bab 6 cerita Alisa

'' Pada saat itu, saya dan teman teman yaitu Ema, Hani, dan Moli baru saja pulang dari kegiatan praktek di lapangan sekolah. Kami pulang hampir sore. Melewati jalan dimana jalan itu terhubung dengan sekolahnya Nuri.''

'' Biasanya tiap pulang sekolah Nuri selalu melewati jalur itu, saya pun begitu. Kami sering bertemu disana dan pulang bersama. Pada sore itu kami melewati jalur biasa, jalur yang dilewati Nuri dan juga saya. Dari kejauhan, saya dan teman teman sudah melihat aksi pengeroyokan.''

'' Awalnya saya dan teman-teman tidak perduli, hingga pada akhirnya saya mendengar suara minta tolong. Suara yang begitu saya kenal. Ingin pergi tanpa menghiraukan, tapi tak tega mendengar rintihannya. Kami melihat ada enam orang berseragam yang sama sedang mengeroyok Nuri.''

'' Saat tiba disana saya belum tau jika itu adalah Nuri. Kami hanya berniat ingin menolong saja. Saya berlari mendatanginya yang jatuh terkapar dengan darah mengucur keluar dari hidung dan mulutnya. Saat tiba disana saya kaget melihat gadis itu, yang ternyata orang yang sangat saya kenal. Dari belakang saya sudah bisa menebak, jika itu adalah Nuri.''

'' Tapi karena seragamnya dipenuhi dengan darah, saya jadi ragu.''

'' Dan pada akhirnya saya kaget melihatnya, bahwa benar! jika gadis itu adalah Nuri, anak dari pakde Johan. Ia tergeletak di tanah dengan nafas yang yang hampir hilang. Kesadaran nya mulai menipis. Saya mengguncang tubuhnya dengan kuat supaya Nuri sadar! Dan alhamdullilah, Nuri setengah sadar. Sempat memenggal nama saya! Kak Alisa..'' ucapnya dengan bibir bergetar.

Alisa diam, menahan rasa sesak dihatinya.

'' Saya berusaha menyadarkan nya! denganenepuk belum pipinya. Tapi Nuri mata makin terpejam rapat. Hanya satu kata yang keluar dari mulutnya! Maafkan Nuri kak.. tolong Nuri! sampai Nuri tak sadarkan diri lagi! Saya terpaku memandangnya yang sudah tak bergerak. Saya beranggapan jika Nuri sudah meninggal! Saya berusaha sadar! Jika Nuri itu masih hidup! saya menangis histeria disana dengan Hani yang juga ikut menangis..''

Hiks.. hiks..

'' Sa-saya berusaha tegar pada saat itu hingga Ema datang bersama Moli membawa bantuan dan membawa Nuri ke rumah sakit!. Ema dan Moli berhasil menangkap satu pelakunya! Tapi.. pada saat ingin membawanya di tempat dimana Nuri terkapar, gadis itu melepaskan diri dengan memberontak, ia menghentak tangan Ema hingga tetkilir! Tuh lihat Ema yang tangannya di sanggah dengan penyangga tangan!''

Mereka semua berpaling melihat Ema. Dan benar seperti perkataan Alisa. Jika Ema tangannya disangga dengan penyangga.

'' Tunggu dulu! maksud kamu, jika pelaku adalah seorang gadis? gadis yang sama bersekolah dengan Nuri??'' sela Madan, membuat Alisa menatapnya dalam dengan wajah sembab karena menangis.

'' Ya! gadis itu adalah teman sekelas nya Nuri! Dulu, ketika saya pernah datang ke sekolah Nuri sebagai perwakilan dari sekolah kita, pada saat mereka menyelenggarakan lomba cerdas cermat! Kakak ingat kan? pada waktu itu saya menang membawa piala dan piagam??'' tanya nya pada Madan, membuat Madan mengangguk.

'' Lanjutkan dulu ceritanya! baru setelah itu kita akan rundingan dengan sekolah mereka serta mencari bukti! selesaikan Lis! setelah nya giliran Pak Johan yang menceritakan nya pula!''

Alisa dan pakde Johan mengangguk.

'' Saya seperti orang linglung, tidak tahu harus berbuat apa. Untunglah pada saat itu Ema dan Moli cepat tanggap mencari bantuan, dan berhasil membawa Nuri kerumah sakit. Saat tiba dirumah sakit, Nuri langsung ditangani dan masuk keruang UGD. Pada saat Nuri dibawa masuk, seorang suster memanggil kami bertiga agar mengisi formulir pendaftaran tentang Nuri dan juga kami harus memberi kabar pada keluarga nya.''

