Ruang kerja yang cukup mewah, dengan design interior berkelas, begitu luas, di lengkapi dengan sebuah sofa panjang dan sofa kecil. Lalu sebuah rak yang berisi begitu banyak buku-buku, serta meja kerja yang begitu elegan. Di ruangan inilah Amanda Manuwella berada, pemilik perusahaan terbesar, di Indonesia bahkan di Asia, Oportunity Group. Yang ia bangun dengan penuh perjuangan, jatuh bangun, hingga takdir berpihak padanya. Usaha memang tidak pernah menghianati hasil, bukan?
Menatap keluar jendela, menikmati udara pagi yang begitu menyejukan hati. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menutup mata sejenak, menaikan doa ucapan syukur pada Sang Pemilik takdir. Memohon kekuatan menjalani hari ini, mengizinkan seluruh energi positif mengalir bebas begitu deras di dalam hati, juga pikirannya. Demikianlah ia setiap harinya. Amanda percaya, bahwa apapun itu, tidak pernah luput dari kuasa sang empunya takdir. Apa yang ia punya adalah milik Sang Pencipta. Ia hanya di percayakan sementara untuk itu. Jika sudah waktunya berpindah tangan ia bisa apa. Maka saat ia masih bisa bernapas ia akan hidup sebaik-baiknya, sesuai keinginan Sang Pencipta.
Perlahan ia membuka laptopnya, ia memulai pekerjaannya, memeriksa beberapa berkas yang perlu ia tanda tangani hari ini. Tiba-tiba dering telepon yang cukup nyaring terdengar, membuyarkan fokusnya dari pekerjaannya. Perlahan ia mengalihkan pandangannya menuju ke benda pipih itu.
Tiba-tiba ia tersenyum gembira, terlihat jelas kebahagiaan dari wajah cantik itu.
"Hallo Def, selamat pagi. Ada apa menelponku?" ucap wanita itu.
"Aaah ia Amanda, ada sedikit yang ingin aku sampaikan padamu,"ucap Def dari seberang telepon.
Dengan senyum yang penuh, Amanda berkata
"katakanlah Def, apa yang bisa aku lakukan untukmu, akan aku lakukan."
Sejenak ia terdiam menunggu respon dari Def.
"Benarkan Amanda, aku cukup tersanjung mendengar kata-katamu barusan. Apa kau sedang menggodaku, hah?" ucap Def setengah tertawa.
Mendengar itu wajah Amanda menjadi merah, menahan malu. Mengingat sajak-sajak puisi bebas yang ia karang sendiri, teruntuk laki-laki yang sangat ia puja itu. Ya namanya Def, ia bahkan lupa siapa nama lengkapnya. Def adalah panggilan kesayangannya untuk lelaki itu. Yang hampir setiap hari membuat jantungnya berdegup kencang. Tapi, tahu kah anda? mereka belum memiliki status yang jelas. Perasaan Amanda seolah di gantung oleh lelaki itu. Meskipun begitu, Amanda cukup bahagia dengan kehadirannya di sisinya. Walau takdir tak berpihak padanya nanti, ia ikhlas. Cinta tidak harus memiliki kan?
"Hallo Amanda, kenapa kamu diam?" ucap Def membuyarkan lamunan Amanda.
"Aaah, maafkan aku Def, aku sibuk mentralkan detak jantungku", ucapnya sambil tertawa.
"Katakanlah Def, jangan buat aku penasaran," lanjutnya.
Def menarik nafas panjang, mengumpulkan keberaniannya untuk menyampaikan keinginannya untuk gadis pemikat hatinya di seberang ini.
"Amanda, bisakah malam ini temani aku makan malam, sudah lama kita tidak melakukannya bukan?" ucapnya.
"Aku harap kamu meluangkan waktumu ya Amanda, aku menunggumu." ucapnya lagi.
Mendengar itu, jantung Amanda seolah sedang berperang, berdetak kuat, kuat sekali.
Jantungnya seperti mau keluar saja dan menari-nari di ruang kerjanya.
"I-iya Def aku mau," ucapnya sedikit gemetar.
Laki-laki di seberang pun tersenyum bahagia
"baiklah Amanda, nanti malam aku jemput ya, jam 7 malam. Jangan lupa dandan yang cantik ya, aku menunggumu" ucap Def, lalu menutup telepon sepihak.
Ia sudah tidak sanggup lagi menahan detak jantungnya kali ini. Ia memang sedang jatuh cinta. Benar-benar jatuh cinta. Setelah sekian lama ia memastikan hatinya, kini ia yakin ia akan mengungkapkan perasaannya kepada wanita itu. Wanita yang selama ini, hadir di dalam mimpinya, setiap hari.
"Aku mencintaimu Amanda, sangat mencintaimu" ucapnya dalam hati.
Amandapun terdiam, duduk tak berdaya di kursi kerjanya. Detak jantungnya kali ini, tidak bisa ia kontrol. Bahkan ia hampir kehabisan napas.
"Tarik napas, buang. Tarik napas, buang. Tarik lagi.....akh, apa-apaan ini. Kami juga sudah sering makan malam bukan? Tapi kenapa jantungku seperti ini, seolah-olah ingin keluar dari tubuhku saja," gumamnya.
"Eh tapi apa tadi dia bilang. Dandan yang cantik? Apa pula itu. Memang dia pikir aku jelek apa, selama ini," ucapnya lagi pada dirinya sendiri.
Seketika bayang-bayang Def memenuhi ruang kerjanya. Senyumnya, tawa lelaki itu, caranya bicara, semuanya bermunculan di pelupuk mata Amanda.
"Akh, bisa gila aku. Apa hari ini cinta tulusku terbalaskan. Aaakkk," ucapnya sambil menutup mukanya dengan tangannya. Ia malu dengan pikirannya sendiri.
"Aku jadi ingin hari segera malam, hihihi," ucapnya sambil tersenyum.
------------------------------------------------------
Hallo readers, happy reading. Salam kenal ya, namaku Nit, ini adalah karya pertamaku. Semoga kalian senang dan terhibur ya. Mohon maaf bila banyak typo dimana-dimana ya. Mohon saran dan kritik yang membangun, agar selanjutnya novel ini menciptkan kisah-kisah menarik dan menghibur kita semua
love you all
Nit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dinda Jumanda
Amanda 😍
2020-06-14
0
Komeng🔥
assalamualaikum kak 😍
2020-06-13
0