Sheira pun disibukkan dengan ini dan itu oleh ibu mertuanya. Tubuhnya yg lelah karena kurang tidur ditambah suhu tubuhnya yg mulai tinggi membuatnya merasa lemah. Namun, Siti yg terlanjur kesal pada Sheira dan terus menyuruh-nyuruh ini dan itu padanya.
Entah karena Sheira tak punya keturunan, atau karena penampilannya kini yg berantakan yg membuat Siti kesal. Namun, nyonya Viola melihat Sheira begitu kasihan karena wajahnya terlihat pucat. Ia yg baru kembali dari toilet pun menyapa Sheira.
"Kau baik-baik saja Sheira?" tanya nyonya Viola.
"Iya nyonya, aku hanya lelah.." ucap Sheira.
"Minumlah air.." ucap Viola memberikan air pada Sheira.
"Terimakasih nyonya.." ucap Sheira lalu meminumnya.
"Kau jangan panggil nyonya, tapi panggil tante saja.. kau kan menantu temanku masa nyonya? nanti orang mengira kalau kau itu orangnya bu Siti.." ucap Viola.
"Baiklah tante.." ucap Sheira yg melihat kebaikan di wajah Viola.
"Ya ampun, Sheira tubuhmu panas sekali.. kau yakin baik-baik saja?" tanya Viola.
"Iya tante, aku baik-baik saja.." ucap Sheira.
"Yasudah, tapi cobalah minum pereda demam dan istirahat.." ucap Viola kemudian meninggalkan Sheira.
Sheira pun beristirahat, sampai Siti menghampirinya dan kembali menyuruhnya bak pembantu.
"Kau ini malah malas-malasan, pantas saja tak bisa punya anak..!" ucap Siti begitu kasar hingga Sheira merasa sedih.
"Maaf bu.." ucap Sheira.
"Sekarang hidangkan makanan penutupnya.." ucap Siti.
"Baik bu.." ucap Sheira.
Sheira yg menganggapnya seorang ibu yg tak pantas untuk dibantah tapi justru diperlakukan bagaikan pembantu dan majikan oleh ibu mertuanya. Sheira pun jadi teringat kedua orangtuanya yg telah tiada. Apakah jika mereka masih berada disini nasibnya akan lebih baik?? Tapi percuma saja, tak ada gunanya menentang takdir yg telah terjadi. Kini Sheira harus kembali menyelesaikan tugasnya.
Sheira pun membawa puding dan hidangan lainnya bersama pegawainya. Sampai Sheira harus menyajikannya pada seluruh teman-teman Siti seperti sedang mempermalukannya.
Saat acara hendak selesai, Viola menelpon putranya untuk menjemputnya. Semula putranya menolak, tapi akhirnya putranya luluh dan datang juga untuk menjemput.
"Jeng, putraku sudah menjemput.." ucap Viola.
"Suruh dia kemari dan perkenalkan dengan kami.." ucap Siti.
"Benar, ada Pinkan putriku.. mereka kan teman lama.." ucap Mia.
"Semoga dia mau kuajak kemari." ucap Viola lalu menjemput putranya untuk masuk menemui teman-temannya.
Theo adalah putra dari nyonya Viola, ia adalah seorang CEO yg sibuk tapi demi keinginan ibunya dia rela datang dan menjemputnya. Bahkan kini Theo sudah ada di dalam rumah Siti dan berkenalan dengan teman-teman ibunya.
"Baiklah, nak Theo coba cicipi makanan sederhana di rumah tante.." ucap Siti.
"Tidak usah tante, terimakasih.." ucap Theo menolak karena ia ingin segera kembali ke kantor.
"Sekali saja.." ucap Siti dan langsung memanggil Sheira untuk menyajikan minuman untuk Theo.
"Sheira.. cepat bawakan minuman untuk tuan Theo.." perintah Siti.
"Sebentar bu.." ucap Sheira..
Tak lama Sheira pun datang dengan membawa minuman dan puding segar untuk Theo.
"Silahkan.." ucap Sheira.
"Terimakasih.." balas Theo.
"Kau Chef Sheira dari hotel K di LA kan?" tanya Theo.
"Benar tuan, saya memang pernah bekerja disana sebelum menikah.." ucap Sheira.
"Wah, kalau begitu aku akan mencoba makanan buatanmu.." ucap Theo.
"Terimasih, silahkan dinikmati.." ucap Sheira lalu kembali ke dalam.
Dan ibu-ibu sosialita itu pun mulai berbisik. Mereka tak menyangka hidangan seperti hotel bintang 5 ini adalah hasil karya dari Chef terkenal dari luar negeri.
"Jeng, itu kan resto mahal di sana.."
"Iya benar, aku dan anakku pernah kesana dan hidangannya sangat lezat.."
