"Can you give me a glass of ice chocholate drink? (Bisakah kau memberiku segelas es coklat?)" Alva akhirnya memilih untuk ke kantin kampus dan memesan minuman disana.
"Of course (Tentu saja)" Seru penjual.
Alva pun memilih untuk duduk di bangku kantin paling pojok. Ia dapat melihat bagaimana semua orang menatapnya.
'Seharusnya aku tidak membuang headset ku!' Batin Alva.
Ia benar benar muak dengan suara suara berisik dimana semua terjadi karena Daryan.
"Aku hanya ingin tenang kuliah dan segera lulus tetapi kenapa ada orang gila itu yang mengangguku!" Kesal Alva mengingat Daryan membuat hidupnya sekarang disertai rumor.
Alva pun membuka ponselnya dan berkirim pesan dengan mommynya yang ada di Indonesia. Saling bertanya kabar samlai minuman yang dipesannya pun datang.
"How many this? (Berapa harganya?)" Tanya Alva menanyakan harga minuman yang ia beli.
"Someone buy of this for you! (Seseoeang telah membelikan ini untukmu)" Ucap nya.
Alva pun mengernyitkan dahinya sampai ia paham. Seorang yang ia sebut orang gila beberapa detik sebelumnya datang. Xam ia tahu pasti orang itulah yang membayar minuman pesanannya.
"Thank you! (Terima kasih)" Ujar Alva berterima kasih kepada orang yang telah mengantarkan minuman pesanannya.
"Your welcome! (Sama sama)" Ucap orang itu dan akhirnya pergi darisana.
Alva yang sudah sedari tadi haus segera meminum minuman pesanannya tanpa memperdulikan kecoh suara berisik yang terus memanggil nama Daryan yang mendekat kearahnya.
"Jen, memang Alva itu pacarnya kak Daryan?" Tanya Ritha.
Kebetulan Jennita dan Ritha pun ada disana.
"Ya enggak tahu lah!" Jawab Jennita.
"Pinter banget kak Daryan ngluluhin hatinya Alva si cewe batu! Gumam Ritha yang mendapat jitakan dikepalanya oleh Jennita.
"Hai baby!" Ujar Daryan dengan suara menggoda membuat Alva yang meminum minumannya melotot kearahnya.
Semua pun demikian yang juga terkejut saat Daryan menyebut Alva dengan kata sayang.
"Kau gila?" Bisik Alva.
Daryan hanya menjawab dengan senyuman kecil.
"Ternyata benar Alva teman kita pacaran sama kak Daryan!" Gumam Jennita yang juga disetujui oleh Ritha.
"Persetan dengan semua yang kak Daryan lakukan hari ini! Jauhi aku dan jangan ganggu aku lagi!" Umpat Alva yang segera pergi dari sana berlari menuju mobilnya.
"Dia benar benar keren!" Gumam Daryan menatap kepergian Alva.
...🍀🍀🍀...
"Mas aku takut jika besok gagal!" Seru Melanie dengan nada suara yang sendu.
"Tidak ada yang gagal, kau akan sembuh dan operasinya berhasil sayang!" Seru Adnan menguatkan.
"Operasinya tidak hanya besok jika aku berhasil mas, masih banyak lain hari aku menjalani operasi!" Ucap Melanie.
Adnan terus saja menguatkan istrinya yang selalu putus asa itu. Sampai berakhir pada kata kata yang membuatnya terkejut.
"Aku mau kamu menikah lagi sebelum aku menjalani operasi ku yang pertama, mas!" Ujar Melanie membuat tangan Adnan yang sebelumnya menggenggam tangan istrinya itu lepas.
"Aku akan membunuhmu jika mengatakan itu sekali lagi!" Seru Adnan.
"Mas aku mohon!!" Pinta Melanie dengan sendu.
"Jangan bercanda Mel, Aku tidak akan menikahi siapapun hanya kamu istriku satu satunya tidak peduli apapun yang terjadi!" Tegas Adnan.
"Kau adalah suamiku mas, untuk itu aku mau kau menikah lagi, bukan hanya untuk menjadi istrimu tapi agar aku bisa tenang dan ada yang juga memberikanku keturunan!" Lirih Melanie.
