Debaran hati
...Ternyata benar, rasaku benci bisa menjadi rasa sayang namun, apakah rasa sayang ku bisa berubah rasa sayang mu menjadi cinta untukku?...
..._AKEYLA BRAHTAMA_...
Akeyla menelusuri koridor sekolah yang sudah ramai dengan penghuni, gadis yang kerap di sapa Eyla itu berjalan tergesa-gesa. kondisinya pagi ini terbilang buruk, mata sembab, rambut acakan, dan seragam yang kusut sudah menambah kesan orang gila bagi orang yang melihatnya.
"Eylaaa..." teriakan seseorang menghentikan langkah kakinya, dia berpaling dan mendapati gadis cantik berambut sepunggung yang di kenalnya sehari yang lalu, Bianca.
Eyla hanya membalas dengan senyuman. Bianca menghampirinya, Bianca meneliti Eyla dari atas sampai ujung kakinya.
Matanya memicing."Kenapa lagi, Lo?"
"Nggak papa." ucap Eyla berbohong.
"Lo nggak bisa bohong, gue tanya kenapa lo?" paksa Bianca penuh penekanan, membuat siswa-siswi yang berada di koridor itu menatap bingung ke arah mereka.
"Husst... iya bentar gue ceritain. tapi jangan di sini, ayo!" ujarnya, Bianca menurutinya. kedua remaja itu pun pergi dari sana tak mengindahkan tatapan heran siswa-siswi di koridor itu.
Kedua remaja itu memilih masuk kekelas mereka Xll ( IPA 2 ), setelah mereka berdua duduk di bangku mereka sesuai janji Eyla, Eyla akan menceritakannya.
"Oke, sekarang lo ceritain ke gue, ada apa?" sahut Bianca to the point.
"Ish, Bian. Sabar elah." protes Eyla.
"Cepetan! gue kepoo! emang apaan yang buat lo sehisteris ini? ampe-ampe ke sekolah kek gembel." terang Bianca, Bdw mulut dia nyelonong aja yah sahabat sendiri dibilang gembel.
"Jujur kali mulut lo," timpal Eyla.
Bianca menggaruk jidatnya yang sedikit gatal,"Heheh..." kekehnya, Eyla memutar bola matanya malas ingin sekali rasanya dia merobek mulut Bianca yang mencapnya Gembel.
"Yah udah langsung ke pointnya aja," sosornya.
Eyla menerka-nerka dari mana sebaiknya ia menjelaskannya, "Hm, itu ...anu..." ucapnya terbata-bata jujur saja, Eyla bingung harus memulai dari mana.
"Anu apaan njirt? gagap lo ternyata as*" Protes Bianca no have akhlak, Eyla merasa ingin memakan gadis itu.
"Anjir, sabar bangk*...gue bingung mau ngomong apaan, Sialan." geram Eyla tersulut emosi, pasalnya Bianca sangat tidak sabaran mana mulutnya no have akhlak syekaliii.
"Yelah, bengek. Eyla gue butuh penjelasan lo malah marah-marah taek." decak Bianca tak tahu diri, Ck. padahal dia yang membuat Eyla tersulut emosi.
"Yang duluan siapa?" sergah Eyla, gadis itu kini berusaha menetralkan emosinya.
"Heheh, yah maap namanya juga kyepo, K.E.P.O di baca kepo." kekehnya dengan mengeja kalimat kepo.
"Jadi giniiii, Biaann. Guee, mauuu..."
Kringggg...
belum sempat Eyla meneruskan bel masuk sudah berbunyi, sudah pasti kalian tahu siapa yang paling emosi?
BEL BANGSATTTT, ANJING.
Yah Bianca, teriakan itu dari Bianca. Eyla tak dapat menahan tawa nya mendengar begitu tersulutnya emosi Bianca, tawanya pun pecah.
Whahahah...
...----------------...
Eyla beserta ekornya, Bianca. kini sudah berada di kantin 3 menit yang lalu.
Brakkk
Bianca menggeprak meja mengakibatkan suara yang begitu besar, seketika semua pasang mata menuju menatap ke arah mereka.
"Lah? lo apa-apaan sih?" tanya Eyla sinis.
"Eddah, lo lupa? atau pura-pura lupa? cepetan ceritain ke gue." Eyla memicingkan mata berusaha mengingat sesuatu, Hah? akhirnya dia ingat, jadi Bianca memintanya untuk untuk melanjutkan perkataan nya pagi tadi yang sempat tertunda karna bel masuk berdering.
"Iya, iya tenang. ingatan ku masih bagus, jadi...giniii, gue di jodohin sama ibu gua!" dengan santai nya Eyla mengeluarkan perkataan itu? berbeda dengan Bianca yang tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Whatttt? di jodohinnnn" teriakan Bianca mengundang tatapan penghuni kantin, Eyla melongo.
"Ekh, Tai. bisa nggak sih mulut lo itu, lo lakban." bisik Eyla tajam.
