Awal pertemuan Alexa dan Robby memang sudah direncanakan Alexa bersama Lika.
Hari itu, Lika yang berkerja di perusahaan Robby tengah menerima jamuan makan siang bersama dengan pegawai lainnya di bidang penjualan karena sudah berhasil mencapai target mereka di bulan ini dengan dihadiri Robby selaku Bos dari perusahaan.
Alexa seolah bertemu dengan Lika secara tidak di sengaja di sebuah restoran dimana Lika dan karyawan yang lainnya tengah makan siang.
"Lika ya?" Teriak Alexa dengan girang.
"Alexa...." Ucap Lika tak kalah berteriak.
Keduanya yang berpelukan dan berteriak menjadi pusat perhatian dari karyawan lain termasuk Robby yang tengah sibuk melihat layar ponselnya.
Tampilan Alexa yang modis, seksi dan cantik seolah menjadi magnet bagi para pria untuk melihatnya tanpa henti.
"Oh ya. Semuanya perkenalkan, ini sahabat aku semasa sekolah dulu. Namanya Alexa, dia baru kembali dari UK." Lika berpura-pura memperkenalkan Alexa pada karyawan lainnya.
Alexa tersenyum sangat manis dan dengan sengaja melirik ke arah Robby yang belum bergeming mencoba untuk menggoda. Dan benar saja, setelah Alexa meliriknya, dengan cepat Robby bangun dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Alexa dan juga Lika yang masih berdiri.
"Hemm.... Lika, siapa dia?" Tanya Robby berusaha terlihat cool di hadapan Alexa.
"Alexa." Balas Alexa mengulurkan tangannya lebih dulu.
"Nama yang cantik, secantik orangnya." Ucap Robby.
Para karyawan lain yang melihat Robby tak memejamkan mata saat menatap Alexa mulai berbisik.
"Bos mata keranjang mulai beraksi."
"Lagian tuh cewek cakep dan seksi bener ya. Gimana si Bos gak kepincut."
"Ya, tapi di lihat dari gayanya si Alexa kayaknya dia gak mau deh sama orang-orang jenis kita."
Alexa kembali menyunggingkan senyum di bibirnya membuat Robby semakin tergila-gila dengan hanya melihat lengkungan bibir Alexa yang membentuk sebuah senyuman.
"Lika, kalau gitu aku permisi dulu ya."
"Kamu gak mau makan siang dulu bareng kita?" Tanya Lika.
"Gak deh, aku gak enak ganggu acara kalian. Aku bisa duduk di tempat lain saja."
"Sudah, tidak apa-apa. Alexa duduk disini saja." Ucap Robby seraya memberikan kursi milik Lika pada Alexa dan meminta dua orang lainnya untuk menggeser posisi duduk mereka.
Alexa pun duduk diapit oleh Lika dan Robby.
'Rencana kita berhasil.' ucap Alexa dalam hati dengan melirik ke arah Lika.
******************
Hari demi hari berlalu, rencana Alexa untuk menggoda Robby dengan cepat berhasil. Robby yang memang terkenal sebagai pria hidung belang sangat mudah masuk dalam perangkap Alexa. Robby bahkan dengan mudah menggelontorkan sejumlah uang untuk keperluan Alexa.
"Mas, kulit aku udah kusam. Aku mau perawatan, kamu bisa...."
"Tentu saja sayang. Akan aku kirimkan seratus juta sekarang juga ke rekening kamu. Jangan lupa perawatan yang baik ya. Karena aku ingin melihatmu tampil sempurna di acara pernikahan kita nanti." Ucap Robby via telepon.
"Tentu saja Mas." Balas Alexa dengan nada manja.
Setelah sambungan telepon terputus, Alexa merasa jijik dengan cara ia berkomunikasi dengan Robby. Tapi semua ia lakukan demi melancarkan aksi balas dendamnya.
'Aku akan mengambil semua yang pernah kalian ambil dariku.'
Malam harinya, Robby datang ke apartemen milik Alexa yang memang diberikan oleh Robby. Alexa menyambut Robby dengan mesra. Ia yang mengenakan pakaian seksi membuat Robby tak tahan ingin menjamah tubuhnya. Namun Alexa mampu menguasai keadaan. Ia tak pernah membiarkan Robby untuk melakukan hubungan itu dengannya. Alexa hanya sekedar akan berciuman dengan Robby.
Alexa duduk diatas pangkuan Robby dan mulai menciumi wajah hingga leher pria yang sebenarnya memang terlihat tampan itu. Robby yang dikuasai nafsu hendak membuka pakaian Alexa, namun dengan cepat Alexa menahan tangan itu. Robby menggerutu.
"Sampai kapan kita hanya bisa begini terus? Kapan aku bisa?"
Alexa menaruh jari telunjuknya kedepan bibir Robby.
