Bab 4

Violet tengah berjalan bersama dengan Lita, nampak Lita menatap takjub bangunan di depannya itu dan di tangan nya dia membawa koper milik Violet.

"Madam jadi ini rumah ibu kandung, Madam?" Tanya Lita tak menyangka jika ibu kandung majikannya adalah orang kaya.

"Iya begitu lah." Jawab Violet.

Setelah berjalan di depan pintu rumah, Lita pun langsung mengetuk pintu rumah besar itu.

Tak berselang lama, pintu rumah tersebut pun terbuka.

Nampak seorang wanita cantik berumur sekitar 35 tahunan menyambut Violet dengan senyuman ramah.

"Jadi kamu pengganti Viola itu?" Tanya wanita tersebut.

"Betul, Saya Violet." Jawab Violet sambil mengulurkan tangannya.

"Saya Hana, istri kedua Mas Antonio." Jawab nya.

Violet hanya menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu, mari masuk." Ucap nya.

Kemudian Violet langsung melangkah masuk, dan Hana pun membawa Violet ke ruang tamu.

Lalu tak beberapa lama Mila datang dengan tatapan sinis saat melihat Violet.

"Kakak, lihat lah. Bukankah ini putri mu." Ucap Hana.

Mila hanya diam sambil melenggang pergi meninggalkan ruang tamu.

"Aduh, mungkin saking lama nya dia gak bertemu dengan mu. Jadi Ibu mu masih malu." Ucap Hana.

"Mungkin." Jawab Violet.

"Silahkan, di minum dulu teh nya." Ucap Hana.

"Terimakasih." Jawab Violet sambil meminum teh dari Hana.

"Jadi kau saudara kembar Viola?" Tanya Hana.

"Iya, saya saudara kembar Viola." Jawab Violet.

"Pantas saja wajah kalian sangat mirip, tapi kau terlihat lebih elegan dan dewasa ketimbang anak itu." Ucap Hana.

"Begitu kah?" Tanya Violet.

"Iya, Viola itu anak yang sangat di manja oleh ibunya. Dan akhirnya menjadi seperti ini, dan kau harus menjadi pengganti nya untuk sementara." Jawab Hana.

Nampak Violet sedikit tersenyum tipis, "Lalu kenapa Viola tiba-tiba pergi begitu saja? Bukankah ku dengar tunangannya itu adalah orang kaya?" Tanya Violet.

"Iya, meski tunangannya itu adalah orang kaya. Tapi pria itu sangat tidak menyukai Viola. Bahkan di beberapa pertemuan, Viola sampai di buat menangis oleh pria itu." Jawab nya.

"Sampai di buat menangis? Memang apa yang di lakukan tunangan Viola?" Tanya Violet sedikit penasaran di tambah lagi agar dia tahu bagaimana karakteristik pria yang akan dia hadapi nanti.

"Dia di permalukan oleh pria itu, aku pun kurang tahu Viola di permalukan semacam apa." Jawab nya.

Violet hanya terdiam sambil menikmati teh milik nya.

"Oh, iya. Saking serunya kita mengobrol aku sampai lupa membawa mu ke kamar mu." Ucap Hana.

"Tidak apa-apa. Santai saja, Tante Hana." Jawab nya.

"Kau memang berbeda dari Viola, dari gaya bicara mu dan juga sikap mu sangat lah berbeda dengan nya." Puji Hana.

"Kau juga Tante, sangat baik dan juga ramah." Jawab Violet.

"Hahaha... Kau ini pintar sekali memuji. Lalu sekarang kau tinggal dengan siapa?" Tanya Hana.

"Saya tinggal bersama ayah saya." Jawab Violet.

"Ayah mu? Hemm.. Aku juga sering mendengar cerita tentang ayah mu, dari ibu mu." Jawab Hana.

"Cerita? Cerita apa?" Tanya Violet.

"Ya begitulah, cerita yang kurang enak di dengar." Jawab Hana.

Violet hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kau pasti lelah, sebaik nya aku mengantar mu ke kamar agar kau bisa istirahat." Ucap Hana.

"Terimakasih." Jawab nya.

Tak lupa Hana juga menyuruh pelayan lain menunjukkan tempat tidur untuk Lita selama tinggal dan melayani Violet di kediaman Wijaya.

