Di dalam salah satu ruangan ICU di rumah sakit terelit di hampir pelosok negara Amerika itu, kini sedang dalam fase hening.
Adnan melamun saat mengetahui keadaan istrinya dan penyakit yang dideritanya. Bagaimana wanita cantik itu yang sebelumnya terlihat sehat biaa terjangkit penyakit?
"How can? (Bagaimana bisa?)" Tanya Adnan karena masih tidak bisa percaya istrinya menderita penyakit yang harus membutuhkan beberapa kali operasi dan kemungkinan itupun sangat kecil.
"In general, this disease can actually occur due to injury or disease that is directly related to blood vessels. But mostly 90% of those who contract this disease, the cause is also from unknown or still unknown conditions (pada umumnya, sebenarnya penyakit ini bisa terjadi karena cedera atau penyakit yang berhubungan langsung dengan pembuluh darah. Tapi kebanyakan 90% dari mereka yang terjangkit penyakit ini, penyebabnya itu juga dari kondisi yang tidak diketahui atau masih belum diketahui)" Jelas dokter dengan menggunakan bahasa inggris mengingat dimana negara mereka berada.
Adnan mendesah pelan. Menutup matanya mencoba menahan gejolak yang ada di seluruh tubuhnya.
Kini ia menatap Melanie yang terbaring di ranjang ICU dengan infus dan segala peralatan medis terhubung di tubuhnya.
Dengan wajah pucat dan tak berdaya istri yang dicintainya itu membuat dirinya lemas. Seakan sesuatu dari hidupnya benar benar ada yang kurang.
Adnan pun kembali menatap ke arah dokter dan bertanya.
"So what can be cured? (Jadi apa bisa disembuhkan?)" Tanya Adnan.
"Just little sir! (hanya sedikit!)" Ucap sang dokter.
Adnan mengusap rambut dan mukanya. Dengan tangan yang berkacak pinggag dilanjut dengan salah satu tangannya yang memegang dagunya seperti berpikir.
"Do it the best! Or i will kill you! (Lakukanlah yang terbaik! Atau aku akan membunuhmu!)" Ancam Adnan dengan tatapan mengerikan ke arah dokter.
Dokter pun pada akhirnya segera menundukkan kepalanya, Ketua Adnan atau lebih dikenal mereka dengan CEO Rams adalah yang paling memiliki banyak akses dan saham terbesar di rumah sakit itu.
Alva yang sedari tadi diam mendengarkan percakapan antara suami Melanie dan dokter itu kini bergidik saat melihat Adnan ternyata benar benar mengerikan sama seperti saat di telpon.
'Setidaknya orang itu galak galak tapi sayang dan peduli dengan mbak Melanoe!' Batin Alva.
"can you not scream in front of people who are like this! (bisa tidak sih tidak berteriak di depan orang yang sedang seperti ini!)" Kesal Alva karena Adnan yang mengoceh tidak jelas kepada dokter itu.
Alva sendiri risih dan terasa berisik mendengarnya. Apalagi kini si Adnan berada di depan istrinya uang terkulai lemas di ranjang rumah sakit itu.
Adnan pun menatap tajam ke arahnya kerena telah berani memotong pembicaraannya apalagi dirinya yang sedang memotres dan memarahi dokter itu.
"Who're you? (Siapa lo?)" Tanya Adnan dengan menatap tajamnya.
Alva pun menghela nafasnya.
"Say------"
Perkataan Alva yang ingin memperkenalkan dirinya harus terhenti saat tiba tiba sebiah suara dan tangan membuat niatnya berhenti.
"Mas Adnan!!" Lirih Melanie memanggil suaminya.
Adnan yang melihat istrinya sadar lun segera menghampiri. Dengan tangannya yang ia juga segera menggenggam tangan istrinya itu.
"Aku disini sayang!" Ujar Adnan.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kau sakit?" Tanya Adnan yang langsung di peruntukkan oleh Melanie yang baru tersadar itu.
"Baru juga Mbak Melanie sadar!' Batin Alva.
"Ya seharusnya om yang suaminya tau kalau istrinya sering sakit perut!" Sindir Alva.
Adnan kembali menatapnya. Kali ini lebih tajam dari sebelumnya. Alva mencoba mengalihkan matanya kesana kemari tidak melihat atau menatap ke arah Adnan sekalipun Melanie.
