...-5- Pertemuan...
Gadis dengan setelan gaun biru muda memasuki sebuah restoran terkenal di surabaya, di sampingnya berdiri wanita paruh baya yang merupakan ibunya. kedua manusia itu yang tak lain adalah Eyla dan Sehren.
Di tempat yang tak jauh dari mereka, duduk sekelompok keluarga yang berisikan Larastia, Keivan benjamin, William, Giandra, dan Bianca.
"Ck, lama banget sih! kalau gini William pulang aja, ah," ujar pria itu mulai risih dengan keriyuhan yabg tercipta dari orang-orang yang berlalu lalang.
"Sabar sedikit lagi, William," ucap Kaivan menenangkan anak pertamanya itu.
"Permisi pak Kaivan," sapa wanita paruh baya yang membuat seluruh mata berfokus padanya, dia Sehren ibunda Eyla.
"Ekh, akhirnya datang juga. mari bu Sehren, mari duduk."
Eyla yang masih menundukkan kepala di belakang sang ibu mulai gugup di buatnya,"Hufft"
"Iya, pak. perkenalkan ini putri saya Akeyla brahtama,"sang ibunda memperkenalkan Eyla pada Kaivan.
William dan Bianca yang sibuk dengan ponselnya sama sekali belum menyadari kehadiran Eyla, sedangkan manik mata coklat hazel nut milik Giandra terus memerhatikan interaksi orang tuanya.
Ck, anjing... perempuan ngerepotin itu? dia calon istri gua? Nggak ini nggak boleh terjadi.
Degg
"Kak William? Bianca? mereka ada di sini!"batin Eyla.
Kaivan tersenyum manis pada Eyla,"Owh ini anaknya Brahtama? cantik sekali. sini nak duduk!" pintanya. "Ini putra pertama saya William kaivan, dan yang ini calon kamu Giandra kaivan, anak kedua saya. dan ini Bianca falelila anak saya juga,"sambungnya memperkenalkan anak-anaknya.
Manik mata Bianca dan William mulai terfokus pada perkataan sang ayah.
Degg...
"Eyla" ujar keduanya, yang tak lain William dan Bianca.
"jadi bener? Eyla yang akan jadi kakak ipar gue, Asyikkkk," batinnya senang.
Di sisi lain, Pria yang bernama belakang Kaivan yang merupakan putra pertama seorang Kaivan benjamin merasakan patah hati yang mendalam, tak hanya William, Eyla juga merasakan hal yang sama.
"Kak William? kenapa harus kak Giandra sedangkan aku suka sama kak William?batinnya.
"kenapa keadaan selalu seperti ini! kenapa gue harus di jodohin sama cewek ngerepotin dan ceroboh seperti dia, batin Giandra.
mereka berempat larut dalam pikiran mereka masing-masing, hingga terjadi keheningan dan membuat kecanggungan di antara mereka.
"Hm,"
seketika mereka berempat tersadar dari pemikiran mereka setelah mendengarkan deheman dan tatapan tajam sang ayah.
"*Hai, Eyla. gue William"
"Hai, sahabatku. udah tahu namaku, kan...heheh"
"Giandra*"
"Hai semua, aku Akeyla brahtama panggil aja Eyla."
Kaivan melongo mendengar perkataan Bianca," Kalian udah saling kenal?"tanyanya pada putrinya Bianca.
"Bukan cuma Bianca, yah! kak William dan kak Giandra udah tahu Eyla, Eyla sekolah di wismaraja."
"waw, bagus kalau seperti itu. kalian nggak canggung lagi, benarkan?" ujarnya meminta pendapat.
"Tentu saja ayah"
"Iya, Om"
kali ini hanya Bianca dan Eyla yang menjawab sedangkan kedua pria bernama belakang Kainvan larut dalam pikiran mereka masing-masing.
William berdiri lemah,"Pah, William ada urusan. jadi, William nggak bisa ikut dulu."pamitnya.
Kaivan hanya mengangguki. William pun pergi menjauh dari meja itu, Eyla memandang kepergian William dengan tatapan sendu.
......................
Perempuan dengan gaun biru menjatuhkan tubuhnya kasar pada ranjang king sizenya, berulang kali ia menghembuskan nafas kasar. selepas pulang dari resto ia langsung berpamitan pada bunda untuk beristirahat, pikirannya seakan-akan bertengkar.
"Jadi Bianca, Kak William, sama kulkas 10 pintu itu sodaraan? pantes aja Bianca bilang hari itu dia kenal sekali dengan Giandra." gumamnya pada dirinya sendiri.