'' Saya dengan sigap mengisi data Nuri setelahnya ingin menelpon pakde Johan, tapi saya pingsan saat itu. Jadi saya tidak tau lagi apa yang terjadi selanjutnya pada Nuri. Pada saat saya sadar, saya sudah berada dirumah.'' tukas Alisa serayaembuang nafasnya yang terasa menyesakkan dada.

'' Baiklah! sekarang pakde Johan! slalu ayah dari Nuri. Jelaskan kami ingin mendengarnya!'' tegas Madan.

Pakde Johan menghirup udara sebanyak mungkin. Kemudian ia mengeluarkan nya. Terasa sesak sekali mengingat Nuri.

'' Pada saat itu, saya baru saja pulang dari sawah. Ketika masuk kerumah, saya dikagetkan dengan teriakan mamanya Nuri. Iaenjerit histeris, menyebut nama Nuri berulang kali. Saya heran, ada apa dengan Nuri? Bukankah Nuri masih disekolahnya? Tadi pagi ia ijin pulang sore karena ada kegiatan praktikum di sekolahnya. S karang kenapa pula mamanya Nuri memanggil Nuri berulang kali.''

''Karena penasaran, saya buru buru masuk. Tiba disana saya melihat Mama Nuri yang hampir jatuh berpegangan pada meja makan. Ia terus saja menyebut nama Nuri hingga ia pingsan. Saya panik waktu itu. Hingga saya tersadar ada suara hallo yang terus berdengung karena tak ada sahutan dari mamanya Nuri. Saya mencari benda kecil yang masih tersambung itu.''

Pakde Johan berhenti sejenak. Kemudian ia melanjutkan lagi dengan bibir bergetar. '' Sa-saya dapat kabar dari rumah sakit, jika Nuri sedang kritis danbutuhakn darah yang banyak untuk Nuri. Saya kaget, hampir saja handphone ditangan saya terlepas jika tidak adik saya memegangi dengan erat. Karena kebetulan ia datang, karena mendengar suara jeritan Mama nya Nuri.''

Pakde Johan menangis.'' Saya jatuh terduduk, saya menangis. Yang saya ingat, jika Nuri tadi pagi pamit pulangnya sore. Kenapa sekarang jadi kerumah sakit?? Saya mendengar jika Nuri dikeroyok hingga ada seseorang yang mengatakan melalui sambungan telepon jika Alisa lah pelakunya! Saya tambah terkejut mendengar nama Alisa. Saya jadi berpikir, apakah Alisa ini anaknya bang Yoga kah? ataukah ada Alisa lain? Sampai pada akhirnya dugaan saya terjawab ketika salah satu teman Nuri menyebutkan jika pelaku utamanya adalah Alisa! Alisa yang bersekolah disini. Tanpa pikir panjang, saya dan teman-teman mengumpulkan warga untuk mendatangi sekolah Alisa. Yang saya tau jika Alisa itu adalah Alisa yang lain. Bukan Alisa yang ini. Saya kalut pada waktu itu. Maafkan pakde nak.. pakde nggak bermaksud ingin melukai mu.. pakde hanya ingin kamu bertanggung jawab itu saja! setelah pakde tahu jika Alisa itu adalah kamu! pakde kaget nak.. berarti pakde salah! karena telah menuduh mu tanpa bukti!''

'' Maafkan pakde nak..'' pinta pakde Johan dengan wajah sembab penuh dengan air mata.

'' Jadi begitu ceritanya?'' ucap Madan. Setelah lama ia menyimak cerita Alisa dan pakde Johan ia menyimpulkan, bahwa ada seseorang yang sengaja menjebak Alisa, dengan menyebutnya sebagai pelaku utama. Padahal bukan Alisa lah pelakunya. Tapi orang lain.

'' Berarti ada seseorang yang dengan sengaja menuduh Alisa. Mungkin pada saat itu yang terlihat oleh nya adalah jika Alisa yang sedang mencoba menyakiti Nuri, sedangkan teman Alisa yang lainnya dianggap sebagai penolong. Hingga Alisa pun dibawa kerumah sakit untuk dimintai keterangan begitu menurut teman Nuri. Sekarang sudah jelas!''

'' Disini, bapak bersalah karena sudah membuat keonaran! Dan dengan sengaja melukai salah satu murid di sekolah ini! Dengan itu kami memutuskan, jika bapak Johan harus minta maaf kepada Alisa, dan juga harus merawat nya hingga sembuh serta harus berbicara didepan umum! bapak harus menjelaskan permasalahan nya dengan jelas! Bagaimana pak? bapak bersedia??'' tanya Madan. Pakde Johan mengangguk.

'' Baiklah saya bersedia merawat serta meminta maaf di depan umum. Karena saya memang salah. Untuk masalah teman Nuri itu saya akan membahasnya dengan kepala sekolah Nuri. Tapi jika nanti, Alisa dibutuhkan sebagai saksi, apakah boleh saya membawa Alisa?? Bukan apa, nanti pasti Alisa dibutuhkan disana karena Sekar Alisa lah saksi kunci tentang pengeroyokan terhadap Nuri anak saya.'' Pinta pakde Johan pada Madan.

'' Baik, kami bersedia! Dengan saya sebagai pengawal Alisa! karena masalah ini menyangkut siswa disekolah saya, maka saya yang akan bertanggung jawab membawa Alisa ketempat dimana nanti Alisa dibutuhkan!'' tukasnya, membuat kepalanya sekolah serta dewan guru mengangguk menyetujui usulan Madan.

Semua tanggung jawab sudah diserahkan kepada Madan. Karena kepala sekolah mengetahui jika Madan suatu saat nanti pasti bisa menjadi pemimpin yang tegas. Maka dari itu, kepala sekolah menyerahkan semua tugas ini kepadanya. Dan disambut dengan senang hati oleh Madan.

Setelah Masalah itu selesai, kini mereka bisa bernafas lega. Alisa dibawa pulang oleh pakde Johan untuk diobati lukanya, sebagai tanggung jawab karena sudah melukai Alisa dengan sengaja.

Seminggu setelahnya, urusan tentang Nuri dan Alisa selesai. Hanya saja, Nuri telah pergi selamanya. Tidak akan pernah kembali lagi. Nuri telah berpulang setelah urusannya selesai. Para tersangka pengeroyokan Nuri sudah di DO dari sekolah. Dan juga keluarga Nuri menuntut meminta ganti rugi untuk biaya pengobatan Alisa karena dengan tega telah menuduh Alisa tanpa bukti. Nuri berpulang dengan senyum mengembang di bibirnya. Menandakan jika ia bahagia meninggalkan dunia ini.

Sebelum Nuri meninggal, Nuri sempat sadar dan meminta Alisa untuk menemuinya. Alisa dengan senang hati datang kerumah sakit untuk menemui Nuri. Ema yang tangannya tetkilir pun kini sudah membaik. Berkat penjelasan dari Ema dan Moli, Alisa terbebas dari jerat para tersangka yang telah menuduhnya sebagai dalangnya. Dua hari setelah pertemuan Nuri dan Alisa, akhirnya nueiengjembiskan ngasi terakhir nya. Ia tidur dengan damai tanpa ada beban sama sekali.

Kini semuanya usai. Serasa damai tak ada gangguan apapun lagi. Alisa dan juga murid murid yang lain sudah beraktivitas seperti biasa.

Selamat jalan Nuri! Semoga semua amal ibadahmu diterima oleh yang maha kuasa. Dan ditempatkan paling layak disisinya. Amiiin.

💟💟💟💟

Tinggalkan jejak cinta kalian ya!

See you..

🤗🤗😘😘

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Nyicil dua bab dulu ya Kak...

