Mengenal lebih banyak mengenai Arshaka , Nama lengkap adalah Arshaka Fawwas Ibrahim , laki-laki berusia 23 tahun . Putra pertama dari Fahmi Ibrahim pemilik perusahaan property sekaligus pemilik yayasan pesantren dan panti asuhan di kota C . Arshaka memiliki 3 orang adik , dua diantaranya adalah perempuan yang masih sekolah dan satu yang lainnya adalah seorang laki-laki yang hanya berselisih dua tahun lebih muda darinya . Selain aktif di dunia bisnis , iapun aktif di Pesantren milik sang abah , menjadi salah satu pengajar sekolah menengah atas di mata pelajaran ekonomi bisnis . Mengingat yayasan yang juga memiliki Sekolah umum yang masih satu lingkup dengan Pesantren . Karena memiliki kepribadian serta Penampilan yang baik dan menawan , banyak sekali Rekan Bisnis maupun Rekan sesama Guru dan Kyai yang ingin menjodohkan Arshaka dengan putri mereka, berkali-kali Umi dan Abah menawari perjodohan tapi berkali kali pula dia pun menolaknya . Arshaka memang tidak tertarik dengan perjodohan , memang dia belum siap untuk menikah .
Hingga suatu hari datanglah tamu yang terdiri dari satu keluarga mengunjungi Kediamanya , diketahui tamu tersebut adalah keluarga dari teman Abah saat Mondok Dulu dan beliau lah salah satu teman yang sampai saat ini masih berhubungan baik dengan Abah . Kali ini mereka datang bermaksut untuk mengajak Arshaka berta'aruf . Mereka memiliki seorang Putri bernama Anggun yang seumuran dengan Arshaka , Anggun berprofesi sebagai Dokter Kandungan di salah satu Rumah Sakit Swasta di kota C . Rupanya Anggun ini sudah memiliki perasaan kepada Arshaka sedari lama , karena memang mereka dulunya berada dalam satu kampus yang sama meskipun fakultasnya yang berbeda, Arshaka yang notabene nya adalah Salah satu Mahasiswa Populer di kampus namanya sudah sering terdengar di telinga Anggun , hingga akhirnya anggun tahu dan mengenal Arshaka.
Disisi lain Arshaka yang dirasa sudah lelah dituntut mengenai perjodohan pada akhirnya ia pun menyerah dengan keputusan sang Abah , ia menerima ajakan ta'aruf dari keluarga Anggun . Setidaknya Anggun ini adalah wanita yang cukup dikenalnya daripada wanita-wanita lain yang dijodohkan denganya yang sama sekali tidak ia kenal , dan ia yakin Anggun adalah wanita baik .
Sore itu masih di kediaman Ara. Setelah mencurahkan isi hatinya pada Ara , Tania pun tertidur , mungkin ia merasa lelah karna terlalu lama ia menangis. Selepas ia terbangun ia melihat Ara yang sedang duduk memunggunginya menghadap bawah ke arah ponsel.
"Ra , aku mau pulang" Ucap Tania mengagetkan.
"Astagfirulloh ngagetin aja!! hmm bagus dong , sudah harusnya kamu pulang tan ! kamu gak bisa menghindar dari suatu masalah . Jika kamu menghindar maka masalah yang baru akan datang , perlahan jelaskan semuanya pada kedua orangtuamu. Meski mereka kecewa aku yakin mereka akan memaafkan mu" Nasihat Ara.
"Aku juga berpikir demikian ra , aku gak bisa terus-terusan lari menghindari masalah . Aku tidak ingin semuanya bertambah rumit ." Jawab Tania tertunduk lesu.
"Aku mendukungmu tan! keputusanmu sudah tepat jika memang kamu mau pulang".
"Terimakasih ra , kamu sudah menerima ku di rumahmu , bahkan kamu rela mendengarkan semua masalahku ".
"Itulah Gunanya punya sahabat" Jawab Ara seraya menyodorkan tangannya untuk memeluk tania sebagai pertanda kekuatan.
Dengan berat hati Tania pun melangkahkan kaki meninggalkan kediaman Ara , beralih ke dalam Mobilnya.
Mobil kini telah melaju menjauh dari halaman rumah Ara.
Perjalanan yang ditempuh memakan waktu tiga puluh menit , dan Kini mobil Tania sudah berada di Garasi miliknya . Tania pun turun dari mobil , bergegas masuk ke dalam rumah .
Tania berjalan menyusuri koridor , suasana masih sangat sepi mengingat Ayah dan kedua kakaknya belum ada yang pulang dari kerja. Sesampainya di dapur ia melihat sosok yang paling di cintai nya berdiri membelakangi mini bar yang berada di sana .