"Tante, kalau tidak salah Chef itu sangat terkenal karena desert buatannya yg lezat.." ucap Theo.
"Be-benarkah?" tanya Siti mulai malu.
"Ya tante, bahkan sampai masuk artikel online.." ucap Theo lalu menunjukkan artikel tersebut.
"Tidak, apa benar gadis kumal itu seterkenal ini?? tapi aku sudah merendahakannya.." gumam Siti dalam hati.
"Berarti putraku hebat bukan? dia bisa mendapatkan istri seperti itu.." ucap Siti memuji-muji Sheira.
"Jeng sungguh beruntung, jadi kami juga beruntung bisa mencoba makanan enak dari Chef terkenal.."
"Sayang sekali dia berhenti saat ada di puncak karirnya.." ucap Theo.
"Mau bagaimana lagi, putraku begitu tampan dan contoh suami idaman, bagaimana dia bisa menolak?" ucap Siti.
"Itu benar, wajah putra anda memang sangat tampan dan sukses karirnya sekarang.."
"Jeng bisa saja.." ucap Siti tersipu.
Setelah acara berakhir, kini giliran Sheira membungkus semua makanan tersebut untuk diberikan pada teman-teman sosialitanya. Apalagi ditambah dengan informasi dari Theo kalau Sheira adalah Chef terkenal membuat para ibu sosialita tersebut tak mau menyia-nyiakan makanan pemberian Siti.
"Nyonya Viola, ini untuk nyonya.." ucap Sheira memberikan bungkusan makanan.
"Terimakasih Sheira, kau ini sudah kubilang panggil tante saja.." ucap Viola ramah.
"Sheira kau tak ingin memberi tante makanan juga?" tanya Mia.
"Sebentar tante, semua sudah dipersiapkan.." ucap Sheira lalu mengambil makanan untuk Mia.
Tapi bukannya terimakasih justru tatapan jijik yg didapatkan Sheira dari Pinkan. Sheira pun santai saja karena ia tahu kalau belum tentu ia akan bertemu lagi dengan Pinkan.
Saat yg lain sedang berpamitan, Sheira pun masuk ke dalam karena perutnya sangat sakit. Ia terus berjalan dengan memegangi perutnya. Hingga ia jatuh karena kepalanya mulai berputar. Bagaimana tidak sakit kalau Sheira dipaksa kerja dan hanya makan sedikit karena Siti selalu mengomel setiap kali Sheira hendak istirahat.
Theo yg melihat Sheira pingsan pun berlari dan meminta tolong. Ia membopong tubuh Sheira menuju ke mobilnya dibantu oleh pegawai Sheira. Nyonya Viola juga ikut membantu membawa Sheira menuju ke rumah sakit. Sementara Siti ia masih sibuk dengan teman-temannya tanpa memperdulikan Sheira.
Saat yg lain bertanya tentang Sheira ia hanya menjawab kalau pegawai Sheira sudah menanganinya. Dan putranya sedang menuju ke rumah sakit setelah dihubungi.
☘☘☘
Sesampainya dirumah sakit, Sheira mengalami pendarahan membuat Theo bingung. Viola pun berbicara pada dokter dan dokter menjelaskan kalau Sheira sepertinya sedang menjalani program bayi tabung dan karena kelelahan ia harus mengalami pendarahan.
Seketika baik Viola dan Theo terdiam, bagaimana Siti begitu tega pada menantunya sendiri?.. Padahal Sheira sudah membantunya dalam membuat acara arisannya terlihat mewah. Dan yg lebih membuat mereka berdua terkejut, Siti bahkan tak menyusul ke rumah sakit.
"Mom apa teman mom itu benar seorang ibu?" tanya Theo.
"Entahlah nak, kita tunggu saja suaminya.." ucap Viola tak mau berkata buruk.
Tak lama Aryo pun tiba dan menemui Viola dan Theo.
"Bagaimana istriku?" tanya Aryo.
"Bagaimana kondisinya?? Suami macam apa yg membiarkan istrinya bekerja seharian dari malam hari padahal sedang menjalani proses bayi tabung..? Sheira kelelahan dan calon anak kalian tak selamat.." ucap Theo kesal dan pergi meninggalkan ruangan.
Viola pun meminta maaf atas prilaku putranya, tapi bagaimanapun Viola tahu betul sifat Theo yg tidak suka jika seorang wanita diperlakukan tak adil. Kemudian Viola menyusul Theo yg menuju ke area parkir.
"Theo, kenapa kau sekasar itu?" tanya Viola.
"Aku kesal melihat suaminya.." ucap Theo.
"Sudah, kita tak pantas ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.." ucap Viola.
"Baik mom.. ayo kita pulang saja.." ucap Theo tanpa banyak berbicara lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Ellin So
Theo ntar bakalan suka Ama sheira
2022-08-29
1