"Rara....." panggil bu Lina
"Tante........ " ucap Rara lirih
Plak.....
Tamparan mendarat di pipi Rara yang berada di pintu masuk bawah gedung perusaan Fikri.
semua karyawan melihat ke arah Rara, karena memang jam masuk kerja karyawan jadi lumayan bayak karyawan yang melihat kejadian itu.
"Untuk apa kamu kemari? tanya Bu Lina dengan nada Tinggi
Rara hanya diam memegangi pipi nya yang terasa panas karena tamparan mama nya Fikri
"Kamu sengaja kan mau menggoda Fikri lagi?" tuduh Bu Lina
"Apa Tante kira saya sengaja kerja di sini? Andai saya tau ini perusahaan Fikri. saya tidak akan pernah mau menginjakan kaki saya sini" ucap Rara
"Sekarang kamu sudah tau kan? sekarang kamu tinggalkan perusahaan ini, jauhi Fikri!"
"Maaf tapi itu tidak mungkin. saya tidak mungkin pergi sekarang karena saya terikat kontrak kerja" jelas Rara
"Apa masalahnya kalau terikat kontrak? kamu bisa membayar uang finalty pemutusan kontrak kan? kalau kamu tidak sanggup membayar nya ini cek ada sejumlah uang yang saya rasa lebih dari cukup untuk kamu memutus kobtrak."
"Maaf saya tidak bisa menerima nya, sebaiknya bawa kembali cek anda"ucap Rara
"Begitu sombong kamu sekarang rupanya, kalau kamu masih tidak mau pergi dari hidup Fikri berarti benar kamu sengaja mau menggoda Fikri lagi, ternyata benar kamu wanita penggoda, kamu lupa kalau kamu kembali lagi di kehidupan Fikri itu sama halnya kamu menyakiti Dela. apa memang itu yang kamu harapkan?"
"Tidak Tante saya bukan wanita seperti yang Tante katakan, saya tidak akan pernah lagi mengganggu hubungan Fikri dan Dela. hubungan saya dan Fikri hanya sebatas rekan kerja antara bos dan bawahan. hanya itu tante" ucap Rara terisak tangis
Sekarang semua karyawan perusahan disana menggosipkan kalau Rara kerja di sana untuk mendekati Boss mereka.
Semua karyawan memandang dengan tatapan sinis ke arah Rara tapi Rara hanya berlalu tanpa merespon mereka.
"Gak nyangka ya ternyata dia wanita penggoda" ucap beberapa karyawan saat Rara melewati mereka.
Sesampai di ruangan Rara menangis sejadi - jadi di balik pintu ruangan.
Dika sekertaris Fikri sekaligus orang kepercayan Fikri mendengar kejadian di lantai bawah tadi pagi segera melaporkan pada atasan nya.
Tok..tok..
"Masuk.."
"Emm.....maaf pak ada yang mau saya sampaikan" Dika sebenarnya ragu karena Dika tau Fikri sangat menyayangi ibu nya tapi mendengar perkataan dari beberapa karyawan dan melihat sikap Fikri yang beda pada kepala Devisi yang baru, membuat Dika berfikir ada hubungan di antara boss dan kepala Devisi yang baru.
"Sebenarnya apa yang mau kamu bicarakan kenapa malah bengong?" ucap Fikri
"Tadi saya mendengar dari beberapa karyawan disini kalau Bu Lina..Bu Lina...." Dika ragu mengatakan nya
"Mama kenapa? Fikri panik
"Bu Lina menampar Bu Rara kepala Devisi yang baru di depan kantor" ucap Dika
"Kenapa Mama bisa sampai menampar Rara?" tanya Fikri kaget
"Kalau itu saya kurang yakin tapi dari beberapa karyawan yang mendengar perdebatan Bu Lina dan bu Rara mereka mengatakan kalau Bu Rara sengaja kerja di sini buat menggoda boss Fikri" ucap Dika
Fikri memijit pelipisnya bingung dengan sikap Mama nya
"Dan...." Dika tidak melanjutkan
"Dan apa?" tatap Fikri pada dika
"Nyonya besar melempar cek agar bu Rara meninggalkan bos" ucap Dika
"Apa...?kenapa mama bisa melakukan hal sejauh itu" Fikri berdiri menggebrak meja di depan ny memngambil nafas dengan perasaan kesal kemudian kembali duduk dan menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya.
"Sekarang gimana keadaan Rara?" tanya Fikri
"Sepertinya Bu Rara cukup terkejut sampai sekarang belum keluar dari ruangan nya"
Sebenarnya Fikri ingin sekali marah sama Mamanya, tapi di sisi lain Mama nya berbuat seperti itu pasti ada sebabnya.
karena di mata Fikri Mama nya orang yang baik tidak mungkin melakukan hal sekeji itu kalau tidak ada alasan.
"Boss..maaf jika saya lancang bertanya tapai apa sebenarnya apa Bu Rara ini perempuan yang meninggalkan bos sepuluh tahun yang lalu?" tanya Dika setengah takut
"Hemmm...iya, dan sampai saat ini saya masih belum tau alasan dia pergi. saya selalu berfikir mungkin suatu saat nanti jika dia kembali dia akan minta maaf sama saya, tapi saya salah. saat dia bertemu saya justru saya merasa seperti dia yang marah sama saya" Fikri bercerita
"Apa mungkin saat itu Bu Rara pergi karena boss melakukan kesalahan?" tanya Dika
"Kesalahan..? saya melakukan kesalahan? Fikri mencoba mengingat - ingat kejadian sepuluh tahun yang lalu
*Flashback
Hari terakir sebelum Rara pergi
"Fik...kok kamu masih disini? apa kamu tidak tau hari ini Rara mau pergi ke luar negeri" ucap ratih sahabat Rara yang melihat Fikri sedang main gitar di kantin
"Apa maksud kamu? Fikri terkejut mendengar Rara mau pindah ke luar negri
"Jadi kamu benar - benar tidak tau?"
"Tadi pagi Rara dan orang tuanya sudah mengurus surat - surat pindah nya. dan tadi Rara sempat bilang penerbangannya siang Ini." ucao Ratih
"Kamu tau Rara mau pergi kemana?" tanya Fikri panik
"Kalau itu aku gak tau, dia gak mau bilang waktu aku tanyai" jawab Ratih
Mendengar itu Fikri langsung lari mengambil sepedanya mengayuh sekuat tenaganya sampai di dekat rumah Fikri melihat Rara di gandeng Adi naik ke sebuah mobil.
Dan ternyata di saat itu juga kebetulan Adi juga pindah sekolah.
seketika Fikri menyimpulkan mereaka pergi bersama.
Adi adalah anak pengusaha sukses yang wajar jika di gandrungi para kaum hawa.
Mulai saat itu Fikri berjanji akan menjadi orang sukses melebihi keluarga Adi.
*Flashback off
"Sambungkan saya dengan Rara, suruh dia keruangan saya" perintah Fikri pada Dika.
Dika segera mengambil telphon nya
"Iya hallo..." jawab Rara saat telphon tersambung
"Bu Rara di tunggu pak Fikri di ruangannya sekarang" ucap Dika
"Baik saya kesana" ucap Rara dan menutup telphon nya
"Huufff...." Rara menarik nafas memasang senyum seolah tidak ada apa - apa
Sepanjang menuju ruangan presdir tentu saja Rara jadi bajan cibiran karyawan yang lain semua mata tertuju pada Rara seolah melihat makluk yang mengerikan
Tok...tok...
Rara mengetuk pintu presdir
"Masuk..."
"Bapak mencari saya?" ucap Rara tenang seolah dirinya baik - baik saja
"Duduk..." ucap Fikri
Rara duduk dan Fikri memandangi wajah Rara untuk sesaat
"Ada yang bapak butuhkan?" ucap Rara
"Bagaimana keadaan kamu?" Fikri memandang Rara
Rara tersenyum
"Seperti yang bapak lihat saya baik - baik saja"
"Jangan bohong" ucap Fikri
"Maaf tidak ada alasan untuk saya bohong dengan bapak" ucap Rara datar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
kena pasal tuh..main tampar aja
2022-03-16
1
Onco Cinta
baru juga Baca, sdh mancing Emosi tingkat Dewa.
px mama kok Sangar melebihi Induk Macam tutul kali yah haahahhahahaha..
2022-02-19
6