"Aku langsung pulang, ya!" ucap Tiara saat mereka sudah sampai di rumah Rahma.
"Iyaa, terima kasih atas semua bantuan kamu selama ini. Kalau nggak ada kamu mungkin Ibu belum bisa berobat ke rumah sakit," jawab Rahma mendekati Tiara setelah mengantarkan Bu Sarifah ke kamarnya.
Rahma memeluk Tiara erat sebagai tanda terima kasih atas bantuan Tiara.
"Kamu 'kan yang lunasi semua uang sekolahku?'' bisik Rahma lirih saat memeluk Tiara.
Tiara langsung menegakkan tubuhnya mendengar pertanyaan dari Rahma, Dia tidak menyangka sama sekali jika Rahma sudah mengetahui uang sekolahnya telah dibayar lunas oleh seseorang.
"Bukan aku, Rahma! Jujur sebenarnya aku mau membayar uang sekolah kamu, tapi saat aku menemui petugas Tata Usaha. Katanya uang sekolah kamu sudah lunas semuanya. Jadi kamu bisa ikut Ujian Nasional dengan tenang!" Tiara menjelaskan duduk persoalannya, dia tidak mau mengakui perbuatan baik orang lain.
"Kalau bukan kamu, lalu siapa?" tanya Rahma penasaran.
"Kepala Tata Usaha itu tidak mau memberitahu, katanya itu rejeki kamu!" jawab Tiara sambil mengusap lembut lengan Rahma.
"Okelah kalau begitu! Btw, thanks ya!" ucap Rahma dengan senyuman.
"Thanks for?" jawab Tiara sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Thanks for all." jawab Rahma.
Tiara memasuki mobilnya, sebelum berjalan meninggalkan rumah Rahma, Tiara melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Rahma membalas lambaian tangan tersebut kemudian masuk ke dalam rumah.
*
*
*
Ujian Try Out berjalan lancar dan sekarang saatnya mengambil hasil tes darah milik bu Sarifah. Bu Sarifah juga harus kontrol ulang kesehatannya di rumah sakit tersebut.
Tiara kembali mengantarkan Rahma dan bu Sarifah ke rumah sakit. Awalnya mereka mendaftar untuk periksa ke dokter, kemudian ke laboratorium untuk mengambil hasil tes darah dan rontgen.
Hasil tes dan rontgen menunjukkan adanya masalah pada paru-paru dan lambung bu Sarifah. Setiap hari bu Sarifah mencuci pakaian sebelum Subuh di luar rumah. Seringnya terkena embun pagi menyebabkan paru-paru bu Sarifah basah. Sedangkan sakit lambung dikarenakan seringnya terlambat makan, bahkan tak jarang bu Sarifah dan Rahma hanya makan sehari dua kali. Jika tidak memiliki uang sama sekali mereka makan sehari sekali.
Banyak obat yang harus ditebus di apotik, hal ini dikarenakan sakit bu Sarifah yang sudah mulai parah. Bu Sarifah juga harus beristirahat total, makan tidak boleh terlambat dan yang paling penting harus menjalani pengobatan selama enam bulan secara rutin. Jika pengobatan ada yang tertinggal, harus mengulang kembali dari awal.
Bu Sarifah dan Rahma tertunduk lesu mendengar penjelasan dari dokter tentang rentang waktu perobatan yang harus dijalani. Biaya perobatan bu Sarifah yang menjadi kendala terbesar mereka saat ini. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja mereka harus banting tulang, rela menanggung malu karena selalu diejek dan di-bully.
*
*
*
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa Ujian Nasional sudah di depan mata. Besok Rahma harus mengikuti Ujian Nasional, tapi sampai sekarang dewa penolong yang telah melunasi uang sekolahnya belum juga diketahui. Kesehatan bu Sarifah sudah mulai membaik berkat bantuan dari Tiara.
Bu Sarifah mendapatkan bantuan BPJS dari pemerintah setempat setelah mengurus surat keterangan tidak mampu. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya perobatan. Hanya ongkos perjalanan pulang pergi ke rumah sakit yang dipikirkan oleh Rahma dan ibunya, tidak setiap hari Tiara bisa mengantarkan mereka.
"Kamu jangan ambil upah cucian dulu! Belajar yang rajin agar bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Hanya nilai yang dapat kamu banggakan saat ini pada mereka semua yang telah menghina dan menindas kamu!" pesan bu Sarifah di sore hari.
Bu Sarifah tidak tega melihat anaknya harus bekerja keras setiap hari untuk menanggung beban keluarga.
"Iya, Bu! Selama ujian Rahma tidak akan bekerja dulu, masih ada tabungan Rahma untuk makan selama seminggu ini," jawab Rahma patuh.
Rahma masuk ke kamarnya untuk melihat celengannya. Setelah menghitung semua uang celengannya ternyata uang itu hanya cukup untuk makan seminggu. Akhirnya Rahma memutuskan selama ujian nanti dia akan puasa saja, untuk menghemat pengeluaran. Tapi kalau sampai ketahuan oleh ibunya pasti Rahma kena marah.
Tabungan Rahma sebenarnya sudah menipis, tapi dia tidak ingin melawan ibunya. Akhirnya Rahma memutuskan untuk mengambil upah seterika pakaian saja. Kalau mencuci dan menyetrika pakaian pasti dia akan kelelahan.
"Bu, kalau Rahma mengambil upah seterika pakaian saja bagaimana? Setelah Rahma lihat tadi, uang tabungan Rahma hanya cukup untuk makan seminggu." ucap Rahma memberanikan diri.
"Apa itu tidak menggangu belajar kamu?" tanya bu Sarifah.
"Tidak, Bu! Selama ini Rahma sudah biasa melakukan itu. Boleh ya, Bu!" bujuk Rahma sambil memegang tangan ibunya.
"Baiklah kalau itu sudah menjadi kemauan kamu. Ibu hanya bisa merestui dan mendo'akan kamu!" jawab bu Sarifah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞Revina
karena Bu Sari & Rahma sering berbuat kebaikan maka melalui tangan Tiara , Allah memberikan pertolongan-Nya
2022-04-22
0
⏤͟͟͞Rᵇᵃˢᵉ αииα яσѕє🌹
hebat banget rahma ya..yang kuat ya rahma
2022-03-23
0
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
smngt terus Rahma buktiin klo kamu bisa ya ...
2022-03-22
0