Bab 4 Hari pertama mengajar

"Ah, ternyata dia sudah tidur. Ngorok lagi tidurnya"

Satria pun kembali ke kursi panjang dan merebahkan tubuhnya disana. Tidak berapa lama, Satria pun juga terlelap dan masuk ke dalam dunia mimpinya.

Sementara, di tempat lain. Nampak sebuah mobil terparkir tidak terlalu jauh dari rumah Ayumi. Dua orang terlihat sedang berdiri seraya menatap rumah itu.

"Tuan? Apa tidak masalah kita meninggalkan tuan muda tinggal di sini?" Tanya seorang pengawal.

"Biarkan saja. Selama ini dia tidak pernah belajar untuk bertanggung jawab terhadap apapun. Anak itu selalu saja bermain, dan tidak mengerti apapun. Aku ingin kau awasi saja dia, dan laporkan perkembangan dirinya selama tinggal di sini" Ucap Pria paruh baya itu. Namanya Herman Satriawan. Seorang pengusaha kaya, yang hanya memiliki satu orang anak yaitu Satria.

*****

Keesokan harinya.

Yumi nampak sudah bersiap-siap dengan pakaian dinasnya. Matanya sesekali menoleh kepada Satria yang masih terlelap di atas kursi panjang itu.

"Anak ini apa gak mau sekolah?" Gerutu Yumi. Ia pun berjalan mendekati Satria.

"Hei bangun. Satria ayo bangun" Ucap Yumi kesekian kalinya, seraya menggoyangkan tubuh Satria.

"Hantu copot guyung" Satria yang terkejut, segera bangun dengan berbagai celotehannya.

"Hahahahah" Yumi seketika tertawa terbahak-bahak, melihat Satria yang bangun seraya bersilat di depannya itu.

Satria seketika tersadar mendengar tawa Yumi, lalu ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur itu.

"Hei bangun. Kamu gak sekolah?" Yumi pun kembali menggoyangkan tubuh Satria dengan tangannya.

"Apa? Sekolah?" Tanya Satria yang masih menyerjapkan matanya yang sulit ia buka itu.

"Jangan bilang kamu mau bolos ya hari ini? Cepat bangun! Aku berangkat duluan" Yumi pun berjalan keluar setelah mengucapkan kalimat nya.

"Hei aku sekolah naik apa?" Teriak Satria.

Yumi sedikit menoleh kebelakang, "Dibelakang masih ada satu motor lagi, kamu bisa pakai itu dan kuncinya minta saya papa" Ucap Yumi, lalu pergi meninggalkan Satria di sana.

Satria mengacak-acak rambutnya asal, "Sekolah lagi, sekolah lagi" Kata Satria menggerutu malas.

Satria pun bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tidak lama setelah itu, Satria segera pergi ke sekolah dengan menggunakan motor yang Yumi katakan tadi. Namun sebelum itu, Satria juga sudah meminta ijin untuk membawa motor itu ke sekolah.

Tepat pukul 07.30 pagi.

"Tunggu, tunggu" Satria berteriak disaat motornya masih setengah jalan dan hampir sampai ke gerbang sekolah.

Satpam itu pun tidak menggubris nya dan terus menutup gerbang. Segera Satria turun dari motornya, "Pak tolong buka pintunya, saya harus masuk" Ucap Satria sedikit memohon.

"Jam masuk sudah dari tadi. Peraturan sekolah tidak membolehkan siswa untuk masuk lagi kalau gerbang sudah di tutup" Jelas Satpam itu.

"Pak Saya mohon, ijinkan saya masuk ya. Hari ini saya ada ulang dadakan pak, jika saya gak masuk bapak mau tanggung jawab kalau nilai saya nol besar" Satria kembali memohon dengan sedikit memelas.

"Ya gimana ya. Bapak jadi bingung" Satpam itu sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal seraya berpikir.

"Ayo lah pak. Tolong kasih saya kesempatan, satu kali ini aja" Mohon Satria lagi.

"Ada apa ini?" Tanya seorang guru.

Keduanya pun menoleh ke arah suara, Satria nampak melukiskan senyuman kala melihat siapa yang datang.

"Ini buk, Satria terlambat dan memaksa untuk masuk. Ya saya ragu, jika saya ijinin masuk nanti saya lagi yang di marahin sama kepala sekolah"

"Buk, boleh ya saya masuk" Mohon Satria kepada Yumi dengan sedikit mengedipkan matanya genit kepada Yumi.

Yumi nampak menatap kesal kepada Satria, "Udah pak, biarin aja dia. Biar dia jera, besok-besok jangan terlambat lagi, apalagi bangunnya kesiangan" Ucap Yumi. Satpam itu pun mengangguk pelan, lalu mengunci pagar.

"Pak pak jangan!"

Satria pun mengacak rambutnya dengan asal, "Dasar, suami sendiri aja di gituin" Gerutu Satria kesal.

"Suami? Suami siapa?" Satpam itu mengajukan pertanyaan kala mendengar perkataan Satria.

Satria nampak meringis, "Tidak pak. Saya gak ada bilang suami. Bapak salah dengar mungkin" Elak Satria berbohong. Lalu kembali naik ke atas motornya.

"Aku harus cari cara nih agar bisa masuk ke dalam" Batin Satria.

Sejenak, Satria menengadahkan kepalanya ke atas, lalu melihat ke sisi kiri dan sisi kanannya.

"Aku tau" Ucap Satria senang, lalu melakukan motornya pergi dari sana.

Satria memarkirkan motornya di dekat sebuah warung bakso yang memang berjualan di samping sekolahnya. Satria terlihat menatap tembok tinggi yang ada di depannya. Sebuah kayu yang rindang mendominasi suasana disana yang terlihat agak sedikit teduh.

Tanpa berpikir panjang, Satia pun segera memanjat pohon itu. Langkah demi langkah ia lalui, hingga pijakan terakhirnya menuju pagar itu. Satria melompat begitu saja dari atas sana menuju masuk.

"Ahhh. Akhirnya, aku harus segera ke kelas"

Satria segera pergi dengan setengah berlari.

Sesampainya di sana. Satria nampak mengatur nafasnya yang tersengal, lalu mengintip dari balik kaca.

"Syukurlah belum ada gurunya" Ucapnya, lalu menghela nafas lega, dan segera berjalan masuk ke dalam kelas.

"Dari mana lo? Kok berkeringat gitu?" Tanya Bram, teman sebangku Satria.

"Udah jangan banyak tanya, mana air minum lo, sini buat gue aja" Kata Satria yang nampak masih kelelahan, lalu meminum air yang Bram berikan kepadanya.

"Selamat pagi anak-anak"

Seketika semua murid menatap ke depan, mereka yang semulanya duduk acak-acakan, kini sudah menempati posisi masing-masing.

"Pagi buk guru cantik" Seru beberapa murid laki-laki.

Nampak, Satria tersenyum tipis di kala Yumi menatapnya dengan pandangan tidak menyanka.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk like dan komennya ya! Mohon dukungannya 😊

Terpopuler

Comments

Dewi Isty

Dewi Isty

istri durhaka.

2023-04-22

1

Alpianur

Alpianur

emang bocah 🤣🤣🤣

2022-09-09

0

afrena

afrena

huahaaa apa rasanya jadi ibu guru dari suami sendiri...

