Aryo pun menemui dokter yg menangani Sheira dan ia sungguh terkejut karena apa yg dikatakan pria tadi dan juga nyonya Viola benar. Ia sungguh malu dan merasa bersalah membuat Sheira harus berbaring lemah tak berdaya. Dan yg membuat ia sedih lagi adalah bayi tabung yg sedang mereka usahakan gagal lagi karena kecerobohan Aryo yg tidak bisa melindungi Sheira dari ibunya.
Aryo pun masuk ke ruangan Sheira dengan gontai. Matanya yg sendu serta kekecewaan akan dirinya yg tak bisa menjaga istrinya sampai harus kehilangan calon anak mereka. Kini ia hanya duduk di samping tempat tidur Sheira dan memegang tangan istrinya yg belum juga sadar. Pendarahan hebat serta kurangnya asupan membuat tubuh Sheira lemah.
"Maafkan aku sayang.." ucap Aryo menangis.
"Maaf Mas begitu bodoh dan tak mampu menjagamu.." ucap Aryo lirih.
Kini ia menyesali mengapa ia harus bekerja sangat keras bahkan sampai tidak tahu kondisi istrinya. Ia merasa begitu bodoh dan tak becus sebagai suami yg harusnya selalu siaga. Apalagi setelah mendengar penjelasan beberapa pegawai Sheira yg mengatakan kalau istrinya itu lembur demi memenuhi keinginan ibunya.
Mereka juga berkata kalau Sheira tak sempat makan karena nyonya Siti selalu memanggilnya saat ia sedang istirahat. Seketika kemarahan pun memuncak di pikiran Aryo. Ia pulang ke rumah ibunya dan menanyakan apa yg sebenarnya terjadi.
"Aryo, ada apa?" tanya Siti melihat putranya masuk dengan kasar.
"Bu, apa yg ibu lakukan pada Sheira?" tanyanya.
"Memangnya apa yg bisa wanita tua ini lakukan padanya?" ucap Siti dengan mengembalikan sebuah pertanyaan.
"Bu, ibu ingin kami punya keturunan tapi saat Sheira mulai berhasil ibu malah menggagalkan usahanya.." ucap Aryo.
"Apa maksudmu? kau menyalahkan ibumu? bagaimana bisa jadi salah ibu?" ucap Siti tak terima.
"Kenapa ibu menyuruhnya menyiapkan banyak makanan.. apa ibu tahu Sheira menyiapkannya sejak malam hari sampai begadang. Ibu juga tak membiarkannya istirahat." ucap Aryo kesal.
"Dia saja yg bodoh, kenapa tidak mengajari stafnya dengan benar.. kalau stafnya bisa melakukannya ia tak perlu begadang mengerjakannya.." ucap Siti berkilah.
"Percuma saja aku bicara pada ibu.." ucap Aryo kesal dan meninggalkan ibunya.
"Dasar anak durhaka.." ucap Siti kesal.
"Ibu.. cukup..! aku lelah, Sheira sampai kini belum sadar juga.." ucap Aryo.
"Harusnya kau menikah dengan gadis pilihan ibu.." ucap Siti.
"Berhenti membahas hal ini.. aku akan ke rumah sakit untuk menjaga Sheira.." ucap Aryo pergi tanpa menoleh pada ibunya.
Sementara Siti mengepal geram karena disalahkan atas kegagalan program bayi tabung Sheira. Ia juga merasa tak bersalah sudah membuat Sheira kelelahan atas permintaannya. Justru malah tak terima karena disalahkan putranya. Siti pun enggan menjenguk Sheira, justru ia akan berusaha memisahkan putranya dari wanita pembawa si**l tersebut.
"Awas kau Sheira, kau akan mendapatkan balasannya nanti." gumam Siti.
Sementara Aryo ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya dan kembali ke rumah sakit menjaga Sheira. Ia sangat menyesal dan akan menjaga Sheira agar ibunya tak menyakitinya lagi.
Setibanya di rumah sakit, Sheira sudah sadar dan sedang menikmati makanannya.
"Sayang, kau sudah sadar?" tanya Aryo.
"Iya Mas, kata perawat Mas sedang pulang untuk mengganti baju.. " ucap Sheira.
"Baiklah, biar aku suapi.." ucap Aryo langsung menyuapi Sheira.
"Mas sudah makan?" tanya Sheira.
"Belum, nanti saja belum lapar.." ucap Aryo.
"Mas harus makan, jangan sampai kita berdua jadi sakit.." ucap Sheira.
"Baiklah, nanti habis ini Mas juga makan.." ucap Aryo.
Selama Sheira dirawat, Aryo pun merawat Sheira di rumah sakit dan menyiapkan segala kebutuhannya. Dan selama itu juga Sheira tersentuh akan ketulusan suaminya. Bahkan Sheira tak ingin suaminya bertengkar dengan ibunya.
Setelah pulang ke rumah, Sheira diminta untuk beristirahat selama 1 bulan kedepan dan hanya mengurusi tokonya dari laptopnya dan laporan setiap karyawannya.
