Lelah merapikan semua belanjaan, Hanum termenung mengingat kembali saat-saat berbelanja dengan Ilham.
Di dalam keheningan mobil, yang hanya ada mereka berdua dengan perasaan canggung Ilham bertanya, "Kamu masih kuliah Num?"
Sedikit tersentak kaget, Hanum menjawab "Eh! sudah tidak Mas, Hanum sudah lulus SMA sekarang sedang kerja di toko baju yang ada di pusat kota, Mas!" lirih Hanum.
"Terus kenapa kamu ada di rumahku num, kalo kerjaan mu di tempat lain?" tanya Ilham.
"Hanum hanya membantu ibu mas, ibu lagi sakit! nanti kalo belum sembuh terus dipaksa untuk kerja kan kasihan Mas."
Sambil mengangguk-anggukan kepalanya Ilham menjawab, "oh."
Jeda terjadi keheningan di dalam mobil, rasa canggung yang menguasai, menyurutkan niat Ilham untuk terus bertanya tentang Hanum. Tak dipungkiri memandang Hanum dalam diam, membuat debar yang ada di dalam dadanya bergejolak.
Sampai di pusat perbelanjaan "Banyak Num, yang harus kita beli?" tanya Ilham saat melihat Hanum sibuk membolak-balikan catatan belanja.
"Iya mas, lumayan banyak!" jawab Hanum.
Sambil berjalan beriringan, Hanum membeli semua yang dibutuhkan. Tiba-tiba dari arah samping ada anak-anak yang sedang berlarian yang tak sengaja menabrak Hanum. Dan tanpa disadari hanum, ada tangan kokoh yang sudah menarik dirinya dalam pelukan.
Antara kaget dan tidak percaya Hanum berada dalam pelukan Ilham, sampai saat suara Ilham yang terdengar cemas bertanya, "Kamu gak papa num, ada yang sakit nggak?"
Dengan ekspresi yang masih kaget, hanum menggelengkan kepalanya.
"Alhamdulillah kalau begitu Num, senyum Ilham."
Sadar masih dalam pelukan Ilham Hanum perlahan melepaskan diri, "Maaf mas Hanum tidak sengaja!" sesal Hanum
"Gak papa num, yang penting kamu baik-baik aja," jawab Ilham ramah. Ya sudah kalau sudah selesai mari kita pulang num, ajak Ilham.
Rasa canggung masih menguasai saat mereka berada di dalam mobil yang sama, rasa berdebar entah yang disebut apa mulai merasuki kedua hati mereka. Menimbulkan sensasi tersendiri kepada setiap hati yang mulai menumbuhkan benih yang mereka pun tak sadari.
Dan disini lah Hanum! seakan menyadari debar dan rasa yang membuat hatinya mulai tak nyaman. Akhirnya dia memilih untuk diam, mengabaikan rasa yang mulai bergejolak.
Sampai saat mobil memasuki pelataran rumah Hanum dengan cepat keluar dari dalam mobil, dengan hati yang masih was-was Hanum memilih untuk tetap diam.
"Belanjaan biar aku saja yang bawa num, kamu bukain pintu rumah aja?" perintah Ilham.
"Baik, Mas."
Selesai memasukan semua belanjaan Ilham melangkah kembali ke dalam kamarnya, hatinya berdetak tak karuan saat bersama Hanum. "****" apa yang terjadi denganku? rasa ini aneh gumam Ilham.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu, "Mas ini minum nya," ucap Hanum.
"Lho num, saya kan tidak minta minum?"
"Iya Mas tidak apa-apa pulang belanja Mas pasti lelah jadi hanum buatkan minum."
Dengan senyum yang mengembang Ilham mengangguk, "Terima kasih num."
"Iya mas sekalian Hanum mau izin pulang kerjaan Hanum sudah selesai, belanjaan juga sudah rapi semua" terang Hanum.
"Oh, baiklah num kamu boleh pulang."
Saat Hanum mulai berbalik untuk pulang Ilham berseru, "Hanum mau ku antar pulang?" tawar Ilham ramah.
"Tidak usah Mas, takut merepotkan! saya juga masih harus ke toko untuk sekedar absen Mas," ucap Hanum sopan.
Ilham tersenyum kecut, "baiklah num lain kali bisa ya, aku ingin mengenal dirimu lebih jauh" bisik Ilham.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸ🤡
mulai dag dig dug ya 🤭
2022-08-01
1
☠⏤͟͟͞Revina
baru juga kenal Hanum eeeeh uda lsng aja gerak cepat ruh Ilham
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-05-15
1
☠⏤͟͟͞Revina
jadi hanum -----> jd Hanum
2022-05-15
1