"Mas, aku kan sudah bilang. Kita bisa melakukannya setelah aku sah menjadi isteri kamu."
"Ya sudah, ayo kita menikah saja."
"Aku gak mau kalau jadi yang kedua Mas. Sejak awal, aku kan sudah bilang sama Mas kalau aku gak mau dimadu. Mas kalau emang cinta sama aku, ceraikan dulu isteri Mas."
"Tentu saja aku mencintaimu sayang. Aku janji akan menceraikannya, tapi tidak sekarang. Aku perlu waktu."
"Sampai kapan Mas? Bukannya Mas sendiri yang mau menikmati malam pengantin denganku."
"Iya sayang, aku sangat ingin mencumbu dirimu. Beri aku waktu satu bulan lagi. Aku harus mendapatkan bagian ku dulu dari harta yang ditinggalkan mendiang Papa tiri istriku. Setelah itu kita bisa hidup bergelimang harta."
Alexa ingin sekali menusuk Robby dengan gunting yang ada diatas meja setelah mendengar perkataan Robby mengenai harta warisan yang tak lain adalah haknya. Tapi, hal itu tak mungkin dilakukannya, Alexa benar-benar ingin bermain cantik kali ini.
'Tunggu saja, saat waktunya tiba nanti. Kita lihat siapa yang akan tertawa.' ucap Alexa dalam hati.
Sesuai dengan yang dikatakan Robby, satu bulan berikutnya kabar perceraiannya dengan Gea mulai santer terdengar. Kabar perceraian itu sampai ke telinga Jennifer hingga membuatnya kembali dari luar negeri.
"Musuh utama kamu sudah balik dari luar negeri. Hari ini dia datang ke kantor mau ketemu Pak Robby. Tapi karena Pak Robby lagi meeting, jadi dia masih nunggu. Cepetan kesini gih, kalau mau lihat drama secara langsung." Ucap Lika saat menelepon Alexa yang tengah berbaring di apartemennya.
Alexa menyeringai, dan segera bersiap pergi ke kantor Robby untuk melihat sosok Jennifer secara langsung.
"Kini giliran kamu Jennie." Ucapnya.
Jarak dari apartemen ke kantor Robby yang hanya 15 menit, membuat Alexa bisa melihat tontonan tepat waktu. Meski ia sebenarnya harus kucing-kucingan dengan berdiri di pojokan tanpa terlihat oleh siapapun bersama Lika.
"Aku penasaran gimana cantiknya sih sosok wanita yang bisa membuat Mas Robby tergoda sampai tega meninggalkan Kak Gea." Ucap Jennie.
"Yang jelas dia sangat cantik, tidak bisa disamakan dengan kakakmu yang keriput itu." Balas Robby seraya menunjuk Gea yang juga ikut masuk ke dalam kantor Robby.
Perdebatan ketiganya terdengar hingga keluar ruangan karena Jennie memang sengaja tak menutup pintu. Ia ingin membuat semua karyawan Robby tahu bahwa ia adalah seorang Bos yang suka main perempuan.
"Kurang ajar kau Mas." Teriak Gea.
"Sudahlah Gea, terima saja surat perceraian dariku. Jika kau merasa dirimu masih cantik, kau masih bisa mendapat lelaki lain. Aku sudah bosan denganmu." Ucap Robby. "Oh ya, kau tidak perlu khawatir tentang hak asuh anak, karena aku akan menyerahkan sepenuhnya anak itu sama kamu. Aku tidak mau direpotkan setelah menikah nanti istriku akan mengasuh dia."
Jennifer menjadi murka. Ia tak pernah menyangka bahwa Robby akan berkata seperti itu kepada Gea.
"Awas saja kalau kau berani menceraikan Kak Gea. Kau pikir semua kantor dan perusahaan ini milik kamu apa? Ini semua milik aku, aku yang ngasih Kak Gea kepercayaan buat mengelola semuanya. Tapi Kak Gea meminta kamu yang urus karena kamu suaminya. Sekarang kau malah ingin menceraikan Kak Gea? Jangan mimpi kamu Mas. Karena jika kalian bercerai, aku akan mengambil semuanya kembali."
"Siapa suruh kalian percaya padaku. Aku tidak perduli dengan ancaman yang kau berikan Jennie. Kantor dan perusahaan ini sudah menjadi milikku. Jadi kalian tidak akan bisa mengambilnya dariku. Sekarang juga, silahkan kalian keluar. Karena aku sudah tidak punya urusan dengan kalian berdua lagi."
Jennie mengutuk Robby habis-habisan. Robby lalu memanggil satpam untuk mengusir mereka berdua. Alexa yang melihat kejadian itu dari tempat yang tak terlihat hanya bisa tersenyum puas.
"Rencana kamu berhasil Lex." Ucap Lika.
Alexa hanya tersenyum penuh kemenangan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Lanjut thor,,,,
2023-10-11
0