Baru saja Sheira lebih baik, Aryo mendapat tugas diluar negeri. Membuatnya mau tak mau meninggalkan Sheira. Sheira pun tak masalah karena itu bagian dari tanggungjawab suaminya. Setelah mempersiapkan segalanya, Aryo merasa berat untuk meninggalkan istrinya tapi Sheira mengatakan kalau ia akan baik-baik saja.
Dan akhirnya Aryo pun berangkat dengan menaiki pesawat di pagi hari. Dan Sheira pun mengantarkannya, walaupun ia meminta untuk tetap tinggal dirumah.
"Sayang ingat jangan terlalu lelah.." ucap Aryo.
"Iya Mas, aku tahu.. jangan lupa selalu memberi kabar.." ucap Sheira.
"Pasti.." ucap Aryo mengecup kening istrinya kemudian masuk ke dalam bandara.
Mereka berdua pun melambaikan tangan dan Aryo menghilang. Kemudian Sheira pun pulang ke rumah, tapi sebelumnya ia mampir untuk melihat kondisi tokonya.
Menurut pengakuan karyawannya hampir setiap hari, Bu Siti datang dan meminta beberapa kue untuk dibawa pulang atau diberikan pada teman-temannya. Sheira pun tak mau mencari masalah dan membiarkannya saja karena hanya akan membuatnya sakit hati.
Sheira pun melalui hari-harinya dengan lebih santai mengingat kesehatannya yg belum benar-benar pulih.
☘☘☘
Sementara Aryo ia baru saja tiba di negara tujuannya. Dan ia mendapat kamar hotel juga fasilitas bagus lainnya. Keesokannya ia pun menghadiri meeting bersama beberapa cliennya. Dan meeting acara tersebut dilanjutkan dengan makan malam di sebuah resto. Tak lupa mereka juga menawarkan alkohol karena diluar negeri hal itu sudah terbiasa apalagi suhu disana cukup dingin.
Aryo pun terbujuk rayu rekannya hingga ia menikmati alkohol dan mabuk bersama rekan-rekannya. Disana ada seorang wanita yg menjadi sekertaris Aryo bernama Desy. Wanita cantik berambut pirang panjang, wanita yg lumayan cantik dengan tampilan modisnya.
Desy menyukai Aryo sejak lama, tapi ia memendamnya karena ia tahu Aryo sudah beristri. Tapi karena semua orang sedang mabuk, dan Desy tanpa sadar mendekati Aryo. Terlebih Aryo sedang menjauh dari rekannya yg masih asik minum di dalam bar. Sementara Aryo keluar untuk menghirup udara segar agar ia tetap sadar.
Desy pun datang dengan bergelayut manja. Desy berusaha merayu Aryo dengan penampilan sexy dan terbuka. Ia memakai dres sangat pendek dan ketat, ditambah dengan cardi yg menutupi bagian atasnya dibiarkan terbuka menampilkan dresnya yg berbelahan dada rendah. Hal itu membuat Aryo bergairah apalagi selama sebulan terakhir Sheira tak bisa ia sentuh karena kondisinya pasca pendarahan hebat.
Mereka berdua yg dalam kondisi mabuk pun menghabiskan malam bersama. Keduanya begitu menikmati malam panas tersebut tanpa menyadari status Aryo.
Dan pada pagi harinya Desy tersadar dan sudah berada di kamar Aryo dengan posisi polos tanpa pakaian. Ia menangis karena sudah berbuat kesalahan akibat mabuk.
Aryo pun terbangun dan tak kalah terkejut melihat dirinya sudah berselingkuh dibelakang Sheira dengan sekertarisnya sendiri.
"Pak, maaf aku terbawa suasana.." ucap Desy menangis.
"Aku juga mabuk.." ucap Aryo tak mengelak.
"Jadi anggap saja kejadian ini tak pernah terjadi.. ini bukan pertama kalinya bagimu kan?" tanya Aryo.
"Ba-baiklah.." ucap Desy pasrah. Ia kira Aryo akan bertanggungjawab atau meminta maaf tapi justru malah ia akan menganggap hal ini tak pernah terjadi. Dan fakta kalau Desy bukan pertama kalinya melakukan adalah benar, hingga membuatnya mau tak mau tutup mulut.
Tapi setelah melihat Desy, Aryo pun mulai berpikir kalau Desy gadis yg sangat cantik dan tubuhnya juga indah. Terbersitlah pikiran jahat, walaupun ia berusaha menghindarinya.
"Maaf Desy.. kuharap kau tidak keberatan karena kita melakukannya atas kemauan masing-masing." ucap Aryo.
"Baik pak, saya mengerti.." ucap Desy menghapus air matanya.
"Rahasiakan ini ya.. kau tahu kan aku sudah menikah dan aku sadar sudah melakukan kesalahan.." ucap Aryo.
"Iya pak.." balas Desy.
Sungguh malang nasibnya, sudah menghabiskan malam bersama tapi Aryo masih juga tak menatapnya. Walaupun itu kesalahan, tapi Desy merasa itu cukup untuk menumpahkan rasa sukanya pada Aryo dan akan menyimpannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments