SIAPA YANG JUJUR

"Mama seperti itu sama kamu pasti ada alasan nya" ucap Fikri

Jleb....

Sakit hati Rar mendengar ucapan Fikri, tidak menyangka Fikri akan berfikir seperti itu.

Tapa ekspresi Rara hanya terdiam.

"Kalau tidak ada yang bapak butuhkan, saya permisi" ucap Rara pamait dengan wajah datar

Mendengar Rara masih bersikap seperti itu membuat hati Fikri kesal.

"Sebenarnya wajar kalau mama besikap seperti itu sama kamu, mama hanya kecewa saat kamu tiba - tiba pergi dan sekarang tiba - tiba kembali sesuka hati kamu" ucapan Fikri meninggi membuat Rara menghentikan langkah nya berbalik menatap Fikri dengan tatapan tajam.

"Apa yang bapak tau soal ibu bapak??" Rara menatap sinis

"Apa maksud kamu??ucap Fikri

Rara hanya tersenyum sinis "permisi" pamit Rara

Diruang kerja nya Rara kembali meneteskan air mata nya.

Dret...dret....

Panggilan telphon dari Adi, Rara berhenti menangis dan menggesar tombol jawab.

"Hallo Di"

"Turun dong. jam istirahat kan?aku tunggu dibawah!" ucap Adi

"Iya...aku turun" ucap Rara mematikan panggilan telphonnya.

Rara membetulkan make up dan rambutnya yang sedidit berantakan.

"Hai...." sapa Rara

"Mata kamu kenapa sembab?" tanya Adi menatap mata Rara dan memegangi pipi Rara

"Gak Papa kok" ucap Rara semyum

"Jangan bohong, ada apa?" Adi yang tau sahabatnya pasti selesai menangis

Fikri mengapa kesal melihat pemandangan didepannya, ada perasaan tidak rela di hatinya. tidak bisa di pungkiri hati Fikri masih mencintai Rara.

Sebenarnya Fikri dan Rara masih saling cinta hanya saja ada kesalah fahaman di antara keduanya.

Adi membukan pintu mobil untuk Rara

"Terimakasih" ucap Rara

Di dalam mobil Adi yang tau kalau sahabat nya sedang ada masalah berusaha menghibur

"Kamu jelek tau Ra kalau kayak gitu" goda Adi

"Apa'an sih kamu Di" Rara senyum

"Cerita aja ada apa? gak usah jaim - jaim kayak gitu"

"Tadi pagi mama nya Fikri datang ke kantor" ucapan Rara dengan wajah sendu

"Cari masalah lagi kan pasti sama kamu? sahut Adi geram

"Kali ini apa lagi yang dia mau?" tambah Adi

"Tante mau aku pergi jauh dari hidup Fikri, bahkan melempar cek untuk biaya pemutusan kontrak kerja" Rara menceritakan

"Kamu terima? tanya Adi

"Ya gak lah, gila apa aku mau terima uang itu. bahkan dulu saat aku memutuskan pergi ke London pun, aku gak menerima uang dari dia"ucap Rara

"Ra, aku tau ini berat banget buat kamu. karena itu tolong resgn saja, untuk uang pemutusan kontrak biar aku yang bayar dan kamu kerja ditempatku. kalau kamu tidak mau menerima bantuanku anggaplah ini hutang yang bisa kamu bayar potong gaji nanti saat kamu kerja dengan ku.

"Thank you Adi, biar aku pikirkan dulu ya" jawab Rara

"Okay, tapi aku harap jangan terlalu lama mikirnya" ucap Adi

"Ra, Mama tau kamu dah balik indonesia, dan Mama ngundang kamu makan malam besok bisa?

"Pasti aku sempatin Di, Tante Mira udah aku anggap kayak mama ku sendiri." Ane senyum

Fikri yang saat ini berada di tepi danau yang dulu biasa di kunjunginya dengan Rara.

"Huuuffff...sebenarnya ada apa antar mama dan Rara?" gumam Adi mengusap wajahnya dengan kedua tangan nya.

"Kenapa mama bisa seperti itu sama Rara? kalau aku tanya mama pasti marah karena Mama sudah bilang tidak mau mebahas masalah Rara" gumam Adi lagi

"Boss...." panggil Doni

"Gimana informasi apa yang kamu dapat? tanya Fikri

"Di London bu Rara tidak dengan pak Adi, informan menyampaikan kalau saat itu memang pak Adi juga pindah ke luar negri tapi tidak di London.

pak Adi ada di Belanda dan pulang ke Indonesia 3 tahun yang lalu.

