Sore harinya Tiara datang ke rumah Rahma. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya.
"Rahma... Rahma!" panggil Tiara dari samping rumah Rahma.
Rahma yang kebetulan baru pulang mengantar baju langsung mempercepat langkah kakinya.
"Iyaa, aku datang!" sahut Rahma dari kejauhan, takut Tiara pergi lagi.
Rahma segera menghampiri Tiara yang sedang duduk di bangku kayu panjang yang ada di samping rumahnya.
"Maaf, nunggu lama! Tadi aku mengantar baju ke rumah Bu Monica lalu singgah ke rumah mang Parjo," ucap Rahma dengan nafas memburu karena tadi sedikit berlari untuk mempercepat langkahnya.
"Nggak lama kok, aku juga baru sampai! Ibu mana?" jawab Tiara sambil berdiri dari duduknya.
"Ibu di dalam, ayo masuk! Kita ngobrol di dalam aja!" ajak Rahma, menarik tangan sahabat karibnya.
"Ibu, Ara datang!" ucap Tiara begitu memasuki rumah itu.
Bu Sarifah yang sedang di kamar pun bangkit dari tempat tidurnya hendak menjumpai teman Rahma.
"Ibu kenapa keluar, rebahan aja di kamar!" tegur Tiara, merasa tidak enak karena membuat Bu Sarifah terbangun.
"Ibu capek tiduran terus! Ibu juga ingin jalan-jalan walaupun hanya di dalam rumah," jawab Bu Sarifah lirih sambil berjalan pelan menuju kursi di depannya.
Mereka bertiga pun duduk bersama, bercerita tentang apa saja yang tadi mereka kerjakan. Tiara yang hendak bertanya pada Rahma pun menunda tujuan utamanya datang.
Tak lama kemudian Bu Sarifah pamit ke kamar mandi. Tiara pun menggunakan kesempatan itu untuk mengutarakan tujuannya datang.
"Ma, Ibu sudah pernah dibawa ke rumah sakit yang di kota belum?" tanya Tiara sedikit takut, takut menyinggung perasaan teman dekatnya itu.
"Kami belum ada uang untuk membayar cek darah seperti yang disarankan oleh dokter di Puskesmas. Bukan hanya tes darah tapi juga rontgen. Biayanya tidak sedikit, sedangkan tabunganku belum cukup." jawab Rahma sedih.
Tiara mendekat pada Rahma kemudian digenggamnya keduanya telapak tangan Rahma.
"Aku datang sebagai saudara, besok kamu bawa Ibu langsung ke rumah sakit. Ini uang untuk biaya cek darah dan rontgen. Tidak banyak sih, semoga bisa membantu." ucap Tiara.
"Tapi..."
"Tak ada penolakan! Aku tidak mau ada penolakan lagi. Aku sudah anggap kamu dan Ibu sebagai keluarga sendiri. Keluarga itu saling bantu!" kata Tiara tegas, Ia tulus ingin membantu Rahma.
"Aku anggap ini pinjaman, nanti kalau aku sudah punya uang cukup, aku pasti membayarnya!" Rahma mau menerima uang dari Tiara.
"Besok kita ke sekolah hanya mengambil kartu ujian Try Out, pulangnya cepat. Jadi kita bisa mengantar Ibu sama-sama ke rumah sakit," ucap Tiara bersemangat.
"Aku belum bayar tunggakan uang sekolah. Apa aku boleh ikut ujian Try Out?" tanya Rahma.
"Pasti bisa!" jawab Tiara yakin.
"Cuma Try Out ini, pasti boleh ikut. Kalau Ujian Nasional baru berpikir ulang mereka untuk mengijinkan kamu ikut ujian. Maaf, nggak bermaksud menghina!" imbuh Tiara.
"Semoga! Aku harus bekerja lebih keras lagi untuk mengumpulkan uang bayar sekolah!" ucap Rahma menyemangati diri sendiri.
"Pasti bisa!" jawab Tiara memberi semangat pada sahabat karibnya.
Mereka berpelukan setelah saling memberi semangat. Tak lama kemudian Tiara pamitan karena hari sudah mulai gelap menunjukkan malam telah tiba.
*
*
*
"Tiara Melani Putri!" panggil guru yang membagikan kartu ujian Try Out untuk hari Senin.
Nama Tiara paling akhir dipanggil di kelas itu. Sedangkan Rahma sudah menerima kartunya tadi sebelum Tiara. Setelah menerima kartu ujian semua, semua siswa pun dipulangkan.
Tiara dan Rahma meninggalkan sekolah bersama-sama. Rahma menumpang mobil Tiara, tadi pagi saat berangkat sekolah Tiara mengajak Rahma berangkat sama. Mereka hari ini berencana membawa Bu Sarifah ke rumah sakit. Saat mereka ke sekolah, Bu Sarifah ke Puskesmas untuk meminta surat pengantar berobat ke Rumah Sakit Umum.
Sesampainya di rumah Rahma, Bu Sarifah sudah pulang dari Puskesmas siap berangkat ke Rumah Sakit Umum yang ada di kota mereka. Mereka bertiga berangkat bersama setelah Rahma dan Tiara mengganti pakaian mereka, dari seragam sekolah ke pakaian biasa.
Perjalanan menuju ke Rumah Sakit Umum di Kota memakan waktu satu jam. Mereka sampai di Rumah Sakit saat matahari mulai meninggi. Rahma lalu mendaftar atas nama ibunya setelah itu menuju ke ruang praktek dokter yang dirujuk oleh Puskesmas. Mereka menunggu sekitar satu jam baru nama Bu Sarifah dipanggil untuk diperiksa.
Setelah diperiksa Bu Sarifah diberi surat pengantar lagi untuk melakukan cek darah dan rontgen. Ruang praktek dokter dengan tempat melakukan cek darah dan rontgen berbeda-beda. Sehingga Bu Sarifah harus banyak berjalan dan kelelahan.
Sekitar jam dua siang, Bu Sarifah selesai melakukan pemeriksaan lengkap. Hasilnya dapat diambil seminggu kemudian. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang setelah membayar semua tagihan biaya perobatan dan lain sebagainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Mirwani Adwa Azizah
Tiara baik bangett
2022-05-04
0
☠⏤͟͟͞Revina
waaah Tiara sikapnya uuwuuu banget seeh....dia beneran tulus bersahabat dengan Rahma kan ??
2022-04-22
0
☠⏤͟͟͞Revina
semoga hsl check up dokter , Bu Sari tak menderita penyakit yg mengkhawatirkan
2022-04-22
1