Mainaka memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, dan langsung keluar meninggalkan kendaraannya tersebut. Pria dua puluh lima tahun itu melihat ke kiri dan kanan jalan, llau menyeberang dengan cepat menghampiri seorang gadis kecil yang sejak tadi kesulitan untuk menyeberang. Gadis itu terlihat memegang setangkai bunga di tangannya dan sebuah kotak cokelat.
"Hai, Cantik! Siapa namanya?" Tanya Mainaka yang langsung membuat gadis itu melangkah mundur dan sedikit menjaga jarak dari Mainaka.
"Om siapa?" Tanya gadis itu penuh selidik.
"Om namanya Mainaka. Biasa dipanggil Naka. Kamu siapa namanya?" Tanya Naka seraya mengulurkan tangannya seolah sedang mengajak gadis kecil itu berkenalan.
"Sunny," jawab gadis itu sedikit bergumam.
"Nama yang bagus!"
"Sunny mau menyeberang, ya?" Tanya Naka selanjutnya yang langsung membuat Sunny mengangguk.
"Tapi jalannya padat sejak tadi. Jembatan penyeberangan juga jauh," keluh Sunny pada Naka. Padahal Sunny memang sudah berdiri di zebra cross. Namun mobil-mobil sepertinya lebih egois dan tidak memberikan kesempatan pada gadis kecil ini untuk menyeberang.
"Mamanya Sunny dimana? Ayo menyeberang bersama Om!" Ajak Naka seraya menggandeng tangan Sunny.
"Mama di toko. Sunny mau memberikan hadiah untuk Mama. Hari ini Mama ulang tahun," jelas Sunny yang langsung membuat Naka mengangguk.
"Toko Mama yang mana?" Tanya Naka yang sudah mulai menyeberang masih sambil menggenggam tangan Sunny seraya menatap awas ke kiri dan kana jalan memastikan agar mobil-mobil memberikan kesempatan sejenak untuk dirinya dan Sunny menyeberang.
"Itu!" Sunny menunjuk ke sebuah toko kue bernama Lily's Cake bersamaan dengan Naka dan Sunny yang akhirnya sudah sampai di seberang jalan.
"Terima kasih, Om Naka!" Ucap Sunny tulus seraya tersenyum.
"Sama-sama, Sunny! Sampaikan salam Om untuk Mama kamu yang hari ini berulang tahun, ya!" Pesan Naka seraya mengangkat tangan kanannya dan mengajak Sunny untuk tos.
"Oke!" Sunny membalas tos dari Naka dan tersenyum manis.
"Bye, Om!" Sunny melambaikan tangan pada Naka dan gadis itu berlari-lari kecil menuju ke Lily's Cake. Naka sendiri masih di tempatnya semula dan memperhatikan Sunny hingga gadis kecil itu menghilang masuk ke dalam Lily's Cake.
"Gadis yang lucu," gumam Naka seraya tersenyum sendiri.
"Seperti Elleanore dulu. Rambutnya diikat dua kiri dan kanan," Naka kembali bergumam seraya berjalan ke arah mobilnya. Pria itu masih senyum-senyum sendiri hingga masuk ke dalam mobil dan ponselnya berbunyi. Juan menelepon.
"Halo!"
"Kau kemana? Membeli makanan saja lama sekali."
"Iya aku lupa!" Naka meringis.
"Kau sudah lapar?" Tanya Naka lagi.
"Belum! Hanya nyaris pingsan karena dari pagi belum makan!"
"Ckckckck! Baiklah! Aku akan kembali sekarang!" Pungkas Naka seraya menutup telepon dan menyalakan mesin mobil. Naka menjalankan mobilnya perlahan, dan saat lewat du depan Lily's Cake, Naka tak sengaja melihat Sunny lagi yang sedang berjalan bersama seorang wanita yang mengenakan dress warna emerald.
Mungkinkah itu mamanya Sunny?