"Kamu yakin dengan informasi yang kamu dapat?? " tanya Fikri

"Yakin boss" jawab Doni

"Tapi gak mungkin Mama bohong, saat itu mama bilang kalau Bu Mira ibu nya Adi yang kebetulan teman mama mengatakan kalau Adi pergi dengan Rara ke luar negeri.

"Masalah nyonya besar bohong atau tidak saya tidak berani berpendapat tapi informasi yang saya dapat bu Rara dan pak Adi tidak bersama selama ini itu benar adanya"ucap Adi

"Aarrrggggg..." Fikri berteriak tidak tau mana yang benar dan yang salah....

***

Rara yang baru saja kembali ke kantor setalah makan siang dengan Adi bertemu Dela di loby keduanya saling menatap

"Rara" ucap Dela Lirih

Rara yang hanya diam melihat Dela

"Kenapa kamu disini Ra? tanya Dela

"Kenapa? apa kamu tidak merindukan aku?setelah sekian lama kita tidaj bertemu? ucap Rara senyum

"Tentu saja aku merindukanmu Ra, aku cuma kaget aja tiba- tiba kamu ada di sini." Dela yang berusaha menyembunyikan ke gugupannya melihat Rara

Disaat yang bersamaan Fikri yang selesai makan siang juga kembali ke kantor dan melihat Rara yang sedang bertemu Dela

"Kalian disini" ucap Dela

"Sayang" Dela meraih tangan Fikri

Tanpa berkata - kata Rara pergi hanya dengan senyuman, hatinya sakit mata nya berusaha di bendung.

"Sayang, kenapa Rara bisa ada di sini" ucap Dela yang merapatkan tangan nya seakan tidak mau lepas dari Fikri

"Dia kerja disini" jawab Fikri singkat

"Kerja di sini? ucap Dela lirih

Sesampai di ruangan Dela mencoba membujuk Fikri untuk tidak membuarkan Rar kerja di sini.

"Sepertinya Rara ingin mendekati kamu lagi ya? Dela menundukan wajah nya

"Dia tidak tau kalau ini perusahaan saya , jadi jangan berburuk sangka" Terang Fikri

"Kamu masih mencintai nya kan? tanya Dila

"Apa maksud kamu? Fikri membulat membulatkan matanya

"Sepuluh tahun Fikri, selama itu lah kamu menggantung aku." Dela meninggikan suara

"Kamu tau kan bagaimana selama sepuluh tahun ini aku berjuang membangaun perusahaan ini? aku hanya tidak sempat memikirkan pernikahan." jelas Fikri

"Tapi sekarang semua baik - baik saja,perusahaan juga sudah stabil lalu kapan kamu akan menikahiku? ucap Dila

"Aku harap kamu sabar." jawab Fikri

"Sabar? kurang sabar apa aku Fik?

"Sepuluh tahun kita tunangan, kamu masih minta aku sabar? gila kamu Fik" Tangis Dela pecah

Fikri memeluk Dela untuk menenangkan.

Fikri baru menyadari mungkin benar yang dikatakan Dela. Dirinya gila, demi menyakinkan hati nya sendiri dia menggantung Dela selama sepuluh tahun ini.

"Maaf Dela, aku akui kali ini aku salah" ucap Fikri

"Ya sudah kamu urus saja semua nya sama mama" ucap Fikri

"Maksud kamu? apa maksud kamu kita akan" Dela tidak melanjutkan kata - kata nya

"Iya kita akan menikah" Ucap Fikri

"Sayang, aku bahagia sekali. terimakasih, setelah sepuluh tahun akirnya hari itu tiba.

tante pasti senang mendengar kabar ini" Dela memeluk Fikri

Terpopuler

Comments

Cahaya Hayati

Cahaya Hayati

saya tidak paham ceritanya Thor kok tidak ada kejujuran kalau benar mereka saling cinta dimana cintanya jika bungkam itu bukan cinta tapi pnyiksaan hati cinta itu terbuka satu keduanya 🙏🙏kenapa tidak boleh berbincang

2022-04-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!