2022-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Salah Paham
2 Bab 2 Perjanjian
3 Bab 3 Malam Pertama Yang Membagongkan
4 Bab 4 Hari pertama mengajar
5 Bab 5 Riwayat sekolah
6 Bab 6 Pandangan Yang tidak biasa
7 Bab 7 Irama Jantung
8 Bab 8 Bangun lebih awal
9 Bab 9 Curiga
10 Bab 10 Pembekuan ATM
11 Promosi novel
12 Bab 11 Buku Panduan
13 Bab 12 Jurus menaklukkan wanita
14 Bab 13 Rasa Yang Tidak Biasa
15 Tuan Pemalas dan Nona Pemberani
16 Bab 14 Bertemu
17 Bab 15 Rencana licik Winda
18 Bab 16 Leader Geng
19 Bab 17 Pemilik sekolahan
20 Bab 18 Khawatir
21 Bab 19 Cerita Masalalu
22 Pengumuman
23 Bab 20 Dikeluarkan
24 Bab 21 Kedatangan Pak Herman
25 Bab 22 Gemetar Ketakutan
26 Bab 23 Hempasan para penghina
27 Bab 24 Pergi Kerumah Mertua
28 Bab 25 Malam Pertama di Rumah Mertua
29 Bab 26 Masakan Yang Sama
30 Bab 27 Dikagumi para wanita
31 Bab 28 Kehilangan
32 Bab 29 Pengungkapan
33 Bab 30 Di penjarakan
34 Bab 31 Terpesona
35 Bab 32 Malam Yang Panjang
36 Bab 33 Siswa Baru Yang Meresahkan
37 Bab 34
38 Bab 35
39 Bab 36
40 Bab 37
41 Bab 38
42 Bab 39
43 Bab 40 Keselamatannya
44 Bab 41
45 Bab 42
46 Bab 43
47 Bab 44
48 Bab 45
49 Bab 46
50 Bab 47
51 Bab 48
52 Bab 49
53 Bab 50
54 Bab 51
55 Bab 52
56 Bab 53
57 Bab 54
58 Bab 55
59 Bab 56
60 Promosi
61 Bab 57
62 Bab 58
63 Bab 59 Tamat
64 Ekstra chapter 1
65 Ekstra chapter 2
66 Ekstra chapter 3
67 Ekstra Chapter 4
68 Karya Baru
69 Pengumuman
70 Rekomendasi
71 Rekomendasi
72 Rekomendasi Karya Baru
73 Rekomendasi Karya Baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1 Salah Paham
2
Bab 2 Perjanjian
3
Bab 3 Malam Pertama Yang Membagongkan
4
Bab 4 Hari pertama mengajar
5
Bab 5 Riwayat sekolah
6
Bab 6 Pandangan Yang tidak biasa
7
Bab 7 Irama Jantung
8
Bab 8 Bangun lebih awal
9
Bab 9 Curiga
10
Bab 10 Pembekuan ATM
11
Promosi novel
12
Bab 11 Buku Panduan
13
Bab 12 Jurus menaklukkan wanita
14
Bab 13 Rasa Yang Tidak Biasa
15
Tuan Pemalas dan Nona Pemberani
16
Bab 14 Bertemu
17
Bab 15 Rencana licik Winda
18
Bab 16 Leader Geng
19
Bab 17 Pemilik sekolahan
20
Bab 18 Khawatir
21
Bab 19 Cerita Masalalu
22
Pengumuman
23
Bab 20 Dikeluarkan
24
Bab 21 Kedatangan Pak Herman
25
Bab 22 Gemetar Ketakutan
26
Bab 23 Hempasan para penghina
27
Bab 24 Pergi Kerumah Mertua
28
Bab 25 Malam Pertama di Rumah Mertua
29
Bab 26 Masakan Yang Sama
30
Bab 27 Dikagumi para wanita
31
Bab 28 Kehilangan
32
Bab 29 Pengungkapan
33
Bab 30 Di penjarakan
34
Bab 31 Terpesona
35
Bab 32 Malam Yang Panjang
36
Bab 33 Siswa Baru Yang Meresahkan
37
Bab 34
38
Bab 35
39
Bab 36
40
Bab 37
41
Bab 38
42
Bab 39
43
Bab 40 Keselamatannya
44
Bab 41
45
Bab 42
46
Bab 43
47
Bab 44
48
Bab 45
49
Bab 46
50
Bab 47
51
Bab 48
52
Bab 49
53
Bab 50
54
Bab 51
55
Bab 52
56
Bab 53
57
Bab 54
58
Bab 55
59
Bab 56
60
Promosi
61
Bab 57
62
Bab 58
63
Bab 59 Tamat
64
Ekstra chapter 1
65
Ekstra chapter 2
66
Ekstra chapter 3
67
Ekstra Chapter 4
68
Karya Baru
69
Pengumuman
70
Rekomendasi
71
Rekomendasi
72
Rekomendasi Karya Baru
73
Rekomendasi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!