"Di sini kamar mu, ini kamar yang sudah lama tidak di pakai. Tapi aku sudah menyuruh pelayan membersihkan nya saat tahu kau akan datang." Jawab Hana.

"Terimakasih, Tante Hana." Ucap Violet.

"Sama-sama, kalau begitu selamat istirahat." Jawab nya.

Setelah mengatakan hal itu Hana segera pergi meninggalkan Violet sendirian di dalam kamar.

Kamar yang di tinggali oleh Violet cukup besar dan mewah.

Kemudian Violet langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Pikirannya masih melayang pada rencana yang akan dia susun untuk ke depannya.

"Sekarang lebih baik aku istirahat." Gumam Violet.

Malam harinya...

Nampak Violet tengah bersiap, ada beberapa pelayan di sampingnya tengah membantu Violet dalam merias wajah.

Tapi saat Violet melihat hasil riasan wajah nya, wanita itu seketika kesal.

"Sebaiknya kalian pergi, aku akan merias wajah ku sendiri." Ucap Violet.

"Baik Nona." Jawab mereka.

Kemudian Violet segera menghapus make up tebal di wajah nya, pantas saja tunangan Viola tak menyukainya make up nya saja seperti ondel-ondel.

Tak beberapa lama Violet pun segera berias di bantu oleh Lita.

"Sudah madam, sekarang wajah Madam jauh lebih baik dari pada tadi." Ucap Lita.

"Iya, apa mereka tukang rias murahan? Skil make up nya saja sangat di bawah standar." Ucap Lita.

Setelah selesai, Violet langsung keluar dari dalam kamar.

Nampak Antonio Wijaya sudah menunggu Violet dan begitu juga dengan Mila.

"Ayo sekarang kita berangkat." Ucap Antonio.

Violet hanya berjalan mengikuti langkah Antonio dan juga Mila, sebenarnya Violet enggan untuk keluar dari kamar.

Tapi karena ini adalah tugas nya sebagai Viola, maka Violet terpaksa harus ikut ke pertemuan Antonio dengan keluarga dari tunangan Viola.

Dari sisi mana pun Violet terlihat sangat cantik, di tambah balutan gaun berwarna ungu dengan rok di atas lutut, menampilkan paha putih dan mulus yang membuat para lelaki ingin menyentuh nya.

Tak beberapa lama mobil yang di tumpangi oleh Violet pun sampai di sebuah restoran kelas atas, wanita itu langsung keluar dari dalam mobil.

Lalu dia berjalan di belakang Mila dan juga Antonio, nampak Violet berjalan sangat anggun.

Kemudian mata Violet melihat sepasang suami istri yang di sapa oleh Antonio dan juga Mila, Violet menebak jika suami istri itu adalah orang tua dari tunangan Viola.

"Maaf membuat Pak Ferdinan menunggu." Ucap Antonio.

"Tidak Kok, Pak Antonio." Jawab nya.

"Viola cepat beri salam kepada calon ayah dan ibu mertua mu." Ucap Antonio.

Kemudian Violet berjalan sambil tersenyum. "Selamat malam ayah, ibu.." Ucap Violet ramah.

"Viola, kau kini memanggil kami ayah dan ibu. Biasanya kau selalu memanggilnya kami Om dan Tante. Dan Ibu senang, kini kau mau memanggil ku dengan sebutan Ibu." Ucap Karina.

Violet hanya tersenyum, pada awalnya dia bingung mau memanggil apa pada kedua orang tersebut dan alhasil Violet memanggil ayah dan ibu tapi rupanya hasilnya di luar ekspektasi Violet.

"Dimana Thomas? Saya dari tadi belum melihat nya?" Tanya Mila.

"Ah, anak itu. Tadi dia ada di ruangan VIP sambil menunggu kedatangan Viola." Ucap Pak Ferdinan.

"Oh... Kalau begitu, Viola cepat temui Thomas. Tunangan mu sudah menunggu mu." Ucap Antonio.

Violet hanya tersenyum, lalu seorang pelayan langsung mengantarkan Violet ke sebuah ruangan VIP.

Saat Violet masuk, matanya langsung di suguhi oleh pemandangan yang sangat-sangat menjijikkan.

Terpopuler

Comments

Ika Rizka Siti

Ika Rizka Siti

lanjut Thor.. smoga sehat selalu 🤲💪💪

2022-03-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!