"Wah lama juga Mas Ilham bekerja sampai 3 tahun!" Kirana bertanya kembali pada calon suami.
Yang mana obrolan mereka di iringi canda tawa sampai tak sadar, bahwa kedua orang tua mereka menyaksikan keduanya. Bahkan mereka berpikir Kirana dan Ilham lambat laun segera akrab seiring berjalannya waktu.
***
Acara pertunangan mereka pun berjalan dengan lancar. Keluarga Pak Darman beserta Istri dan Ilham berpamitan pulang.
Sedangkan, keluarga Pak Tono dan yang lainnya berkumpul di ruang tamu.
"Bagaimana Kir, calon suamimu ganteng 'kan?" tanya Pak Tono pada putrinya.
"Iya, Pak," Kirana menjawab sambil menunduk malu karena dia sedang menutupi semburat merona di kedua pipinya.
"Ibu merasa, anak gadis kita udah dewasa Pak dan sebentar lagi menikah dengan calon suaminya," Bu Lastri berkata dengan mata berkaca-kaca.
"Iya Bu, setiap anak perempuan pasti mengikuti suami kemanapun pergi nanti." ujar Pak Tono.
"Mas Tono, setelah acara pertunangan ini kira-kira pernikahan diadakan kapan?" tanya Bibi Kirana adik dari Bu Lastri ibu Kirana.
"Mungkin enam bulan lagi, karena sembari menunggu Ilham menyelesaikan urusan di Lampung. Begitu acara pertunangan ini selesai, Ilham harus segera balik ke Lampung karena masa cuti kerjanya telah abis," jawab Pak Tono menjelaskan.
Kirana yang mendengar rencana pernikahan diadakan enam bulan lagi, merasa ini semua terburu-buru.
Bagaimana tidak, semua serba mendadak dan membuat Kirana tak bisa berbuat apa-apa. Seolah-olah keinginannya dan cita-citanya memilih pasangannya sendiri pun tak kuasa dia ucapkan.
***
Di tempat lain di rumah keluarga Pak Darman, sepulangnya mereka dari keluarga besan Pak Darman dan istrinya, Bu Susi menyiapkan segala sesuatunya karena pernikahan Ilham diadakan enam bulan lagi.
"Ham, besok jam berapa kamu berangkat?" tanya Bu Susi
"Aku berangkat sekitar jam delapan pagi Bu. Kenapa memangnya?" jawab Ilham sambil balik tanya dan mengambil air minum yang berada di meja makan.
"Masa cutiku cuma seminggu jadi besok harus kembali karena masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan dahulu Bu," sahut Ilham lagi.
"Baiklah Ham, besok Ibu masakin buat bekal perjalananmu ya," ucap Bu Susi dengan hati yang begitu bahagia dan senang.
"Akan tetapi perlu diingat selalu olehmu, karena sebentar lagi kamu mau menikah, maka jadilah imam yang baik buat istrimu kelak," tutur Bu Susi menasehati putranya itu.
"Siap Bu boss."
"Eh, Bu bos…bu bos, kenapa jawabnya setengah bercanda, hah!" omel Bu Susi sambil menjewer telinga putranya yang suka usil.
"Ya, sudah Bu Ilham pamit ke kamar dulu ya, mau menyiapkan pakaian untuk besok." ucap Ilham seraya berjalan menuju ke kamarnya.
"Iya nak."
Ilham berjalan dengan senyuman di wajahnya bahwa saat ini hatinya begitu bahagia. Karena tak sabar mau bertukar sapa dengan Kirana lewat ponsel seluler. Setelah masuk ke dalam kamar Ilham mengambil ponselnya untuk menghubungi Kirana.
"Assalamualaikum Dek Kirana." sapa Ilham.
"Waallaikumsalam Mas Ilham."
"Dek Kirana sedang apa?"
"Ini Mas, lagi bantu ibu di toko," Ada apa ya, Mas?" tanya Kirana yang lagi membantu Ibunya di toko yang sedang ramai pembeli.
"Tidak ada apa-apa kok dek, Mas hanya mau dengar suara dek Kirana."
Kirana segera beralih dari tempat tersebut dan menuju teras rumahnya.
Kirana yang mendengar Ilham mengucapkan kata itu hanya bisa tersenyum malu.
"Mas Ilham bisa aja," Lalu kamu sendiri sedang apa, Mas?" anya Kirana
"Mas sedang mengobrol dengan bidadari yang cantik ini," Ilham pun menggoda Kirana dengan kata-kata yang manis.
Yang lagi-lagi membuat Kirana merasa salah tingkah dan sekaligus pipi Kirana langsung merah merona karena malu mendengar candaan calon suaminya itu.
"Mas Ilham ini bisa saja kalau sedang menggombal."
Ibu Kirana yang sedang melayani pembeli sesekali melirik Kirana yang sedang tersenyum sendiri saat menerima telepon entah dari siapa.
"Dek Kirana, Mas Ilham mau kasih tau, kalau besok Mas mau balik ke Lampung!" kira-kira kamu mau dibawakan oleh-oleh apa sepulangnya Mas dari Lampung nanti?" tanya Ilham
"Tak perlu repot-repot bawa oleh-oleh apapun Mas. Mas kembali pulang dengan keadaan baik-baik saja sudah cukup, dan hati-hati ya selama perjalanan ke Lampung," Kirana menjawab dengan memberi Ilham peringatan untuk berhati-hati saat melakukan perjalanan menuju Lampung.
Ilham yang mendengar suara Kirana sedikit mencemaskannya merasa senang bisa mendapat perhatian dari calon istri tercinta.
"Kirana…" teriak Bu Lastri saat melayani pembeli yang lagi rame di tokonya.
"Iya Bu."
"Mas sudah dulu ya, Ibu memanggil nih!" mau bantu ibu dulu karena lagi banyak pembeli." Kirana berpamitan karena merasa tak enak mengobrol begitu lama dengan Ilham.
"Ya, sudah Dek, salam buat Ibu ya, Mas mau menyiapkan keperluan untuk besok." ucap Ilham seraya menutup ponselnya.
Selesai menghubungi calon istri melalui ponselnya, Ilham mengeluarkan koper dan memasukkan beberapa pakaian seadanya. Karena pernikahannya yang kurang enam bulan lagi, dia harus segera mengurus beberapa hal setelah kembali dari Lampung.
***
Pagi telah tiba, dan kini jam delapan pagi Ilham sudah berada di terminal karena perjalanan dari desa Kincir ke Lampung cukup lama. Ilham diantar oleh kedua orang tuanya.
"Ham, ini bekalnya jangan lupa dimakan ya?" ucap Bu susi.
"Iya, Bu, nanti Ilham makan pas perjalanan."
"Hati-hati ya nak selama perjalanan, jaga barang yang kamu bawa. Sekarang lagi musim pencopetan." Bu Susi berucap sambil tak lupa menasehati putranya.
"Iya Bu beres."
"Ya, sudah Bu, Ilham berangkat. Bus nya sudah mau berangkat." kata Ilham sambil mencium tangan kedua orang tuannya bergantian.
"Ya, sudah hati-hati di jalan ya, Ham." Ingat pesan Bapak sebentar lagi kamu menikah. Pesan Pak Darman pada putranya.
"Iya, Pak," Nasehat Bapak akan Ilham ingat selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
nickname
hahhh?
2022-12-20
0
Your name
Jadi keinget sama kata-kata ' dibalik suami yang sukses ada istri yang selalu menemaninya' atau bisa aja sebaliknya. Lanjut seru nih Thor
2022-06-15
2
ᵉLiˢ📴
kirana anak yg patuh
2022-06-14
1