Sama cantiknya dengan Sunny!
Sayang sudah ada yang punya!
Naka menertawakan dirinya sendiri karena memperhatikan seorang wanita yang pastilah sudah bersuami karena sudah punya seorang putri berusia sepuluh tahun.
Konyol sekali!
****
"Kau tidak makan?" Tanya Juan pada Naka yang sejak tadi masih fokus pada layar monitor di hadapannya.
"Tidak! Aku belum lapar."
"Kau sudah seperti orang kelaparan yang setahun tak bertemu nasi," ledek Naka selanjutnya pada Juan yang makan dengan lahap.
"Aku kelaparan! Bukankah tadi aku sudah-" Kalimat Juan belum selesai, saat pintu utama kantor tour & travel milik Naka tersebut dibuka dari luar. Sepertinya ada pelanggan.
"Sial!" Umpat Juan yang langsung bergegas mengangkat piring dan nasi bungkusnya masuk ke dalam ruangan lain. Naka memperbaiki duduknya dan bersiap menyambut customer yang datang saat ternyata customer itu adalah....
"Om Naka!" Sapa Sunny yang langsung menghampiri Naka dan mengangkat tangannya hendak mengajak Naka tos.
"Hai, Sunny!" Jawab Naka seraya tersenyum ramah.
"Sunny-"
"Ma! Ini Om Naka yang tadi membantu Sunny menyeberang saat mau ke toko kue," jelas Sunny memotong teguran sang mama.
"Benarkah?" Wanita yang merupakan mama dari Sunny itu terlihat ragu.
"Iya, Ma!" Jawab Sunny bersungguh-sungguh.
"Kau?" Naka menyapa mama kandung Sunny dengan sedikit canggung.
"Alsya, mamanya Sunny," jawab Alsya seraya mengulurkan tangannya ke arah Naka sebagai tanda perkenalan.
"Mainaka, panggil saja Naka," jawab Naka seraya membalas uluran tangan Alsya.
"Terima kasih karena tadi sudah membantu Sunny," ucap Alsya tersenyum canggung ke arah Naka.
"Sama-sama! Selamat ulang tahun, ya! Kata Sunny kau berulang tahun hari ini," balas Naka yang masih tersenyum hangat pada Alsya.
"Terima kasih," jawab Alsya yang kembali tersenyum canggung.
"Jadi, kalian kesini?" Naka akhirnya menanyakan maksud kedatangan Ibu dan anak yang sama-sama cantik itu ke kantor Naka.
"Ah, iya! Kami berdua akan berlibur, jadi kami kesini,"
"Oh, tentu saja! Ayo silahkan duduk dulu!" Naka segera mempersilahkan Alsya dan Sunny untuk duduk.
"Om, kata Mama, kami akan berlibur ke kota yang banyak pantainya," cerita Sunny dengan mata berbinar.
"Benarkah? Mau ke Bali? Atau ke Lombok? Atau yang dekat saja Jogja? Semua banyak pantainya," cecar Naka seraya menatap bergantian pada Sunny dan Alsya.
"Maratua."
"Adikku dulu pernah ke sana tapi saat aku ke travel agen rekomendasi adikku ternyata kantornya sudah tutup. Jadi apa travel agen milikmu bisa mengakomodasi?" jawab Alsya yang langsung membuat Naka mengulas senyum.
"Pilihan bagus! Tentu saja kami bisa menanganinya," jawab Naka bersungguh-sungguh.
"Mau sekalian bulan madu dan membuat adik untuk Sunny, ya?" Celetuk Naka lagi sok tahu.
"Kami hanya pergi berdua," jawab Alsya cepat yang raut wajahnya langsung berubah datar.
"Ouh! Papanya Sunny sedang sibuk?" Naka ganti bertanya pada Sunny.
"Papa sudah mati!" Jawab Sunny to the point yang langsung membuat Alsya dan Naka tersentak kaget.
