Diam Menjadi Cupu Bergerak Menjadi Mafia
Dorrr!
Suara peluru kembali terdengar saat ini wilayah Kartel Sinaloa sedang di serang oleh The Woman.
Ramond yang baru saja tiba di wilayahnya seketika mengereyit melihat anak buahnya sudah tergelatak tak berdaya.
"Ada apa ini?" tanya Ramond dengan nada lantang.
Tangan kanan Ramond yang bernama Laksa seketika langsung menghampiri Ramond.
"Saya tidak tau secara jelas bagaimana yang sebenarnya,tetapi yang pasti mereka telah salah paham karena mereka mengira jika anda yang membunuh Istri dari pemimpin mereka."
Seketika Ramond mengereyit ia sama sekali tidak mengetahui pembunuhan Istri Arga.
"Bagaimana bisa dia mengira kalau saya pembunuh Istri Arga," gumam Ramond.
"Kalau begitu kita harus melakukan serangan balik kita tidak bisa diam saja!!!"
Klan Kartel Sinaloa berlarian sembari membawa senjata,pertengkaran berangsur dengan sengit.
Sudah banyak korban karena perang The Woman dan Kartel Sinaloa,sekarang saat nya pemimpin mereka melawan satu sama lain.
"Ramond...,sebentar tangan ku akan menghilangkan nyawamu dan dendam ku kepadamu sudah terbayar," ucap Arga dengan nada sombong.
Ramond sama sekali tidak takut,seorang mafia kenapa harus takut bukan dan ia juga sedang membela kebenaran.
"Kamu salah paham Arga,buk-"
Belum selesai bicara Arga sudah menghentikan pembicaraan Ramond.
"Alah! Bilang saja kalau kamu takut kan" ucap Arga sembari tersenyum mengejek.
Ramond masih bersikap santai,Arga mengeluarkan pistol nya dan akan mengarahkan nya kepada Ramond.
Dengan santai Ramond menghindar.
"Ch!" Arga berdecak.
Sekarang Ramond yang melakukan serangan melalui perlawanan fisik tanpa menggunakan senjata apapun.
Hanya dalam beberapa detik saja Arga sudah berada di bawah Ramond,tangan Ramond memegang leher Arga erat.
"Sial! Kau licik!" umpat Arga.
Ramond hanya berdecak,ia mengeluarkan pistol yang berada di sakunya dan menempelkan nya kepada pipi Arga.
"Sepertinya lebih baik orang seperti mu harus di musnahkan."
"Kau pikir begitu?" ucap Arga dengan mengangkat satu alisnya.
Sudah berada di bawah tubuh Ramond saja Arga masih bersikap sombong seperti itu,Ramond mulai hendak menekan pistolnya tetapi tiba-tiba.
"Mas!" suara yang bagi Ramond sudah tidak asing lagi.
Seketika Ramond menoleh terlihat Istrinya yang sedang berlutut dengan tangan di ikat dan banyak luka lembap di tubuhnya.
Darah Ramond langsung mendidih melihat Istrinya yang sangat ia cintai terluka seperti itu,berani sekali Arga melakukan itu.
Ramond saja tidak pernah melakukan hal kasar seperti itu kepada Istrinya,tetapi Arga dengan beraninya telah melukainya.
Melihat Ramond yang seperti lengah tangan Arga langsung mendorongnya
Bruk!
Tubuh Ramond terdorong,seketika tubuhnya merasa lemas melihat
"Lepaskan Istriku! Kamu boleh melukai ku atau membunuh ku tetapi jangan Istriku!"
"Tetapi dengan nyawamu tidak cukup aku ingin melihat bagaimana reaksi mu ketika Istri tercinta mu mati di hadapan mu."
Seketika Ramond langsung memegang tangan Arga yang memegang pistol,ia mengarahkan pistol itu kepada dirinya.
"Bunuh aku saja Arga!"
Arga tersenyum miring ia pun perlahan menekan pistolnya dan
Dorr!
Tubuh Istri Ramond tergelatak,ia menatap sekilas Istrinya dan kembali menghadap Arga.
Ternyata tangan Arga juga memegang pistol,Arga benar-benar sangat licik.
Ramond langsung melepaskan tangan Arga dan berlari menghampiri Istrinya yang semakin tidak berdaya.
"Tetap bertahan Sayang aku mohon!" ucap Ramond memegang tangan sang Istri.
"Aku sudah tidak tahan lagi Mas," lirih Istri Ramond.