2022-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2 Pengenalan tokoh
3 bab 3 dan 4
4 Bab 5
5 bab 6 cerita Alisa
6 bab 7 Madan
7 bab 8 awal mula pertemuan
8 bab 9 tamu tak terduga
9 bab 10 sedikit demi sedikit
10 bab 11 Ivan Hariadi
11 bab 12 sudah mulai terasa
12 13 ada apa dengannya
13 lamaran dadakan
14 Tragedi
15 Kritis
16 Hendra
17 Dirumah sakit
18 Sang pendonor
19 Alisa siuman
20 Surat untuk Alisa
21 Orang tak dikenal
22 Pak Oman
23 Bik inah
24 Jodoh dari kecil
25 Pulang dari rumah sakit
26 Emil vs Pak Oman
27 Datang berkunjung
28 Sinyal dari Emil
29 Jawaban
30 Ujian
31 Ujian 2
32 Ujian 3
33 Usaha Emil
34 Kak Ross
35 POV Alisa
36 POV Alisa 2
37 POV Emil
38 Lamaran
39 Tunangan
40 Tunangan 2
41 Takut
42 Keluarga
43 Pakde Tarman
44 POV mama Alina dan pak Yoga
45 Tidak sama lagi
46 Semuanya terasa Berbeda
47 Patah hati
48 Bicara berdua
49 Berusaha Ikhlas
50 Alisa vs Kak Ross
51 Alisa vs Kak Ross 2
52 Emil marah
53 Terluka
54 POV Kak Ross
55 Penjelasan
56 Jaga jarak
57 Melupakanmu
58 Ge Ga Na
59 Malam Minggu
60 Malam Minggu 2
61 Ungkapan hati Emil
62 Cerita sebelum tidur
63 Cibiran Kak Ross
64 Kedatangan Madan
65 My future Wife
66 Ungkapan rasa Kecewa
67 Cinta pertama tapi bukan yang terakhir
68 Kenangan
69 Godaan calon suami
70 Menagih janji
71 Pak Yoga gelisah
72 Permintaan Emil
73 Perdebatan
74 Tak Direstui
75 Tertekan dan stres
76 Suami Masa depan
77 Kembali
78 Menyusun acara pernikahan
79 Perdebatan lagi
80 Janji Alisa
81 Pernikahan Alisa
82 Takdirmu bersama dengan orang lain
83 First night Gagal!
84 Gatot alias gagal total!
85 Sisi lain pasangan
86 Nikmat dalam nestapa
87 Lagi dan lagi
88 Hani dan Hendra
89 Pengantin baru molor??
90 Resepsi pernikahan
91 Berangkat ke Medan
92 Kakak sepupu
93 Ayah Mertua
94 Kau membelanya??
95 Bertengkar
96 Pengaruh Buruk
97 Pindah
98 Bersikap kasar
99 Kedatangan mantan
100 Mantan vs Kakak ipar
101 Keputusan
102 Tamu tak di undang
103 Penghasut
104 Taruhan demi mendapatkan kesucian Alisa
105 Nasihat kakak ipar
106 Berubah
107 Hamil??
108 Mengadu
109 Bersyukur lah kau Milham Syahputra!
110 Masih ingin lanjut
111 Berpisah sementara
112 Selalu di hati
113 Petugas baru
114 Kristian Panjaitan
115 Perjalanan cinta baru tapi membawa Nestapa
116 Melahirkan.
117 Melahirkan 2
118 Berubah
119 Anugerah disaat yang tak terduga
120 Kekuatan ibu hamil
121 Aku tidak sama dengan nya!
122 Berani melawan
123 Pasrah
124 Salah paham lagi
125 Cinta masa lalu
126 Periksa
127 Ojek
128 Alvian Dharmawan
129 Lepaskan!
130 Keadilan
131 Kemarahan Rita.
132 Kedatangan Linda
133 Menegur bukan menghukum
134 Anak angkat
135 Melahirkan seorang putra
136 Rita Menyusul Emil ke Pekanbaru
137 Wanita pembawa sial
138 Berdarah
139 Gara-gara debat kecil
140 Sedang khilaf
141 Kecebong Lak Nat!
142 Maulana Akbar vs Nenek Rima
143 Ingin
144 Penagih hutang
145 Aku bukan Pembawa sial!
146 Semakin tersiksa
147 Jualan kue
148 Lunas!
149 Kenikmatan sesaat berujung neraka!
150 Menunggu kelahiran
151 Annisa
152 POV Tama
153 Roda berputar
154 Menjemput Tama
155 Pamit
156 Di hina lagi
157 Di hina dan di rendahkan
158 Melawan ketidak adilan
159 Emil mengamuk
160 Kau membunuh nya!!
161 Menangis di sisa malam terakhir
162 Talak 3
163 Memohon
164 Tinggal kenangan
165 Pergi
166 Pengumuman novel baru
167 Extra part 1
168 Extra part 2
169 Extrapart 3
170 Extrapart 3
171 Sepenggal kisah nyata yang di buat menjadi tulisan