"kenapa sih! gue di jodohin sama Giandra kenapa bukan sama kak William aja?"
Di tengah pemikirannya yang bertengkar Eyla berasakan kegelisahan yang membara.
Di ujung kota berdiri bangunan mewah yang di tinggali oleh keluarga Kaivan benjamin.
"Kak William? kak?" panggil Bianca memasuki kamar kakak lelakinya itu.
"Hm?"
"Kak William kok pulang? kenapa?"
"Males aja, capek!"
"Bianca yakin bukan tentang itu! atau jangan-jangan....Kak William suka yah sama Eyla? kecewa karna Eyla di jodohin sama kak Giandra bukan sama Kakak William."
Degg!
Bagai di sambar petir di siang bolong, menyambar pas di jantung William hatinya tiba-tiba merasa perih, lidah William kelu, tidak ada yang dapat keluar dari mulutnya, hanya matanya saja yang sesekali berkedip.
"Jawab kak?"
Tetap saja tak ada pergerakan dari William. rasa perih dan kekecewaan yang bercampur aduk di pikiran dan hatinya membuatnya kehilangan separuh jiwanya, William tidak bisa memendam rasa cintanya itu, ia tidak ingin dia akan terjebak cinta segitiga dengan adiknya sendiri. tak lucu kalau ceritanya ini akan menjadi cerita sinetron indosiar berjudul "Aku mencintai adik ipar, istri adikku".
William menunduk menatap senduh lantai keramik putih kamarnya,"Nggak! lo salah, gue cuma capek aja."jawabnya menunduk dia tak mampu menatap mata sang adik.
"Benarkah?"ulang Bianca memastikan.
"Ya, sana istirahat. gue juga mau tidur."
"*Oke, kak. malam!"
"Malam*"
Bianca melangkahkan kakinya keluar dari kamar bernuasa abu-abu itu, meninggalkan William yang masih menunduk lesu seakan-akan semangatnya merosot.
"Eyla....gue nggak nyangka, sebanyaknya wanita di dunia ini! kenapa aku harus jatuh hati sama calon istri adik gue sendiri." paraunya frustasi sesekali William menjambak rambutnya sendiri.
......................
Hari telah berganti, bulan sudah berganti dengan sinar mentari. kejadian semalam masih membekas di pikiran Eyla, Eyla furstasi. makanya hari ini dia memutuskan untuk absen hari ini dan memilih untuk reflesing.
"*Ibu, hari ini Eyla absen dulu yah! Eyla mau reflesing, Eyla pusing."
"Owh yah udah, tapi jangan lupa sebentar sore kamu sama Giandra harus pergi ke butik memilih baju pernikahan*."
Jederr!
secepat itu?
Eyla mengangguk. melangkah pergi menjauh ia tak tentu arah, dia sendiri tidak tahu kemana kakinya membawahnya melangkah. dengan perasaan gusar yang tak karuan Eyla baru sadar kalau dia kini sudah berada di salah satu caffe yang tak jauh dari komplek rumahnya.
Tampa ragu dirinya melangkah masuk, manik matanya tak sengaja menangkap pemandangan seseorang yang tak asing. Gaindra! dia nggak skolah? kurang lebih otulah yang terlintas di kepala Eyla, dengan perasaan yang campur aduk ia melangkah pelan. Eyla memilih sebuah kursi yang tak jauh dari Giandra, rupanya cowok itu sedang ngumpul dengan teman-temannya. niatnya Eyla hanya ingin reflesing tapi eh! malah kebablakan nguping.
"Jadi gini! gue di jodohin sama dekkel kita di wismaraja, temennya Bianca. tapi Rion! gue nggak suka sama dia." katanya terlihat frustasi.
"bawah santai aja, sob. siapa tahu dengan nikah lo bisa lupain mantan lo itu," tambah Liam.
mendapat persetujuan Arion,"Bener tuh! siapa tahu lo bisa cinta sama calon istri lo, dan moveon dari mantan bangsat lo itu."
Kurang lebih itu yang Eyla dengarkan, hati seakan damai. kalau memang Giandra mau berusaha mencintainya, Eyla tak masalah dirinya juga akan berusaha untuk menerima Giandra dalam hidupnya. tapi Eyla tak ingin hanya di jadikan bahan untuk bisa moveon dari mantan Giandra, dia ingin Giandra serius dengannya. walaupun, hatinya sangat mengharapkan William yang menjadi suaminya, Eyla belum bisa menerima Giandra dengan tulus, karna di hatinya sudah ada tempat yang khusus untuk William, hatinya sudah bertahta William di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments