'' Pada saat itu, saya dan teman teman yaitu Ema, Hani, dan Moli baru saja pulang dari kegiatan praktek di lapangan sekolah. Kami pulang hampir sore. Melewati jalan dimana jalan itu terhubung dengan sekolahnya Nuri.''
'' Biasanya tiap pulang sekolah Nuri selalu melewati jalur itu, saya pun begitu. Kami sering bertemu disana dan pulang bersama. Pada sore itu kami melewati jalur biasa, jalur yang dilewati Nuri dan juga saya. Dari kejauhan, saya dan teman teman sudah melihat aksi pengeroyokan.''
'' Awalnya saya dan teman-teman tidak perduli, hingga pada akhirnya saya mendengar suara minta tolong. Suara yang begitu saya kenal. Ingin pergi tanpa menghiraukan, tapi tak tega mendengar rintihannya. Kami melihat ada enam orang berseragam yang sama sedang mengeroyok Nuri.''
'' Saat tiba disana saya belum tau jika itu adalah Nuri. Kami hanya berniat ingin menolong saja. Saya berlari mendatanginya yang jatuh terkapar dengan darah mengucur keluar dari hidung dan mulutnya. Saat tiba disana saya kaget melihat gadis itu, yang ternyata orang yang sangat saya kenal. Dari belakang saya sudah bisa menebak, jika itu adalah Nuri.''
'' Tapi karena seragamnya dipenuhi dengan darah, saya jadi ragu.''
'' Dan pada akhirnya saya kaget melihatnya, bahwa benar! jika gadis itu adalah Nuri, anak dari pakde Johan. Ia tergeletak di tanah dengan nafas yang yang hampir hilang. Kesadaran nya mulai menipis. Saya mengguncang tubuhnya dengan kuat supaya Nuri sadar! Dan alhamdullilah, Nuri setengah sadar. Sempat memenggal nama saya! Kak Alisa..'' ucapnya dengan bibir bergetar.
Alisa diam, menahan rasa sesak dihatinya.
'' Saya berusaha menyadarkan nya! denganenepuk belum pipinya. Tapi Nuri mata makin terpejam rapat. Hanya satu kata yang keluar dari mulutnya! Maafkan Nuri kak.. tolong Nuri! sampai Nuri tak sadarkan diri lagi! Saya terpaku memandangnya yang sudah tak bergerak. Saya beranggapan jika Nuri sudah meninggal! Saya berusaha sadar! Jika Nuri itu masih hidup! saya menangis histeria disana dengan Hani yang juga ikut menangis..''
Hiks.. hiks..
'' Sa-saya berusaha tegar pada saat itu hingga Ema datang bersama Moli membawa bantuan dan membawa Nuri ke rumah sakit!. Ema dan Moli berhasil menangkap satu pelakunya! Tapi.. pada saat ingin membawanya di tempat dimana Nuri terkapar, gadis itu melepaskan diri dengan memberontak, ia menghentak tangan Ema hingga tetkilir! Tuh lihat Ema yang tangannya di sanggah dengan penyangga tangan!''
Mereka semua berpaling melihat Ema. Dan benar seperti perkataan Alisa. Jika Ema tangannya disangga dengan penyangga.
'' Tunggu dulu! maksud kamu, jika pelaku adalah seorang gadis? gadis yang sama bersekolah dengan Nuri??'' sela Madan, membuat Alisa menatapnya dalam dengan wajah sembab karena menangis.
'' Ya! gadis itu adalah teman sekelas nya Nuri! Dulu, ketika saya pernah datang ke sekolah Nuri sebagai perwakilan dari sekolah kita, pada saat mereka menyelenggarakan lomba cerdas cermat! Kakak ingat kan? pada waktu itu saya menang membawa piala dan piagam??'' tanya nya pada Madan, membuat Madan mengangguk.
'' Lanjutkan dulu ceritanya! baru setelah itu kita akan rundingan dengan sekolah mereka serta mencari bukti! selesaikan Lis! setelah nya giliran Pak Johan yang menceritakan nya pula!''
Alisa dan pakde Johan mengangguk.
'' Saya seperti orang linglung, tidak tahu harus berbuat apa. Untunglah pada saat itu Ema dan Moli cepat tanggap mencari bantuan, dan berhasil membawa Nuri kerumah sakit. Saat tiba dirumah sakit, Nuri langsung ditangani dan masuk keruang UGD. Pada saat Nuri dibawa masuk, seorang suster memanggil kami bertiga agar mengisi formulir pendaftaran tentang Nuri dan juga kami harus memberi kabar pada keluarga nya.''
'' Saya dengan sigap mengisi data Nuri setelahnya ingin menelpon pakde Johan, tapi saya pingsan saat itu. Jadi saya tidak tau lagi apa yang terjadi selanjutnya pada Nuri. Pada saat saya sadar, saya sudah berada dirumah.'' tukas Alisa serayaembuang nafasnya yang terasa menyesakkan dada.
'' Baiklah! sekarang pakde Johan! slalu ayah dari Nuri. Jelaskan kami ingin mendengarnya!'' tegas Madan.
Pakde Johan menghirup udara sebanyak mungkin. Kemudian ia mengeluarkan nya. Terasa sesak sekali mengingat Nuri.
'' Pada saat itu, saya baru saja pulang dari sawah. Ketika masuk kerumah, saya dikagetkan dengan teriakan mamanya Nuri. Iaenjerit histeris, menyebut nama Nuri berulang kali. Saya heran, ada apa dengan Nuri? Bukankah Nuri masih disekolahnya? Tadi pagi ia ijin pulang sore karena ada kegiatan praktikum di sekolahnya. S karang kenapa pula mamanya Nuri memanggil Nuri berulang kali.''
''Karena penasaran, saya buru buru masuk. Tiba disana saya melihat Mama Nuri yang hampir jatuh berpegangan pada meja makan. Ia terus saja menyebut nama Nuri hingga ia pingsan. Saya panik waktu itu. Hingga saya tersadar ada suara hallo yang terus berdengung karena tak ada sahutan dari mamanya Nuri. Saya mencari benda kecil yang masih tersambung itu.''
Pakde Johan berhenti sejenak. Kemudian ia melanjutkan lagi dengan bibir bergetar. '' Sa-saya dapat kabar dari rumah sakit, jika Nuri sedang kritis danbutuhakn darah yang banyak untuk Nuri. Saya kaget, hampir saja handphone ditangan saya terlepas jika tidak adik saya memegangi dengan erat. Karena kebetulan ia datang, karena mendengar suara jeritan Mama nya Nuri.''
Pakde Johan menangis.'' Saya jatuh terduduk, saya menangis. Yang saya ingat, jika Nuri tadi pagi pamit pulangnya sore. Kenapa sekarang jadi kerumah sakit?? Saya mendengar jika Nuri dikeroyok hingga ada seseorang yang mengatakan melalui sambungan telepon jika Alisa lah pelakunya! Saya tambah terkejut mendengar nama Alisa. Saya jadi berpikir, apakah Alisa ini anaknya bang Yoga kah? ataukah ada Alisa lain? Sampai pada akhirnya dugaan saya terjawab ketika salah satu teman Nuri menyebutkan jika pelaku utamanya adalah Alisa! Alisa yang bersekolah disini. Tanpa pikir panjang, saya dan teman-teman mengumpulkan warga untuk mendatangi sekolah Alisa. Yang saya tau jika Alisa itu adalah Alisa yang lain. Bukan Alisa yang ini. Saya kalut pada waktu itu. Maafkan pakde nak.. pakde nggak bermaksud ingin melukai mu.. pakde hanya ingin kamu bertanggung jawab itu saja! setelah pakde tahu jika Alisa itu adalah kamu! pakde kaget nak.. berarti pakde salah! karena telah menuduh mu tanpa bukti!''
'' Maafkan pakde nak..'' pinta pakde Johan dengan wajah sembab penuh dengan air mata.
'' Jadi begitu ceritanya?'' ucap Madan. Setelah lama ia menyimak cerita Alisa dan pakde Johan ia menyimpulkan, bahwa ada seseorang yang sengaja menjebak Alisa, dengan menyebutnya sebagai pelaku utama. Padahal bukan Alisa lah pelakunya. Tapi orang lain.
