Jus Strawberry . Terlalu fokus sampai-sampai ia tak menyadari Kak Via sudah duduk disebelahnya .
"Dek makan mulu !! Gak takut gendut?" Ucap Via mengagetkan
"Ya Allah kak! Ngagetin aja !!!" Pekiknya terkejut.
"Lagian ngapain kamu disini sendirian ? Gak ngumpul sama yang lain?" Tanya Via.
"Males ah kak , mereka juga lagi bahas pernikahan kak Ririn ngapain aku ikutan ngumpul?"
"hmm .. Eh tunggu deh kamu kok keliatan lebih berisi dek ?" tanya kak Via seraya memperhatikan tubuh Tania. "Kamu lagi progam nambah berat badan?"
"Enggak .. kenapa emang kak?"
"Kakak pikir kamu emang lagi gendutan , soalnya kakak amati baju yang kamu pake ini keliatan ketat"
"Enggak lah kak , eh tunggu deh kayaknya iya ya? Bay the way Akhir-akhir ini aku emang suka ngemil sih waktu malam , padahal biasanya aku stop makan jam 7 malem"
"Oh Mungkin itu alesannya kamu gendutan , sering nyemil di waktu malam tu bikin badan gemuk lo"
"Kakak kayanya juga gendutan deh tania lihat?" Ucap tania seraya menoel-noel lengan Via .
"Emang kakak Gendutan dek , tapi bukan karna efek sering makan malam , ini karna kakak lagi Hamil"
Degg .. mendengar kata Hamil Tania pun tercekat , ia nampak memikirkan sesuatu yang mengganjal di pikirannya . Sesaat ia tersadar jika dirinya belum ha*id pada bulan ini , padahal jadwal nya sudah terlewat beberapa minggu yang lalu . Nampak perubahan wajah pada Tania .
"Dek kamu kenapa?" tanya kak Via membubarkan lamunan.
"Eeehh .. enggak papa kak"
"Kenapa wajah kamu pucat? kamu sakit?"
"Nggak kok kak , tania gak papa"
"Yakin?! kalau sakit kakak suruh kak Bisma antar ke dokter ya?"
"Tania gakpapa kok kak" Ucapanya sedikit dengan Nada yang keras.
"Oohh, baiklah .." Jawab Via yang terlihat heran dengan perubahan sikap adik iparnya.
"Oh iya kakak hamil? sudah berapa bulan? berarti Abi bentar lagi punya adek dong!?" Tanya Tania yang kembali menetralkan keadaan yang berubah sedikit canggung .
"Iya dek .. ini sudah memasuki trimester kedua kok .."
"berarti tiga bulan lebih ya kak?"
"Iya .."
Mereka pun melanjutkan Obrolan dengan suasana yang sudah berubah seperti sedia kala .
Malam pun datang . Jam menunjukan pukul tujuh malam ..
Dikamar , tania teringat kembali obrolannya bersama kak via tentang kehamilan . Ia pun melihat kembali aplikasi kalender menstruasi di ponselnya , dan ternyata Benar ! Jadwal menstru*asinya sudah telat 16 hari . Ia berusaha berpikir positive mungkin keterlambatannya karna faktor hormon atau hal lain , tetapi ia pun tidak bisa membohongi diri bahwa saat ini ia juga merasa sangat cemas . Ia memutuskan untuk keluar rumah menuju apotik guna membeli testpack .
"Bund , Yah .. Tania ijin mau keluar sebentar ya !!" Pamitnya kala melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang kerja sang Ayah.
"Mau kemana malam-malam?" Tanya ayah.
"Tania mau ke Indom*rt beli camilan, hehe .." Ucap tania berbohong dengan wajah yang dibuat selucu mungkin.
"Yasudah .. hati-hati , jangan pulang malam-malam nak !!" Jawab Bunda yang saat itu tidak menaruh curiga apapun.
"Baik Bund , laksanakan"
Tania meninggalkan Ruang kerja ayahnya dengan perasaan yang tak menentu , merasakan rasa cemas , takut , bingung dengan Apa yang akan ia hadapi Nantinya .
Beberapa saat kemudian , ia sekarang sudah sampai di sebuah Apotik , Di dalam mobil ia nampak bingung , akankah ia yakin keluar dan membeli benda pipih itu , ataukah ia akan tetap berdiam seperti ini saja . Dan Sampai akhirnya ia beranikan diri untuk keluar menuju apotik .
Di dalam Apotik ..
"Mbaknya Cari apa ?" tanya seorang Apoteker.
"Hmm .. itu mbak . mmm Ini !!" Jawab tania gugup seraya menyodorkan ponselnya yang sudah menunjukkan gambar sebuah testpack yang sempat ia screenshot tadi . Karena ia tidak ingin menyebut benda itu , takut-takut jika orang lain mendengarnya .
"Ohhh.. Tunggu sebentar ya mbak" Ucap Apoteker kemudian belalu .
Disisi lain masih dalam Apotik , berdirilah juga seorang laki-laki . Nampak ia yang sedang memandangi Tania mulai dari Tania yang memasuki Apotik sampai saat ini .
"Bukankah Dia Gadis yang ada di Perpustakaan waktu itu?" tanyanya dalam Hati.
...— bersambung —...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments