Erna langsung memberikan berkas yang berisi perjanjian itu dan meminta adelia menandatanganinya.
"Ini cepat kau tandatangani"ucap erna sinos dan tanpa basa-basi menyuruh adelia tanda tangan.
"Apa ini kenapa saya juga harus ikut tanda tangan"Ucap adelia yang memberanikan diri mengeluarkan suara.
"Kau bisa mengerti jika kau membacanya dan jangan banyak tanya"Jawab davin dingin dan menatap tajam adelia.
"Dari tadi aku hanya diam saja kenapa dibilang banyak tanya,D*sar aneh"Batin lia kesal.
Lia membaca isi surat perjanjian itu dan alangkah terkejutnya lia saat dia membacanya bahwasannya erna akan membayar hutang-hutangnya dengan memberikan keponakannya yaitu adelia sebagai pelunas hutang, dan tuan davin bebas melakukan apapun kepadanya baik itu menjadikannya sebagai babu dirumahnya atau menjadikan istrinya.
"Apa ini tidak salah kenapa saya yang harus menjadi pelunas hutang tante saya, saya tidak mau"Ucap adelia yang sudah meneteskan air matanya dan hendak beranjak dari duduknya namun dihentikan oleh tantenya.
"Mau kemana kamu kamu nggak mau bantuin tante buat lunasin hutang-hutang tante"Ucap erna dengan memegang kuat tangan adelia hingga membuat adelia merasakan sakit ditangannya.
"Tapi lia nggak mau kalau harus jadi babu apalagi istri dari orang seperti dia tante."Lirih lia tapi tak dihiraukan oleh erna
Davin yang mendengar itu seketika tersulut emosi dan menepuk meja dengan keras.
"Apa kau bilang kau tidak mau menjadi babu ataupun istri dariku, hei kau dengar baik-baik jangan lernah berpikir jika aku tertarik untuk menjadikanmu sebagai istriku, jangankan menjadikan mu istri bahkan aku tidak sudi jika kau menjadi babuku karna masih banyak diliaran sana yang lebih pantas dari dirimu,. Kau mengerti."Ucap davin yang sudah mendekatkan dirinya ke adelia dan memegangi dagu lia dengan kasar.
Sedangkan lia hanya diam ketakutan dan terisa-isak melihat betapa kejamnya seorang davin.
"Aku yang bukan siapa-siapanya saja sangat kasar dan kejam padaku apalagi kalau aku sampai menikah dengan pria ini
Aku pasti akan disiksa dan mati secara perlahan."Batin lia dengan air mata yang masih berjatuhan meskipun davin telah melepaskan jari-jari besarnya itu dari dagu adelia.
"Rimos kau urus mereka berdua jika wanita ini tidak mau menandatangai surat perjanjiannya maka kau pastikan erna tidak akan bernyawa dibumi ini lagi."titah davin pada rimos dan juga memberi ancaman pada adelia dan erna. Dan pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Baik bos"Jawab rimos yang siap siaga untuk menjalankan petintah bosnya itu.
Adelia sangat terkejut mendengar perkataan yang dilontarkan davin, ia tak habis pikir davin sangatlah kejam.
Sedangkan erna hanya menelan salivanya dengan susah karna takut dengan ancaman davin jika adelia tidak menyetujuinya
🍁🍁🍁🍁
Kini tinggalah rimos, adelia dan erna saja yang ada diruangan tamu.
Erna meminta izin sebentar pada rimos untuk bicara berdua dengan lia.
Dan setelah mendapat anggukan dari rimos, erna langsung menarik kasar tangan adelia hingga membuat adelia hampir terjatuh.
Setelah erna membawa adelia keluar mansion rumah milik davin erna langsung memegangi lengan adelia dengan kasar bahkan membuat adelia kesakitan.
"Aauu Lepasin tan, sakit..."lirih adelia minta lengan nya dilepaskan oleh erna.
"Heh, kau ini benar-benar tidak tau diuntung ya. Apa kau dengar apa yang dikatakan oleh tuan davin tadi dia akan mel3ny4pkanku jika kau tidak mau menandatangai surat perjanjian itu."dengan kasar erna mengatakan hal itu dan membuat adelia terisak-isak kembali.
"Tapi tante, adelia tidak mungkin menyetujui hal itu apalagi jika lia harus menjadi babu ataupun istrinya. Pasti ada jalan keluar lainnya untuk bisa melunasi hutang tante itu kan"Lirih adelia berharap erna mau membatalkan perjanjian itu dan memilih jalan lain untuk melunasi hutang tante nya.
"Satu-satunya jalan untuk melunasi hutang tante itu dengan kau mau menyetujui perjanjian itu dan tidak ada jalan lain, jika pun ada aku akan tetap melakukan hal ini dan kau harus menyetujui nya"Tegas erna dan melototkan matanya pada adelia.
"Kau bilang kemarin kau peduli pada tante tapi sekarang apa kau bahkan tidak mau berkorban demi nyawa tantemu ini, hah"Ucap Erna kembali dan berusaha meyakinkan adelia.
"Bagaimana ini aku tidak mungkin membiarkan tante erna celaka apalagi jika pria kejam itu sampai benar-benar mel3ny4pk4n tante erna, tapi aku juga tidak munhkin menyetujui perjanjian itu"Batin adelia bimbang.
"Lia, hanya kau yang bisa menyelamatkan tante. Selama ini tante telah menampungmu semenjak orang tuamu meninggal dunia setidaknya kau bisa melakukan itu jika tidak untuk tante, maka untuk kebahagiaan mendiang orang tua mu"ucap erna mencoba meyakinkan adelia.
"apa kau masih ingat dengan wasiat orangtua mu sebelum ayahmu terjebak di kobaran api itu"ucap erna yang tampaknya sudah mulai berhasil meyakinkan lia.
"Lia tidak lupa tante, lia bahkan ingin sekali menjalankan wasiat itu tapi..."ucap adelia yang terpotong setelah tantenya langsung memeluknya.
"ok, kalau gitu kita kembali lagi kedalam dan kau tanda tangani surat itu"Ucap erna dan langsung membawa lia kembali masuk ke mansion rumah davin.
Adelia hanya pasrah, jika memang dia harus menjadi pelunas hutang tantenya asalkan tantenya tidak di apa-apakan oleh davin. Apalagi mendiang ayah dan ibunya juga ingin melihat lia cepat-cepat menikah saat mereka masih didekat lia tapi tuhan berkehendak lain.
Erna dan adelia kini sudah duduk kembali disofa ruang tamu dan rimos yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya.
"Tuan.."ucap erna
Mendengar suara itu rimos mendongakkan kepalanya dan mematikan ponselnya.
"Tuan saya sudah meyakinkan adelia untuk menandatangi suratnya dan lia juga setuju dengan apa yang sudah semua isi Perjanjian itu."ucap erna dengan senyum lebar.
"Hem, baiklah kalau begitu kau tanda tangani surat ini."Titah rimos pada lia untuk menandatangani surat perjanjiannya.
Adelia mengambil pulpen dan menandatangani surat itu dengan tangan yang bergetar bahkan air matanya kini kembali membasahi wajahnya.
"Baiklah kalau begitu kalian tunggu disini saya akan menyampaikan hal ini kepada atasan saya."Ucap rimos dan pergi meninggalkan erna dan adelia menuju kamar davin.
Dikamar tampak davin sedang menatap fokus layar laptopnya, saat ia sedang sibuk layar laptopnya tiba-tiba rimos masuk tanpa sepengetahuan davin.
"Bos.."Ucap rimos yang mengagetkan davin
"Aaich, apa kau sudah tidak punya sopan santun, kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu bahkan kau sampai mengagetkanku.
Apa kau ingin aku mati mendadak."Ucap davin kesal pada rimos.
"Maaf bos saya tadi sudah mengetuk pintunya beberapa kali tapi bos tidak menjawab."Jawab rimos dengan wajahnya sedikit menundukkan kepalanya.
"Ouwh, benarkah. Tapi kenapa saya tidak mendengarnya, hhuuhh sudahlah lupakan saja. Katakan bagaimana hasilnya."Tanya davin dengan wajah datarnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
(Wah-wah kira-kira kalau oppa davin mengetahui bahwa adelia setuju gimana ya mau dijadikan istrinya aatauu...😅😅)
(Ok guys udah dulu ya nanti aku lanjutin lagi dan minta maaf kalau ceritanya nggak membosankan ya🙏🙏😊😊😊)
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya Like, Komen, dan vote
Dan hadiah bunga mawarnya 🌹🌹🌹🌹😁😁
TERIMA KASIH SEMUA SUDAH MAU MAMPIR
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments