Selesai menunaikan ibadah sholat seperti biasa, Kirana serta kedua adiknya selalu bermain di halaman samping rumah. Mereka bercanda tawa bersama-sama, kebahagiaan adik-adiknya adalah yang utama bagi Kirana. Demi apapun, Kirana ingin membahagiakan kedua orang tua dan adik-adiknya kelak. Agar menjadi orang yang sukses nantinya.
Dan itulah kegiatan mereka sehari-hari.
***
Kini tiga bulan telah berlalu, setiap hari Kirana merasa resah dan gelisah memikirkan pernikahannya yang akan diadakan tiga bulan lagi.
Diam-diam Kirana masih sering menghubungi Ibrahim melalui telepon seluler, walau baru dua bulan yang lalu mereka baru bertukar kabar. Karena Ibrahim yang berada di Riau susah jaringan dan kadang-kadang Ibrahim menghubungi Kirana saat pergi ke kota.
Pagi hari dikamar Kirana, di mana saat ini Kirana sedang menerima telepon dari Ibrahim mantan kekasihnya yang beberapa bulan lalu memilih mengakhiri hubungan mereka. Tetapi baik Kirana maupun Ibrahim sama-sama tak bisa melupakan perasaan mereka masing-masing.
"Ibrahim, kamu sekarang dimana dan bagaimana keadaanmu?" tanya Kirana yang mencemaskan Ibrahim.
Setelah mereka berpisah Ibrahim lebih memilih pergi menjauh dan mencari pekerjaan ke luar jawa demi melupakan kekasihnya Kirana. Tetapi hari berganti hari, bulan pun berganti, Ibrahim yang telah bekerja tiga bulan di Riau tetap tak bisa melupakan kekasihnya.
"Aku sekarang berada di Riau, Kirana!"
"Hah…kamu di Riau, ngapain?" tanya Kirana dengan keheranan.
"Aku kerja dan sudah tiga bulan aku di Riau!" ucap Ibrahim di seberang telepon.
Jujur Ibrahim sesungguhnya belum rela melepaskan Kirana, namun mendengar bahwa mantan kekasihnya hanya bertunangan, Ibrahim yakin suatu saat akan membuktikan kepada orang tua Kirana bahwa dia mampu.
"Lalu kenapa, kamu tak pernah menghubungiku semenjak kita berpisah, Him!" ucap Kirana sambil menangis di telepon.
"Maaf, Na! Membuatmu sedih. Disini aku sibuk bekerja dan aku ingin melupakan dirimu, tetapi tetap tak bisa Kirana. Bayang-bayang wajahmu selalu menghampiriku disaat aku akan tidur maupun bekerja." ucap Ibrahim yang ikut sedih saat memikirkan mantan kekasihnya itu.
"Dan aku ingin membuktikan kepada orang tuamu bahwa aku mampu. Mampu membuatmu bahagia dan selalu tersenyum sampai tua nanti." tegas Ibrahim pada Kirana.
Mendengar kata-kata Ibrahim, membuat Kirana merasa bahagia dan tersenyum kembali, bahwa kekasihnya kelak akan datang dan membuktikan kepada orang tuanya akan membuat Kirana bahagia.
"Tapi kalau perjodohan ini tetap berlanjut bagaimana, Him?" kata Kirana cemas memikirkan hal perjodohan ini dan menampakkan kesedihan di wajahnya.
"Tenanglah, Kirana."
"Aku akan meyakinkan orang tuamu dan bersabarlah ya," sahut Ibrahim mengatakan hal itu agar Kirana tak mencemaskannya.
"Baiklah Kiranaa! Aku tutup telepon dulu ya, aku ada urusan sebentar. Kapan-kapan aku hubungi lagi." kata Ibrahim.
"Iya, hati-hati disana ya, Him. Jaga kesehatanmu." ucap Kirana sambil menutup telepon.
Setelah mengobrol selama setengah jam dengan Ibrahim, Kirana bersiap-siap untuk mandi karena ingin mengajak Andika dan Laras jalan-jalan naik sepeda di taman.
Selesai mandi Kirana memakai celana jeans dan baju lengan panjang, tak lupa memakai bedak tipis dan lipstik karena pada dasarnya Kirana sudah cantik alami walau tanpa make up sekalipun.
"Dikaaaa…Laraaaas," teriak Kirana memanggil adik-adiknya.
"Ya, kak sebentar! Ini sudah siap," teriak keduanya sambil berjalan tergesa-gesa. Andika dan Laras mendekati kakaknya di halaman rumah.
Mereka pun berpamitan pada Bapak dan Ibunya seraya mencium tangan kedua orang tuanya.
"Hati-hati di jalan ya, Nak," ucap Pak Tono dan Bu Lastri bersama.
"Iya, Pak, Bu,"
Andika yang memakai celana jeans pendek dengan jaket hodinya dan Laras memakai celana jeans serta baju lengan panjang sama seperti kakaknya membuat mereka tampil beda.
"Sudah siap kan, kalian!" ucap Kirana.
"Siaaaaapp…" kompak Andika dan Laras berteriak bersamaan.
"Lets go."
Kirana membonceng Laras sedang Andika bersepeda sendirian. Mereka bertiga tampak bahagia dan sesekali mereka bersenandung menyanyikan lagu kesukaan mereka masing-masing.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh lima menit, Kirana, Andika dan Laras telah sampai di taman. Lalu mereka memarkirkan sepeda terlebih dahulu.
Suasana taman di sore hari sangat ramai, banyak anak-anak yang berlarian saling mengejar dan para ibu yang mengawasi anak-anak mereka, juga tempat bermain dan banyak penjual makanan yang menjajakan dagangan mereka.
"Yuk, kak kita beli cilok dulu sekalian es boba. Laper dan haus ni!" ajak Laras sambil menunjuk penjual cilok yang berjarak enam langkah dr mereka berdiri.
"Yuk."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ᵉLiˢ📴
klo jodoh g kan kmn
2022-06-14
1
Yukity
Kirana😘😘
2022-06-09
1
Mom FA
sebelum janur kuning melengkuh tidak masalah🤭
2022-05-31
1