"Tidak! Itu tidak akan terjadi. Lebih baik aku akan ikut mati bersamamu jika harus aku menikah lagi sementara kau masih hidup!" Tukas Adnan.
"Mas aku mohon! Aku benar benar memohon padamu!" Isak tangisan Melanie pun terdengar.
"Aku tidak akan hidup dalam waktu lama lagi mas! Jadi untuk apa kau mempermasalahkan hanya karena aku masih hidup?" Timpal Melanie.
"Kau akan hidup! Waktumu masih panjang!" Seru Adnan.
"Sakit di perut aku ini bener bener sakit banget mas. Kali ini saja kamu turuti permintaan aku! Kau tidak harus mencintainya. Setidaknya ada yang menjagamu yang bisa aku percaya setelah aku tiada!" Jelas Melanie.
"Melanie!!" Teriak Adnan.
Adnan pun mencoba menstabilkan emosinya dan lebih memilih memejamkan matanya dan berjalan pergi meninggalkan istrinya.
"Hanya ini permintaanku yang benar benar ingin dikabulkan!" Lirih Melanie yang masih bisa didengar oleh Adnan.
Keluar dari ruangan Adnan terus saja memukul tembok beberapa kali. Merasa kesal dengan istrinya tetapi tidak dapat melampiaskan pada istrinya yang saat ini sedang terbaring lemah.
Setiap kata yang diucapkan oleh Melanie tentangnya yang harus menikah lagi terngiang jelas di ingatannya.
Tapi bagaimana ia bisa menikah lagi. Begitulah pikirnya.
Sampai dokter pun datang.
"We are ready to check it your wife, Mr, Ramssen! (Kami sudah siap untuk memeriksa istri anda, Tuan Ramssen)" Seru dokter.
Ramssen adalah salah satu nama Adnan yang digunakan di negara itu. Sebagai CEO ia tidak mungkin menggunakan nama sembarangan. Begitu juga perusahaannya yang dikenal dengan sebutan Rams.corp.
"Yes you can check it! (Ya kau bisa memeriksanya)" Seru Adnan.
Sang dokter melihat gerak gerik Adnan yang sangat aneh. Dengan tangan yang juga penuh luka.
"What is wrong with you sir? (Apa ada yang salah dengan anda tuan?)" Tanya dokter.
"what if my wife asks for a request should I grant it? (Apa jika istriku menginginkan permintaan apa harus aki kabulkan?" Tanya Adnan.
"Of course it will help the patient to remain optimistic and the possibility of the operation to be successful is also due to the will to live (Tentu saja, itu akan membantu pasien untuk tetap optimis dan sangat berpengaruh operasi berhasil juga karena keinginan untuk hidup)" Jelas dokter.
Membuat pikiran Adnan harus terbelah. Disisi lain ia tidak akan bisa menikah lagi dan disisi lain pula ia tetap ingin istrinya hidup.
Adnan pun kembali memasuki ruangannya dan menghampiri istrinya yang terlihat mengusap air mata itu.
"Aku akan mau mengabulkan permintaanmu dan menikah lagi!" Ujar Adnan.
Melanie menatap binar ke arah Adnan.
"Beneran mas?" Tanya Melanie meyakinkan.
"Hanya dengan satu syarat!" Timpal Adnan kembali.
"Apa mas?" Heran Melanie.
"Kau yang akan memilihkannya untukku!" Tukas Adnan.
Melanie menangis terharu terhadap suaminya. Suaminya benar benar mencintainya. Tapi kini dirinya entah dapat menemaninya atau tidak.
"Makasih mas!" Ujar Melanie.
"Berjanjilah untuk sembuh! Jika kau sembuh, aku akan menceraikannya!" Seru Adnan dan Melanie menjawab anggukan.
Akhirnya dokter dan beberapa tim siap untuk memeriksa keadaan Melanie dan mengecek untuk operasi besok.
"Kau siapkan besok penghulu untuk datang ke rumah sakit!" Ujar Adnan menelepon sekretarisnya yang juga berasal dari Indonesia.
...🍀🍀🍀...
"Kenapa ya tiba tiba feelingku agak tidak enak?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
💜bucinnya taehyung💜
how much is this? untuk harga pake nya bukan many kak ..
2022-05-19
0
Rista Baha
pasti adnan menikah dgn alva
2022-04-24
0