"Ah, ternyata dia sudah tidur. Ngorok lagi tidurnya"
Satria pun kembali ke kursi panjang dan merebahkan tubuhnya disana. Tidak berapa lama, Satria pun juga terlelap dan masuk ke dalam dunia mimpinya.
Sementara, di tempat lain. Nampak sebuah mobil terparkir tidak terlalu jauh dari rumah Ayumi. Dua orang terlihat sedang berdiri seraya menatap rumah itu.
"Tuan? Apa tidak masalah kita meninggalkan tuan muda tinggal di sini?" Tanya seorang pengawal.
"Biarkan saja. Selama ini dia tidak pernah belajar untuk bertanggung jawab terhadap apapun. Anak itu selalu saja bermain, dan tidak mengerti apapun. Aku ingin kau awasi saja dia, dan laporkan perkembangan dirinya selama tinggal di sini" Ucap Pria paruh baya itu. Namanya Herman Satriawan. Seorang pengusaha kaya, yang hanya memiliki satu orang anak yaitu Satria.
*****
Keesokan harinya.
Yumi nampak sudah bersiap-siap dengan pakaian dinasnya. Matanya sesekali menoleh kepada Satria yang masih terlelap di atas kursi panjang itu.
"Anak ini apa gak mau sekolah?" Gerutu Yumi. Ia pun berjalan mendekati Satria.
"Hei bangun. Satria ayo bangun" Ucap Yumi kesekian kalinya, seraya menggoyangkan tubuh Satria.
"Hantu copot guyung" Satria yang terkejut, segera bangun dengan berbagai celotehannya.
"Hahahahah" Yumi seketika tertawa terbahak-bahak, melihat Satria yang bangun seraya bersilat di depannya itu.
Satria seketika tersadar mendengar tawa Yumi, lalu ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur itu.
"Hei bangun. Kamu gak sekolah?" Yumi pun kembali menggoyangkan tubuh Satria dengan tangannya.
"Apa? Sekolah?" Tanya Satria yang masih menyerjapkan matanya yang sulit ia buka itu.
"Jangan bilang kamu mau bolos ya hari ini? Cepat bangun! Aku berangkat duluan" Yumi pun berjalan keluar setelah mengucapkan kalimat nya.
"Hei aku sekolah naik apa?" Teriak Satria.
Yumi sedikit menoleh kebelakang, "Dibelakang masih ada satu motor lagi, kamu bisa pakai itu dan kuncinya minta saya papa" Ucap Yumi, lalu pergi meninggalkan Satria di sana.
Satria mengacak-acak rambutnya asal, "Sekolah lagi, sekolah lagi" Kata Satria menggerutu malas.
Satria pun bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tidak lama setelah itu, Satria segera pergi ke sekolah dengan menggunakan motor yang Yumi katakan tadi. Namun sebelum itu, Satria juga sudah meminta ijin untuk membawa motor itu ke sekolah.
Tepat pukul 07.30 pagi.
"Tunggu, tunggu" Satria berteriak disaat motornya masih setengah jalan dan hampir sampai ke gerbang sekolah.
Satpam itu pun tidak menggubris nya dan terus menutup gerbang. Segera Satria turun dari motornya, "Pak tolong buka pintunya, saya harus masuk" Ucap Satria sedikit memohon.
"Jam masuk sudah dari tadi. Peraturan sekolah tidak membolehkan siswa untuk masuk lagi kalau gerbang sudah di tutup" Jelas Satpam itu.
"Pak Saya mohon, ijinkan saya masuk ya. Hari ini saya ada ulang dadakan pak, jika saya gak masuk bapak mau tanggung jawab kalau nilai saya nol besar" Satria kembali memohon dengan sedikit memelas.
"Ya gimana ya. Bapak jadi bingung" Satpam itu sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal seraya berpikir.
"Ayo lah pak. Tolong kasih saya kesempatan, satu kali ini aja" Mohon Satria lagi.
"Ada apa ini?" Tanya seorang guru.
Keduanya pun menoleh ke arah suara, Satria nampak melukiskan senyuman kala melihat siapa yang datang.
"Ini buk, Satria terlambat dan memaksa untuk masuk. Ya saya ragu, jika saya ijinin masuk nanti saya lagi yang di marahin sama kepala sekolah"
"Buk, boleh ya saya masuk" Mohon Satria kepada Yumi dengan sedikit mengedipkan matanya genit kepada Yumi.
Yumi nampak menatap kesal kepada Satria, "Udah pak, biarin aja dia. Biar dia jera, besok-besok jangan terlambat lagi, apalagi bangunnya kesiangan" Ucap Yumi. Satpam itu pun mengangguk pelan, lalu mengunci pagar.
"Pak pak jangan!"
Satria pun mengacak rambutnya dengan asal, "Dasar, suami sendiri aja di gituin" Gerutu Satria kesal.
"Suami? Suami siapa?" Satpam itu mengajukan pertanyaan kala mendengar perkataan Satria.
Satria nampak meringis, "Tidak pak. Saya gak ada bilang suami. Bapak salah dengar mungkin" Elak Satria berbohong. Lalu kembali naik ke atas motornya.
"Aku harus cari cara nih agar bisa masuk ke dalam" Batin Satria.
Sejenak, Satria menengadahkan kepalanya ke atas, lalu melihat ke sisi kiri dan sisi kanannya.
"Aku tau" Ucap Satria senang, lalu melakukan motornya pergi dari sana.
Satria memarkirkan motornya di dekat sebuah warung bakso yang memang berjualan di samping sekolahnya. Satria terlihat menatap tembok tinggi yang ada di depannya. Sebuah kayu yang rindang mendominasi suasana disana yang terlihat agak sedikit teduh.
Tanpa berpikir panjang, Satia pun segera memanjat pohon itu. Langkah demi langkah ia lalui, hingga pijakan terakhirnya menuju pagar itu. Satria melompat begitu saja dari atas sana menuju masuk.
"Ahhh. Akhirnya, aku harus segera ke kelas"
Satria segera pergi dengan setengah berlari.
Sesampainya di sana. Satria nampak mengatur nafasnya yang tersengal, lalu mengintip dari balik kaca.
"Syukurlah belum ada gurunya" Ucapnya, lalu menghela nafas lega, dan segera berjalan masuk ke dalam kelas.
"Dari mana lo? Kok berkeringat gitu?" Tanya Bram, teman sebangku Satria.
"Udah jangan banyak tanya, mana air minum lo, sini buat gue aja" Kata Satria yang nampak masih kelelahan, lalu meminum air yang Bram berikan kepadanya.
"Selamat pagi anak-anak"
Seketika semua murid menatap ke depan, mereka yang semulanya duduk acak-acakan, kini sudah menempati posisi masing-masing.
"Pagi buk guru cantik" Seru beberapa murid laki-laki.
Nampak, Satria tersenyum tipis di kala Yumi menatapnya dengan pandangan tidak menyanka.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk like dan komennya ya! Mohon dukungannya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Dewi Isty
istri durhaka.
2023-04-22
1
Alpianur
emang bocah 🤣🤣🤣
2022-09-09
0
afrena
huahaaa apa rasanya jadi ibu guru dari suami sendiri...
2022-07-05
1