"Bundaaa !!!" Ucap tania seraya memeluk dari belakang.
"Tania???" Jawab bunda dengan penuh kehangatan .
Dirasa cukup memeluk , tania pun melepas pelukannya. Bunda pun beralih menghadapnya .
"Dari mana nak? kenapa baru pulang? kenapa gak jawab telpon dari semalam?"
"Maaf bunda" Ucap tania tertunduk lesu.
"Kamu jelasin ke bunda nak . Kamu tidak biasa mengabaikan telpon orang rumah"
"Maaf bunda , Tania semalam kecape'an , setelah tiba di rumah Ara tania langsung tidur" Ucapnya berbohong .
"Bener!?" Tanya Bunda curiga .
"Iiiyy.... iyaaa bener bund tania gak bohong" Ucapnya dengan mimik wajah yang terlihat gugup.
Tanpa menaruh curiga , bunda pun mempercayainya saja .
"Yasudah kamu mandi dulu , ganti baju lalu istirahat . Nanti bunda panggil kalau sudah waktunya makan malam"
"Yaudah bun . Tania ke kamar dulu" Ucapnya kemudian memberi ciuman di pipi sang Bunda.
Tania pun berlalu pergi meninggalkan Bundanya yang masih setia menatapnya .
"Ada apa sebenarnya nak ? Kenapa kamu tidak jujur sama bunda ? bunda tau kamu sedang berbohong!" gumam bunda dalam hati.
Memang begitulah , walaupun Tania bisa membohongi semua orang. Tapi tidak pada bundanya . Karna selama ini bunda lah yang selalu bersamanya. Sehari 24 jam ia habiskan bersama bunda , kecuali jika dia ada jadwal kuliah.Tania pun tidak seperti anak muda seusianya yang suka keluar sekedar jalan-jalan bersama teman-temannya , ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama sang bunda. Selain insting seorang ibu , Sedikit banyaknya Bunda pasti tahu apa yang terjadi padanya , apakah tania bahagia ataukah sedang tidak baik-baik saja, Beliau pasti ikut merasakan .
Hari berganti hari , tak terasa seminggu sudah setelah peristiwa itu . Tania yang pada awalnya adalah sosok ceria , tidak dengan sekarang , ia cenderung menjadi pendiam. Saat berada dirumah Tania dengan terpaksa menampakkan sosok ceria seperti biasa itu pun demi membohongi keluarganya tapi di saat bersama teman-teman di kampus ia lebih berdiam diri.
Suatu hari di kampus , tania yang telah selesai dengan mata kuliah jam pertama kini tengah menunggu jadwal kuliah di jam kedua , yang selisih 1 jam . Dia lebih memilih menunggu di perpustakaan dari pada harus pulang dulu , meskipun jarak antara rumah dan kampusnya terbilang cukup dekat hanya memakan waktu 10 menit. Dia hanya tidak ingin bertemu dengan bundanya , menurutnya akan semakin bertambah rasa bersalahnya ketika harus sering berhadapan dengan bundanya. Didalam perpustakaan tania terlihat fokus pada buku di hadapannya sampai sosok laki-laki menghampiri nya..
"permisi boleh saya duduk?" tanya pria itu
"ya" jawabnya singkat tanpa menoleh.
Pria yang hanya mendapat jawaban sesingkat itu dari Tania hanya tersenyum kaku kemudian ia mendudukan tubuhnya sejajar dengan Tania.
Beberapa menit berlalu , Tania sudah selesai dengan bacaannya , iapun beranjak dari duduknya kemudian meninggalkan sosok pria yang menatap kepergianya tanpa menoleh atau bahkan permisi pada pria itu. Sebenarnya tanpa diketahui diam-diam Tania tadi sempat melirik sekilas wajah pria tersebut saat pria itu fokus dengan buku dan penanya.
Tania berjalan menyusuri koridor kampus menuju kantin , setelah tadi mendapat pesan dari Ara yang mengajaknya untuk makan siang . Diperjalanan Banyak mata memandang menatap kagum pada sosok Tania , ia yang merupakan idola Kampus karena memiliki paras yang cantik , berhati baik serta ramah meski ia berasal dari kalangan atas , ia juga dikenal sangat dermawan bahkan ia pun menjadi anggota salah satu komunitas peduli sosial . Cukup banyak laki-laki yang menaruh hati padanya , banyak juga mereka yang harus mundur karena menghadapi kenyataan jika Tania tidak ingin berpacaran selama kuliah .
...— bersambung —...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments