'' Kak Madan...'' lirih Alisa.
Madan menoleh. Ia tersenyum pada Alisa serta menggenggam tangan nya dibawah meja sana. Madan menarik tangan Alisa dan menggenggam tangan Alisa erat.
Alisa salah tingkah melihat tangannya digenggam seperti itu.
Hangat.. dan nyaman..
'Astagfirullah! sadar Lis..' gumamnya pada diri sendiri.
'' Saya tanya sekali lagi.. jika bapak sudah tau jika itu adalah Alisa, mengapa kalian tega melempar batu seperti itu?! Apa kalian tidak lihat jika Alisa sekarang terluka?! Dan apakah.. ini memang sudah direncanakan??'' tanya nya lagi.
Alisa tersentak dengan pertanyaan Madan. Ia menoleh menatap sang ketua OSIS yang sedang menatap pakde Johan dengan tajam.
Madan bergeming. Ia tetap tidak menoleh pada Alisa. Sekarang ia sangat kesal. Mengapa bapak bapak itu dengan tega melempar Alisa dengan batu. Sungguh tak bermoral!
'' Ma-maafkan kami tentang itu nak.. kami tak bermaksud-''
'' Apa? ingin bilang tanpa sengaja?! ingin bilang tidak direncanakan dan juga tanpa sepengetahuan bapak begitu?!'' Madan menyela omongan pakde Johan hingga membuat pakde Johan bungkam.
Madan melanjutkan lagi..
'' Dengan seenaknya kalian para orang tua mengganggu ketenangan kami saat belajar! melempari salah satu murid disekolah kami hingga terluka! Apa itu namanya jika bukan rencana?!
'' Rencana yang sudah kalian susun dengan rapi. Hingga jika terjadi hal seperti ini, kalian sengaja mengelaknya! iyakan?? Sungguh tak bermoral sama sekali! Seharusnya bapak bapak mencari dulu kebenaran akan perkataan itu! baru setalah itu bapak menghukum orangnya! Jangan asal tuduh seperti ini! Sekarang lihatlah! apa yang sudah kalian lakukan terhadap Alisa!'' ucapnya dengan geram.
'' Kak...'' lirih Alisa.
Madan menoleh sebentar, kemudian menatap mereka lagi dengan tatapan tajam. Tangannya tetap memegang tangan Alisa. Alisa berusaha menariknya, tapi tidak juga bisa lepas.
Semakin Alisa mencoba, semakin kuat pula cengkraman nya. Hingga akhirnya Alisa mengalah. Cengkraman ditangannya pun melemah tidak seperti tadi.
Alisa menatap Madan dengan raut wajah datar. Begitu juga dengan Madan, ia menatap Alisa dengan raut tak kalah datar dari Alisa.
'' Maafkn kami nak.. kami salah.. kami mohon maaf.. kami akan bertanggung jawab atas kerusuhan yang kami lakukan tadi. Biarkan kami membawa Alisa pulang, agar kami mengobati Alisa..'' jawabnya dengan menunduk.
'' Kenapa? kenapa sekarang bapak mengalah? apakah karena bapak sudah tau jika Alisa yang dimaksud adalah Alisa Febriyanti?? makanya bapak memilih mundur begitu?? Tidak semudah itu pak.. anda harus bertanggung jawab dengan keadaan ini!'' pungkasnya penuh penekanan, hingga membuat pakde Johan menunduk dalam.
Rasanya malu jika melihat mereka semua. Pakde Johan menghela nafasnya. Lebih baik mengalah, toh pada dasarnya memang mereka lah yang salah. Lama ia menunduk, akhirnya ia menatap Madan yang juga sedang menatapnya dalam.
'' Baiklah jika itu yang kalian inginkan! Bapak akan bertanggung jawab dengan ini semua! Apa yang harus bapak lakukan, agar kalian bisa memaafkan kesalahan kami yang telah menuduh Alisa tanpa bukti??''
Madan menoleh pada Alisa. Alisa bergeming, ia sudah jengah dengan kelakuan Madan pada pakde Johan. Ingin sekali ia menjawab setiap omongan Madan. Tapi ia tak punya kesempatan.
Madan tersenyum tipis melihat wajah Alisa yang datar tanpa ekspresi. Sangat menggemaskan menurutnya.
'' Baiklah.. jika bapak sudah setuju! Sekarang bapak dan juga Alisa harus menceritakan awal dari masalah ini terjadi! Jangan ada yang ditutupi!
'' Untuk kamu Alisa!'' Alisa menoleh.
'' Kamu harus menceritakan awal kejadian pembulyan serta penganiayaan pada Nuri anak dari pakde mu ini!
'' Dan untuk bapak! cerita kan! bagaimana bapak tau jika Alisa lah yang membuly serta menganiaya putri bapak, siapa yang memberikan kabar jika anak bapak masuk kerumah sakit sampai kritis! ceritakan sekarang dan jangan ada yang ditutupi!'' ucapnya tegas.
Pakde Johan dan Alisa saling tatap. Seakan mengerti pakde Johan memberikan kesempatan untuk Alisa dulu menceritakan awal mula kejadian naas itu.
Alisa melamun kan kejadian pada saat itu. Lama ia melamun.
Hingga tepukan di pundak mengagetkan dirinya yang sedang melamun.
'' Ayo Lis.. ceritakan pada kami semua.. bagaimana awal mula kejadian itu agar kami bisa tau apa yang sebenarnya terjadi! Jangan ada yang ditutupi! kamu paham Lis..??'' ucap Madan seraya menatapnya dalam.
Alisa menghela nafasnya.
'' Pada saat itu...
💟💟💟💟
Tinggalkan jejak cinta kalian ya!
See you..
😁😁😁😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Mampir lagi Kak.... smg semangat.....
2022-07-24
0
Septi Nuryani
lanjut terus
2022-06-01
1