"Sunny!" Tegur Alsya sedikit mendelik ke arah sang putri.
"Mama selalu mengatakannya seperti itu!" Jawab Sunny tanpa raut berdosa.
"Maaf!" Ucap Alsya merasa tak enak hati pada Naka yang hanya mengangguk dan tersenyum. Naka segera fokus ke layar monitor di hadapannya.
"Kartu identitas ada?" Tanya Naka selanjutnya pada Alsya.
"Iya, ada!" Jawab Alsya yang langsung mengeluarkan kartu identitas dirinya dan mengangsurkannya pada Naka.
"Alsya Attala," Naka bergumam dan sedikit mengernyit.
"Kau putri Tuan Attala pemilik bisnis grosir dan retail itu?" Tanya Naka kepo yang langsung membuat Alsya sedikit salah tingkah.
"Iya," jawab Alsya seraya menyelipkan rambut hitam sebahunya ke belakang telinga demi menutupi salah tingkahnya.
"Oh iya! Aku baru ingat. Lily's Cake itu milik istri Tuan Attala, ya?" Tanya Naka lagi.
"Itu toko kue Omi!" Jawab Sunny penuh antusias.
"Oh, ya? Om boleh dapat kue gratis kalau kesanab berarti, ya?" Tanya Naka sedikit menggoda Sunny.
"Boleh, Om!"
"Kan Om Naka sudah menolong Sunny!.
"Iya, kan, Ma?" Sunny sudah ganti menatap pada Alsya yang sepertinya tidak rela memberikan kue gratis pada Naka
"Iya, boleh!" Jawab Alsya setengah hati.
"Aku hanya bercanda!" Ucap Naka seraya menyodorkan selembar kertas pada Alsya. Wanita di depan Naka itu masih saja salah tingkah.
"Akomodasi kalian selama di Maratua sudah kami tangani. Butuh tour guide? Tidak sepertinya, ya?" Naka bertanya sekaligus menjawab pertanyaan sendiri.
Dasar aneh!
"Aku akan menuliskan nomor pribadiku saja di sinu. Jika sewaktu-waktu ada kendala, kau bisa langsung menghubungiku dan timku akan menangani secepatnya" pesan Naka seraya menuliskan nomor ponselnya di atas kertas tadi.
"Kapan kami berangkat?" Tanya Alsya seraya menatap pada Naka.
"Besok siang! Selamat berlibur!" Ucap Naka yang kembali tersenyum dan membalas tatapan wanita itu.
"Terima kasih!"
"Kami permisi dulu," pamit Alsya seraya bangkit dari duduknya.
"Yeay! Liburan!" Sorak Sunny yang sepertinya senang sekali.
Naka segera mengantar Alsya dan Sunny hingga ke pintu utama kantor travel agen miliknya.
"Selamat berlibur Sunny!" Ucap Naka seraya melambaikan tangan ke arah gadis kecil itu.
"Bye, Om Naka! Besok Sunny bawakan oleh-oleh!" Sunny balas melambaikan tangan ke arah Naka sebelum gadis itu masuk ke dalam mobil bersama sang mama.
.
.
.
Alsya Attala adalah putri sulungnya Juna Attala (Menikahi Pembunuh Istriku).
Sunny Allarick adalah anaknya Alsya dan Ericko. Kisah mereka nyempil di karyaku "RUMI: Cinta Sang Pria Lumpuh" bab 32 ke atas.
Paling enak kalau udah baca semuanya urut, ya! 😉😉 udah langsung paham.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DAN NYEMPIL SDKIT JUGA DI SASHA & ALLEGRA, TPI KONDISI ALSYA SDH JANDA
2023-05-26
0
😘😍 fans girl RAP LINE 😍😘
aing baru baca emang yg pertama yg mana nih thor 😕😕
2022-10-13
0
Widiya
seeruu kak kl baca crt berseri ...
2022-10-10
0