"Hehe...maap gengs, ini di hp gue temen alumni SMP gue di jodohin."Elak Bianca cepat, syukurlah setelah mengatakan itu tatapan penghuni kantin itu sudah tidak mengarah pada mereka.
"Fuihhh, hampir aja. kalau sampe ketahuan gue lem mulut lo, Bian." bisik Eyla dengan nada mengancam.
"Yelah, Slow."
Santai sekali dia bilang seperti itu? hampir saja seluruh sekolah tahu. tapi dengan tenangnya Bianca bilang, Slow? ck brengsek.
"Gimana kalau bentar malam kita jalan-jalan, tenang gue traktir. anggap aja sebagai permintaan maaf gue yang kecoplosan tadi." Tawarnya, Eyla berfikir sejenak dan tak lama menganggukkan kepala tanda setuju.
...----------------...
Gadis yang memiliki nama belakang Brahtama itu sedang sibuk meneliti penampilannya di hadapan cermin, Setelan kemeja dan rok selutut sudah melekat pada tubuh mungil itu.
"Okay perfect."
setelah merasa cukup dengan penampilannya, ia mengambil ponselnya yang terletak di atas meja riasnya.
...WHATTSHAP...
...BIANCA (Biang caringat)...
^^^**Tes, Tes 1,2^^^
Apa jubaedah?
^^^busattt, lu lupa?^^^
kagak elah
^^^yah udah, cepetan! gue tunggu^^^
Okhay:'(
^^^sok merasa paling tersakiti kau babi👅^^^
kau sungguh kejam
^^^drama taek^^^
😚
Setelah meletakkan benda pipihnya itu, Eyla bergegas turun ke lantai satu, ia ingin menunggu Bianca di ruang tamu.
PBIIKKK...
Suara klakson mobil membuat Eyla tersentak, Akhirnya datang juga, gumamnya.
"Udah lama, Bian?"
"Nggak baru kok, slow elah."
Tampa di perintah Eyla membuka pintu mobil dan duduk tepat di sebelah Bianca, mobil bercat merah itu pun melaju dengan kecepan normal menjauh dari pekarangan rumah Eyla.
Mobil berwarna merah itu berhenti di sebuah caffe yang tergolong megah, Caffe citra permata.
"Nyok, kemon!"ajak Bianca, di angguki oleh gadis itu, Eyla.
Dua gadis remaja itu berjalan beriringan memasuki Caffe yang terlihat ramai itu, pantas saja ramai ternyata ada Band musik.
kaki Bianca seketika kaku kalah melihat band itu, itu ternyata adalah Band kakaknya, William.
Shittt...
"kok kakak William bisa ada di sini sih!" batinnya.
Bianca secepat kilat menutupi wajahnya dengan tangannya layaknya orang yang sedang hormat kepada bendera, Eyla menatap bingung Bianca dan seketika hanya mengangkat bahu acuh.
"Mau pesan apaan?"tanya Bianca kala bokong Eyla sudah terduduk di kursi caffe. Bianca berusaha terlihat santai namun, tak bisa di pungkiri jika ia juga sedikit was-was karena keberadaan kakaknya, takutnya sih William bisa menariknya pulang jika mendapatinya berada di caffe malam hari. tapi, toh kan Bianca pergi bersama Eyla, walaupun! William adalah type cowok yang pengekang, Bianca hanya takut saja. karena kejadian kemarin hanya karna ia pulang sore, ck. apa lagi jika kakaknya itu menemukannya malam hari di sini, Ck bisa mati Bianca.
"Lo, sebenarnya kenapa sih?"akhirnya Eyla membuka mulut, lelah melihat tingkah aneh Bianca.
"Ah? e-ekh nggak k-kok,"jawabnya berdusta.
"Beneran?"seakan tidak percaya Eyla masih mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu membuat Bianca gugup.
"Mm, Y-Yes tentu saja."
Eyla akhirnya mengangguki, walau masih sedikit heran.
Eyla dan Bianca yang sibuk memainkan hp di kagetkan oleh terikan seseorang, kedua gadis itu sibuk menunggu pesanan mereka.
"BIANCAAAA, SYAPA YANG NYURUH LOH BUAT KELUAR MALAM? HAH?"
Seketika Bianca tersontak kaget,"K-ka-kak"
"Pulang!"pintanya dengan suara yang sudah melunak, tatapan seluruh penghuni caffe terfokuskan pada mereka.
"T-tapi K-kak i-ini, Bianca jalan sama Eyla kok."mendengar perkataan sang adik, manik mata berwarna coklat itu seketika merasa melunak. kontak mata yang di ciptakan antaranya dan Eyla membuat hatinya berdebar-debar tak karuan, tapi kontak mata seketika di putuskan oleh gadis berwajah putih itu.
"**** perasaan apa sih, ini?" tanya William membatin.
...----------------...
**😂😆ikhhhh, William kenapa sih itu?
jangan lupa tekan vote guys
(1vote untuk 1 semangat:-) jangan pelit-pelit ngetik giniam nggak gampang wkwk)
pernah nggak kalian bolos skolah? (**balas elah, pend tahu aja)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments