Zee keluar dari mobil sang Ayah setelah mobil yang Ayahnya kendarai itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Ia melirik arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.45. Sebentar lagi upacara akan di mulai. Pikirnya.
Zee berjalan melewati lorong-lorong kelas. Terlihat banyak sekali murid-murid yang nongkrong di depan kelas sekedar bercanda gurau.
Langkah Zee terhenti di depan ruangan yang di atasnya tertulis kelas X IPS 4. Kelas X IPS 4 yang menjadi bahan obrolan para Guru atau pun murid-murid kelas lainnya karena kelas nya yang terkenal dengan murid paling bandel. Tapi, tidak menutup kemungkinan bahwa setiap Guru yang mangajar di sana akan terlihat lebih rileks dan menjadi awet muda saat mengajar karena murid-muridnya yang humoris dan selalu kompak.
Dari jauh kelas X IPS 4 itu sudah terdengar suara ribut yang bercampur aduk. Suara-suara tertawa dan teriakan menggema di ruangan kelas tersebut.
Buktinya sekarang. Saat Zee baru saja menampakkan dirinya, ia sudah melihat adegan-adegan aneh yang di lakukan temannya. Ada yang berfoto ria, menggosip dan bahkan tertidur.
Tukkk
Suara benda yang tepat mengenai kepalanya dan kemudian jatuh di lantai.
Zee menundukkan tubuhnya untuk mengambil benda tersebut. Pesawat kertas? Pikirnya.
"Zee, balikin!" teriak seorang gadis dengan name tag Nazwa Syahira.
"Punya, lo?" tanya Zee dengan santai nya membuka lipatan pesawat kertas itu. Zee tersenyum simpul saat melihat ada tulisan berukuran sedang di kertas tersebut.
"Aaaaaaa... Jangan di buka, Zee! Rusak nih huhuhu, ini ayang beb gue yang bikin. Tega-teganya lo rusakin." jawab Nazwa. Secepat kilat ia mendekati Zee dan merebut pesawat kertas yang sudah berubah menjadi rata di tangan Zee dan kembali melipat kertas tersebut menjadi semula.
"Pfttt... Lebay lo. Lagian ngapain main pesawat kertas di dalam kelas. Untung gue yang nemu, lha kalo orang lain tuh pasti langsung di sobek." balas Zee dengan tawa di akhir kalimatnya.
"Ishh..." Nazwa menghentakkan kakinya dan menjauhi Zee untuk kembali duduk di bangkunya kemudian mengadu kepada pacarnya. Zee terkekeh pelan saat melihat tingkah bucin dari teman kelasnya itu.
Zee berjalan menuju meja nya yang berada di pojok sebelah kanan. Ia mengabaikan adegan-adegan aneh yang di lakukan oleh para teman sekelasnya. Dengan santai Zee menaruh tas nya dan mendudukkan bokongnya di kursi miliknya.
Tringgg
Diharapkan kepada seluruh siswa dan siswi untuk turun ke lapangan upacara dan mengikuti kegiatan upacara bendera hari ini
Baru saja Zee duduk, sudah terdengar suara bel dan speaker toa sekolah yang mengalun di telinga yang mendengarnya.
Kelas yang tadinya riuh kian menjadi riuh saat mereka mendengar suara itu. Dengan grasak-grusuk mereka mencari perlengkapan sekolah seperti dasi, topi dan bahkan ikat pinggang. Itu semua berlaku kepada murid cowok di kelasnya. Karena semua murid cewek yang sudah rapi sedari rumah.
Bisa habis mereka kalau ketahuan tidak memakai perlengkapan sekolah dengan lengkap.
"Woyyy... Dasi gue mana njirr." teriak Diwa sang murid paling bandel di kelas Zee di sela-sela keributan mereka.
"Lahh, mana gue tau. Gue bukan bini lo." balas Andre sang Ketua Kelas yang juga ikut meneriaki Diwa.
"Yang bilang lo bini gue siapa? Gue juga masih normal kali." sungutnya.
"Ya, lo nya aja yang gak jelas." balas Andre sambil memasang dasi di lehernya.
"Ck! Di mana sih?" ucap Diwa masih dengan membongkar tas miliknya. Hingga beberapa buku dan barang yang tidak berguna berserakan di mana-mana. Senakal-nakalnya Diwa, dia tidak pernah yang namanya tidak membawa buku. Meskipun buku yang ia bawa adalah buku pelajaran kemarin. Tapi nggak pa-pa lah. Pikirnya. Asal tidak membawa buku sama sekali.
Sampai-sampai Indah mendatangi Diwa. Dia dengan santainya berjalan mendekati Diwa.
"Ini apa namanya kalo bukan dasi? Kurang obat lo sampe amnesia gini." dengan santainya Indah menarik dasi yang sudah terpasang di leher Diwa entah sejak kapan dasi itu terpasang hingga Diwa berteriak kala lehernya yang tercekik.
"Woyyy, gue gak bisa nafas bego." ucap Diwa terbata-bata.
"Ohhh iya. Maaf maaf." tanpa rasa bersalah Indah kembali membenarkan letak dasi Diwa.
"Lo mau gue cepet mati haa?!" teriak nya kesal.
"Hehe, boleh sih."
"Psikopat lo!" Indah hanya tersenyum nyengir.
"Udah udah. Nih mau mulai upacara nya. Semua udah rapi kan?" tanya Andre sambil meneliti satu per satu murid di kelasnya. Sebagai Ketua Kelas yang bertanggung jawab. Andre harus mendisiplinkan teman-teman di kelasnya dan mengompakkan mereka.
Di rasa semua siap. Mereka sekelas keluar dari kelasnya dan menuju lapangan upacara dengan para cowok-cowok yang mamasang tampang coolnya. Serasa Zee ingin tertawa saat melihat tingkah para cowok di kelasnya. Tampang mereka yang cool dan cuek itu akan hilang berubah menjadi konyol saat mereka sudah berada di dalam kandangnya dan akan memasang kembali wajah coolnya saat berada di luar kelas.
"Zee!" Zee tersentak kaget saat ada yang tiba-tiba ada yang memeluk lengannya saat mereka dalam perjalanan menuju lapangan upacara.
"Kaget gue." ucap Zee saat melihat ke arah samping kanannya di mana Elsa sang sahabat yang tengah nyengir menatapnya.
"Hehe, maaf ye kan." balas Elsa.
Sesampai nya mereka sekelas di lapangan upacara yang ternyata sudah di penuhi oleh siswa-siswi baik itu kelas X, XI, dan XII.
Andre langsung memimpin barisan untuk merapikan kelasnya.
Upacara hari senin ini berjalan dengan cukup lancar tanpa hambatan. Hanya saja ada beberapa siswa yang jatuh pingsan saat upacara berlangsung. Mereka yang pingsan langsung di larikan menggunakan tandu menuju UKS.
...***...
"Yaampunn panas banget." ucap Elsa sambil menyipasi wajahnya menggunakan buku tulisnya. Kipas angin di kelasnya itu tidak sampai ke arah tempat ia duduk.
Sedangkan Zee dengan antengnya duduk sambil tangannya yang memegang kipas kecil yang ia bawa dari rumah. Rambutnya yang sedikit basah karena keringat melayang-layang karena terkena terpaan angin dari kipas di tangannya.
"Woyyy, Zee. Bagi-bagi dong." Elsa langsung merebut kipas angin kecil milik Zee dari tangan sahabatnya.
"Etdahh. Lo tuh ganggu aja deh. Gue juga gerah tau." balas Zee kesal.
"Pinjem doang bentar elahh. Pelit amat lo." itulah yang Zee sebalkan saat dirinya di katakan pelit. Padahal.
"Balikin gak!" pinta Zee.
"Bentar." jawab Elsa dengan santai nya.
*1 menit
2 menit
3 menit
4 menit*
Sudah lewat 5 menit Zee menunggu tapi sang empu yang meminjam kipasnya belum sama sekali menunjukkan rasa kepuasannya.
Zee yang greget akhirnya merebut paksa kipas angin miliknya di hadapan Elsa.
"Zee!!!" teriak Elsa. Dengan secepat kilat Zee melarikan dirinya beserta kipas angin yang ia pegang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
semangat ya
2022-03-02
1