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2 Pengenalan tokoh
3
bab 3 dan 4
4
Bab 5
5
bab 6 cerita Alisa
6
bab 7 Madan
7
bab 8 awal mula pertemuan
8
bab 9 tamu tak terduga
9
bab 10 sedikit demi sedikit
10
bab 11 Ivan Hariadi
11
bab 12 sudah mulai terasa
12
13 ada apa dengannya
13
lamaran dadakan
14
Tragedi
15
Kritis
16
Hendra
17
Dirumah sakit
18
Sang pendonor
19
Alisa siuman
20
Surat untuk Alisa
21
Orang tak dikenal
22
Pak Oman
23
Bik inah
24
Jodoh dari kecil
25
Pulang dari rumah sakit
26
Emil vs Pak Oman
27
Datang berkunjung
28
Sinyal dari Emil
29
Jawaban
30
Ujian
31
Ujian 2
32
Ujian 3
33
Usaha Emil
34
Kak Ross
35
POV Alisa
36
POV Alisa 2
37
POV Emil
38
Lamaran
39
Tunangan
40
Tunangan 2
41
Takut
42
Keluarga
43
Pakde Tarman
44
POV mama Alina dan pak Yoga
45
Tidak sama lagi
46
Semuanya terasa Berbeda
47
Patah hati
48
Bicara berdua
49
Berusaha Ikhlas
50
Alisa vs Kak Ross
51
Alisa vs Kak Ross 2
52
Emil marah
53
Terluka
54
POV Kak Ross
55
Penjelasan
56
Jaga jarak
57
Melupakanmu
58
Ge Ga Na
59
Malam Minggu
60
Malam Minggu 2
61
Ungkapan hati Emil
62
Cerita sebelum tidur
63
Cibiran Kak Ross
64
Kedatangan Madan
65
My future Wife
66
Ungkapan rasa Kecewa
67
Cinta pertama tapi bukan yang terakhir
68
Kenangan
69
Godaan calon suami
70
Menagih janji
71
Pak Yoga gelisah
72
Permintaan Emil
73
Perdebatan
74
Tak Direstui
75
Tertekan dan stres
76
Suami Masa depan
77
Kembali
78
Menyusun acara pernikahan
79
Perdebatan lagi
80
Janji Alisa
81
Pernikahan Alisa
82
Takdirmu bersama dengan orang lain
83
First night Gagal!
84
Gatot alias gagal total!
85
Sisi lain pasangan
86
Nikmat dalam nestapa
87
Lagi dan lagi
88
Hani dan Hendra
89
Pengantin baru molor??
90
Resepsi pernikahan
91
Berangkat ke Medan
92
Kakak sepupu
93
Ayah Mertua
94
Kau membelanya??
95
Bertengkar
96
Pengaruh Buruk
97
Pindah
98
Bersikap kasar
99
Kedatangan mantan
100
Mantan vs Kakak ipar
101
Keputusan
102
Tamu tak di undang
103
Penghasut
104
Taruhan demi mendapatkan kesucian Alisa
105
Nasihat kakak ipar
106
Berubah
107
Hamil??
108
Mengadu
109
Bersyukur lah kau Milham Syahputra!
110
Masih ingin lanjut
111
Berpisah sementara
112
Selalu di hati
113
Petugas baru
114
Kristian Panjaitan
115
Perjalanan cinta baru tapi membawa Nestapa
116
Melahirkan.
117
Melahirkan 2
118
Berubah
119
Anugerah disaat yang tak terduga
120
Kekuatan ibu hamil
121
Aku tidak sama dengan nya!
122
Berani melawan
123
Pasrah
124
Salah paham lagi
125
Cinta masa lalu
126
Periksa
127
Ojek
128
Alvian Dharmawan
129
Lepaskan!
130
Keadilan
131
Kemarahan Rita.
132
Kedatangan Linda
133
Menegur bukan menghukum
134
Anak angkat
135
Melahirkan seorang putra
136
Rita Menyusul Emil ke Pekanbaru
137
Wanita pembawa sial
138
Berdarah
139
Gara-gara debat kecil
140
Sedang khilaf
141
Kecebong Lak Nat!
142
Maulana Akbar vs Nenek Rima
143
Ingin
144
Penagih hutang
145
Aku bukan Pembawa sial!
146
Semakin tersiksa
147
Jualan kue
148
Lunas!
149
Kenikmatan sesaat berujung neraka!
150
Menunggu kelahiran
151
Annisa
152
POV Tama
153
Roda berputar
154
Menjemput Tama
155
Pamit
156
Di hina lagi
157
Di hina dan di rendahkan
158
Melawan ketidak adilan
159
Emil mengamuk
160
Kau membunuh nya!!
161
Menangis di sisa malam terakhir
162
Talak 3
163
Memohon
164
Tinggal kenangan
165
Pergi
166
Pengumuman novel baru
167
Extra part 1
168
Extra part 2
169
Extrapart 3
170
Extrapart 3
171
Sepenggal kisah nyata yang di buat menjadi tulisan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!