***
Dirumah Pak Tono, suasana rumah yang sejuk serta jalanan yang cukup tenang membuat hari-hari Kirana seperti biasanya, melakukan kegiatan membantu Ibunya di toko yang selalu ramai pembeli.
"Nak, siapa tadi yang menghubungimu? Kok dari tadi, Ibu lihat kamu senyum-senyum sendiri?" Bu Lastri bertanya sambil tersenyum simpul pada Kirana.
"Ow…tadi Mas Ilham Bu yang menghubungiku. Mas Ilham, besok sudah balik ke Lampung karena masa cutinya cuma seminggu Bu." jawab Kirana sambil duduk di kursi kasir.
"Jadi, besok sudah balik ke Lampung ya?" tanya balik Bu Lastri pada putrinya.
"Iya, Bu, sahut Kirana. Mas Ilham titip salam buat Ibu." jawab Kirana sekalian menyampaikan pesan Ilham pada Ibunya.
Ibu Kirana hanya tersenyum menanggapi apa yang disampaikan Kirana.
"Alhamdulillah ya Kir, Ibu senang kamu mendapatkan jodoh yang sesuai keinginan orang tua, dan tak menyangka perjodohan ini membuat ibu bahagia," ucap Bu Lastri dengan perasaan yang senang.
Kirana tak tahu lagi harus bagaimana untuk menyampaikan kepada Ibunya perihal Ibrahim mantan kekasihnya yang sudah dua tahun berpacaran.
Walau sudah tak memiliki hubungan dengan Ibrahim, tapi Kirana masih sangat mencintai kekasihnya itu. Begitu pula dengan Ibrahim. Dan mereka sesekali masih berhubungan melalui telepon seluler.
'Bagaimana ini, caraku menyampaikan pada Ibu tentang perasaan cinta ini untuk Ibrahim terlebih lagi sudah dua tahun mengenalnya, dan perjodohan ini pun membuat aku sangat tersiksa, batin Kirana.
Kirana yang diajak mengobrol oleh Ibunya hanya melamun dan tak mendengar apa yang dikatakan Bu Lastri.
"Kirana!" panggil Bu Lastri sambil mengguncang bahu dan menatap wajah putrinya yang sedari tadi di lihatnya hanya melamun dan tak mendengar apa yang di katakan ibunya.
"I-iya Bu," Kirana kaget dan terbata-bata menjawab panggilan dari Ibunya.
"Kamu kenapa Kir, kok melamun dan diam saja waktu Ibu ajak ngobrol. Apa ada sesuatu yang kamu pikirkan, Nak?" tanya Bu Lastri.
Ibu Kirana heran, kenapa putrinya semenjak acara pertunangan menjadi lebih banyak diam dan gak ceria seperti dulu.
'Bagaimana ini? Apakah aku harus mengatakan pada Ibu yang sebenarnya?' batin Kirana.
Kirana bingung harus mulai darimana menyampaikan pada Ibunya.
"Hhhh, begini Bu…," ucap Kirana dengan menghela nafas yang panjang.
"Kirana sebenarnya sudah memiliki kekasih waktu pertunangan beberapa hari yang lalu, namanya Ibrahim dan kami sudah dua tahun berpacaran.
Akan tetapi demi Bapak dan Ibu aku rela memutuskan hubungan kami, dan sampai sekarang pun masih mencintai Ibrahim Bu." Kirana menjelaskan panjang dan lebar sambil menundukkan kepalanya.
Ibu Kirana yang mendengar cerita dari putrinya cukup shock dan kaget. Bagaimana bisa putrinya yang selama ini disayang dan dididik dengan baik kenapa baru menyampaikan hal seperti ini. Tentu, ini akan membuat suaminya terkejut bila mendengar perkataan dari Kirana.
"Kenapa baru bilang sekarang, Nak?" tanya Bu Lastri.
"Maaf, Bu," Kirana bingung dan bimbang kepada siapa harus menceritakan masalahku karena aku pun tak ingin menentang kehendak orang tua. Jadi, sementara waktu biarlah perasaan ini kupendam, Bu" jawab Kirana sambil menunduk.
Bu Lastri seketika memeluk putri tercintanya dan mengecup kening, pipi beberapa kali. Betapa Bu Lastri bersyukur memiliki putri seperti Kirana. Di usianya yang masih 18 tahun Kirana seharusnya masih berjuang untuk melanjutkan pendidikannya.
Akan tetapi Kirana harus menanggung beban yang dipikulnya kelak yaitu menikah. Bu Lastri merasa bersalah dan tak memikirkan perasaan putrinya saat itu tanpa bertanya keinginan Kirana yang sebenarnya.
Nasi sudah menjadi bubur, pertunangan telah terlaksana dan enam bulan lagi menikah, tak bisa ditunda lagi.
"Bu, jangan menceritakan ke Bapak dahulu ya soal masalah ini." Kirana berkata karena tak ingin membuat Bapak sedih. Sebab, dirinya begitu menyayangi kedua orang tuanya.
"Baiklah, Nak, Ibu tidak akan menceritakan masalahmu ke Bapak." sahut Bu Lastri menuruti permintaan putrinya tersebut.
Sudah beberapa tahun ini Pak Tono mengidap penyakit jantung koroner, disebabkan penyempitan pembuluh darah di jantung. Akibat dari mengikuti gaya hidup yang tidak sehat dan jarang melakukan aktivitas olahraga. Pak Tono sering mengeluh di dada sebelah kirinya.
Itulah kenapa Pak Tono tidak bisa menerima berita yang mengejutkan atau hal lainnya.
Akhirnya Bu Lastri menyimpan masalah ini rapat-rapat demi putrinya tercinta.
"Ya sudah, yuk kita menunaikan ibadah sholat karena sudah adzan Ashar. Kita meminta petunjuk sama Allah agar diberikan kesehatan dan keberkahan." ajak Bu Lastri.
"Jangan lupa ajak adik-adikmu Andika dan Laras ya, Kir!" sahut Bu Lastri lagi.
"Iya, Bu. Kirana mencari Andika dan Laras dulu ya Bu." ucap Kirana seraya berlalu meninggalkan Ibunya yang sedang sibuk melayani pembeli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ᵉLiˢ📴
cinta tidak harus memiliki
2022-06-14
1
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™
hidup butuh perjuangan dan sabar salah satu jalannya
2022-06-12
1
Rinie Rahayu
sabar ya Kirana, di antara 2 pilihan memang lah berat
2022-06-04
1