Istri Ramond pun menghembuskan nafas terakhirnya,seketika Ramond menangis ia memeluk tubuh Istrinya.
Melihat Ramond seperti itu Arga tertawa terbahak-bahak ia sangat bahagia melihat musuhnya tidak berdaya seperti itu.
.....
Di satu sisi terlihat Adzkiya yang akrab di panggil Kiya sedang dalam perjalanan menuju rumahnya.
Ia baru saja pulang dari luar negeri,Kiya kesini untuk berlibur sebentar ia sangat merindukan kedua orang tuanya.
"Bisa lebih cepat enggak Pak,saya sudah tidak sabar bertemu dengan kedua orang tua saya," ucap Kiya.
"Sepertinya anda sangat merindukan orang tua anda?" ucap supir taksi.
Seketika Kiya tersenyum,ia mengangguk kecil dalam beberapa menit Kiya sudah sampai di tempatnya.
Mobil taksi yang di tumpangi Kiya pun berhenti di depan gerbang,Kiya langsung keluar setelah selesai membayar lewat aplikasi.
Ia membuka gerbang yang sudah tak terkunci,ia sedikit mengereyit tidak biasanya gerbang tidak di kunci.
Kiya masuk ke dalam dan terlihat anak buah Ayahnya tergelatak di tanah,ia berjalan perlahan masuk ke dalam.
"Sekarang giliran kamu!" ucap Arga.
Mendengar suara itu,Kiya bersembunyi di belakang pohon yang cukup besar ia melihat Ayahnya yang sedang memeluk Ibunya yang sepertinya sudah tidak bernyawa.
"Ibu!" lirih Kiya.
Kiya merapatkan mulutnya agar tidak bersuara,matanya membulat sempurna.
"Kamu sudah membunuh Istriku,jadi kamu harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan Istri yang sangat kita cintai."
Apa Ayah membunuh Istri om Arga?, batin Kiya.
Entah kenapa Kiya sama sekali tidak percaya jika Ayahnya telah melakukan hal sekeji itu.
"Sekarang giliran mu..,ingat Ramond nyawa harus di balas dengan nyawa!"
Dorr!
Tubuh Ramond langsung tergeletak tak berdaya,darah segar mulai bercucuran.
"Ayah!!!"
Kiya hanya bisa berbicara lirih ia tidak berani bersuara karena ia takut jika Arga melihatnya,sudah pasti ia juga akan di bunuh nanti.
"Sekarang dendam ku sudah terbayar," ucap Arga tersenyum.
The Woman pun pergi dari sana,melihat situasi sudah aman Kiya keluar dari persembunyiannya dan berjalan menghampiri Ayahnya.
"Ayah!" ucap Kiya lirih.
Ramond membuka matanya ia menatap Anaknya yang selama ini ia rindukan,berada di depan mata.
"Kenapa bisa begini Ayah?" tanya Kiya lirih.
"Anak ku apa yang di katakan oleh Arga tadi sama sekali tidak benar,dia salah paham dan kamu harus membalaskan perbuatan mereka!"
"Kamu harus mengganti posisi Ayah,tetapi jangan sampai mereka semua tau identitas mu yang sebenarnya," pinta Ramond.
Kiya mengangguk kecil,air matanya perlahan menetes.
"Setelah urusan nya selesai...,menikahlah dengan Anak kandung Darwis,kamu harus menepati janji Ayah kepada Darwis."
Mendengar itu Kiya sedikit mengereyit jadi ia harus menikah dengan Arya,seorang yang sangat ia benci selama ini.
"Jadi aku harus menikah dengan Arya?"
"Tidak,Arya bukan anak kandung Darwis tetapi dia anak angkat Darwis."
"Apa?! Aku harus mencari anak kandung Om Darwis kalau begitu?"
Ramond mengangguk,sepertinya tugas yang diberikan kepada Kiya sedikit berat.
"Terus gimana caranya aku mencari anak kandung Om Darwis?"
Tentu saja Kiya tidak tau bagaimana ciri-ciri Anak kandung Darwis,karena yang Kiya ketahui Anak Darwis adalah Arya saja,tidak yang lain.
"Ada tanda lahir di dahinya,lakukan tugas mu dengan baik,Ayah percaya kepadamu," ucap Ramond tersenyum dan menghembuskan nafas terakhir nya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
oi
2022-04-07
0
⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬
mampir sudah difavoritkan.
semangat
2022-04-07
0
⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬
mampir novel ZANN🙏🙏
2022-04-07
0