Melanie terkekeh melihat tingkah Alva yang selalu suka sekali meroasting orang.
"Kalian lucu!" Kekeh Melanie dengan suara kecil.
"Apanya yang lucu sih mbak! Suami mbak itu yang agak ya begitulah!" Timpal Alva.
Adnan tidak memperdulikannya dan hanya memperdulikan istrinya. Lagi pula buat apa ia harus mengurusi orang yang tidak tau sopan santun, menjadi wanita blak blak an. Dan pastinya tidak penting.
Bukan sama sekali tipe sifat cewek yang menjadi teman Adnan. Walaupun sekiranyan Adnan tidak memiliki teman yang berjenis kelamin perempuan.
"Aku enggak papa mas!" Seru Melanie dengan tersenyum kecil.
"Kau bilang tidak apa apa? Jangan bercanda kamu! Kau harus menjalani operasi dan harus sembuh!" Ucap Adnan.
"Maaf mas dengan penyakitku aku tidak bisa memberimu keturunan!" Sendu Melanie dengan tatapan sedih.
Menatap suaminya dengan matanya yang berlinang sedikir butiran air bening.
"Jangan katakan itu! Yang penting hanya kesehatanmu!" Ujar Adnan dengan tegas.
Adnan pun kembali menatap ke arah Alva. Dan itu bukan tatapan biasa melainkan tatapan yang tajam. Ya seperti itu ciri khas Adnan memang.
'Dia bisa bahasa indonesia rupanya!' Batin Adnan.
"Kau tidak punya sopan santun?" Tanya Adnan dengan tajam dan menusuk.
"Memang saya kenapa om?" Tanya Alva dengan santainya.
"Kau itu tidak tau jika kami sedang bicara?" Timpal Adnan.
"Mas Adnan sudah!" Pinta Melanie memohon.
"Memang kenapa kalo om sama mbak Melanie sedang berbicara? Saya kan tidak memotong pembicaraan!" Heran Alva.
"Pergi dari sini atau aku akan membunuhmu!" Tukas Adnan.
"Om ini aneh mbak Mel, masa dari tadi Alva diam dikira ga punya sopan santun! Sudah hilang akal tuh mbak Mel!" Gerutu Alva sembari berjalan pergi dari sana.
"Sialan berani sek----"
"Mas udah biarin aja!" Ujar Melanie.
"Makasih ya Al!" Teriak Melanie ke arah Alva walaupun teriakannya sangat kecil, itu masih dapat terdengar oleh Alva.
"Sama sama mbak!" Jawab Alva melambaikan tangannya.
"Kau memiliki teman sepertinya? Dia itu tipe orang yang merusak masa depan!" Ejek Adnan.
"Dia itu orang baik kok mas!" Seru Melanie dengan sedikit tersenyum kecil.
"Baik apanya!" Gumam Adnan.
"Buktinya dia mau nolongin aku dan bawa aku kesini!" Timpal kembali Melanie.
Adnan hanya memutar bola matanya seakan malas jika membahas pemudi yang membuatnya mood buruk.
"Mas!" Panggil Melanie.
Adnan pun mengangkat alisnya seakan tanda bahwa berkata ada apa.
"Aku akan menjalankan operasi dan semua pengobatan apapun untuk menyembuhkanku, Tapi!" Jelas Melanie yang memotong perkataannya.
"Tapi?" Heran Adnan.
"Tapi aku ingin tinggal dirumah! Bukan di rumah sakit!" Timpal kembali Melanie.
"No kau harus tetap disini sampai sembuh!" Tukas Adnan.
"Mas kamu mau mengurungku di tempat ini? Sampai aku tiada?" Kesal Melanie.
"Kau bicara seperti itu aku akan membunuhmu!" Ujar Adnan.
"Mas, kumohon! Jika waktunya cek atau apapun aku akan mau!" Pinta Melanie kembali dengan merengek.
"Baiklah tapi berjanjilah jika kau akan sembuh!"
"Oke mas!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Naura Rahmashaffiyya
Adnan serem juga mau membunuh bar
2022-12-24
0
💜bucinnya taehyung💜
dia CEO apa preman sih ngancem nya bunuh mulu
2022-05-19
0
R8WR8
saya ada beberapa catatan tentang penggunaan bahasa Inggris yang kurang luwes. tapi mau ngikutin ceritanya dulu
2022-05-05
1