'' Berarti ada seseorang yang dengan sengaja menuduh Alisa. Mungkin pada saat itu yang terlihat oleh nya adalah jika Alisa yang sedang mencoba menyakiti Nuri, sedangkan teman Alisa yang lainnya dianggap sebagai penolong. Hingga Alisa pun dibawa kerumah sakit untuk dimintai keterangan begitu menurut teman Nuri. Sekarang sudah jelas!''
'' Disini, bapak bersalah karena sudah membuat keonaran! Dan dengan sengaja melukai salah satu murid di sekolah ini! Dengan itu kami memutuskan, jika bapak Johan harus minta maaf kepada Alisa, dan juga harus merawat nya hingga sembuh serta harus berbicara didepan umum! bapak harus menjelaskan permasalahan nya dengan jelas! Bagaimana pak? bapak bersedia??'' tanya Madan. Pakde Johan mengangguk.
'' Baiklah saya bersedia merawat serta meminta maaf di depan umum. Karena saya memang salah. Untuk masalah teman Nuri itu saya akan membahasnya dengan kepala sekolah Nuri. Tapi jika nanti, Alisa dibutuhkan sebagai saksi, apakah boleh saya membawa Alisa?? Bukan apa, nanti pasti Alisa dibutuhkan disana karena Sekar Alisa lah saksi kunci tentang pengeroyokan terhadap Nuri anak saya.'' Pinta pakde Johan pada Madan.
'' Baik, kami bersedia! Dengan saya sebagai pengawal Alisa! karena masalah ini menyangkut siswa disekolah saya, maka saya yang akan bertanggung jawab membawa Alisa ketempat dimana nanti Alisa dibutuhkan!'' tukasnya, membuat kepalanya sekolah serta dewan guru mengangguk menyetujui usulan Madan.
Semua tanggung jawab sudah diserahkan kepada Madan. Karena kepala sekolah mengetahui jika Madan suatu saat nanti pasti bisa menjadi pemimpin yang tegas. Maka dari itu, kepala sekolah menyerahkan semua tugas ini kepadanya. Dan disambut dengan senang hati oleh Madan.
Setelah Masalah itu selesai, kini mereka bisa bernafas lega. Alisa dibawa pulang oleh pakde Johan untuk diobati lukanya, sebagai tanggung jawab karena sudah melukai Alisa dengan sengaja.
Seminggu setelahnya, urusan tentang Nuri dan Alisa selesai. Hanya saja, Nuri telah pergi selamanya. Tidak akan pernah kembali lagi. Nuri telah berpulang setelah urusannya selesai. Para tersangka pengeroyokan Nuri sudah di DO dari sekolah. Dan juga keluarga Nuri menuntut meminta ganti rugi untuk biaya pengobatan Alisa karena dengan tega telah menuduh Alisa tanpa bukti. Nuri berpulang dengan senyum mengembang di bibirnya. Menandakan jika ia bahagia meninggalkan dunia ini.
Sebelum Nuri meninggal, Nuri sempat sadar dan meminta Alisa untuk menemuinya. Alisa dengan senang hati datang kerumah sakit untuk menemui Nuri. Ema yang tangannya tetkilir pun kini sudah membaik. Berkat penjelasan dari Ema dan Moli, Alisa terbebas dari jerat para tersangka yang telah menuduhnya sebagai dalangnya. Dua hari setelah pertemuan Nuri dan Alisa, akhirnya nueiengjembiskan ngasi terakhir nya. Ia tidur dengan damai tanpa ada beban sama sekali.
Kini semuanya usai. Serasa damai tak ada gangguan apapun lagi. Alisa dan juga murid murid yang lain sudah beraktivitas seperti biasa.
Selamat jalan Nuri! Semoga semua amal ibadahmu diterima oleh yang maha kuasa. Dan ditempatkan paling layak disisinya. Amiiin.
💟💟💟💟
Tinggalkan jejak cinta kalian ya!
See you..
🤗🤗😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Nyicil dua bab dulu ya Kak...
2022-07-24
0