Kabar pernikahan presdir dan Dela sudah terdengar oleh seluruh karyawan, Rara yang mendengar berita pernikahan Fikri dan Dela sedikit bingung.
"Menikah..? kenapa baru menikah? bukankah saat itu." gumam Rara di pantry perusahaan saat akan membuat kopi dan terputus karena kedatangan seorang laki - laki ganteng, gagah dengan stelan jas berwana navi.
"Saat itu kenapa?" sahut Fikri
Rara memandang sesaat dan segera pamit pergi
"Maaf saya permisi" pamit Rara
"Berhenti" ucap Fikri menghentikan langkah Rara dan menarik tangan Rara
"Lepaskan" teriak Rara
Tapi Fikri tidak menghiraukan ucapaan Rara dan semakin mancengkram tangan Rara dengan Kuat, menyeret nya keluar memaksanya masuk ke mobil Fikri.
Semua karyawan yang melihat kejadian itu merasa aneh dan melihat ke arah mereka tapi Fikri tidak memperduliakan
"Kamu gila Fikri, turunkan saya, hentikan mobilnya" teriak Rara
Mendengar Rara berteriak dan marah tidak sedikitpun membuat hati Fikri goyah, gas mobil semakin di injak, ugal - ugalan menyetir mobilnya di jalan raya.
Kali ini Fikri benar - benar seperti orang kesetanan.
Baru kali ini Rara melihat Fikri kesetanan seperti ini
Rara yang ketakutan dan memejamkan matanya karena beberapa kali mobil yang di kendarai Fikri hampir menabrak orang.
Sampai di sebuah rumah yang tampak luas, berlantai dua di depan ada taman bunga yang indah, lengkap dengan gasebo dan kolam ikan. rumah yang hampir mirip dengan impian Rara saat dulu mereka masih bersama.
Tanpa membuka suara sepatah katapun Fikri membuka pintu mobil menarik kembali tangan Rara dan menyeretnya memasuki rumah tersebut.
"Fikri lepas, kamu gila, lepas Fikri, lepas..." teriak Rara yang tak di hirauakan oleh Fikri
Hingga masuk sebuah kamar dengan ukuran yang sangat besar, Fikri melemparkam Rara ke tempat tidur, menghujani dengan ciuman yang bertubi - tubi tanpa memperdulikan teriakan Rara.
Rara yang ketakutan berusaha melarikan diri tapi tangan kuat Fikri segera meraihnya dan menarik kembali ke tempat tidur, melepaskan pakaian nya satu persatu, menciumi bibir dan lehernya.
Rara yang ketakutan menangis sejadi - jadinya memohon untuk di lepaskan tapi Fikri yang sudah seperti orang kesetanan tidak menghiraukannya lagi hingga Fikri berhasil mengkoyak kesucian Rara.
Rara menagis kesakitan, badanya seakan remuk, hatinya hancur. kesucian nya di renggut orang yang selama ini selalu dihatinya dengan cara yang sangat menjijikan dimata Rara.
Fikri yang menyadari ternyata Rara masih suci merasa sangat bersalah.
Ternyta selama ini Fikri salah menilai Rara.
Rara yang masih berbaring kesakitan membelakangi Fikri.
Fikri mencoba mendekati nya, memeluknya dari belakang, mencium kepalanya.
"Ra....maafin aku" ucap Fikri lembut mencium kepala Rara
Rara masih menangis tak menghiraukan kata - kata Fikri, hatinya sakit.
"Ra..pukul aku, maki aku tapi jangan diamkan aku seperti ini, iya aku salah. aku tega melakukan semua ini sama kamu, karena aku pikir kamu" Fikri menghentikan ucapan nya.
"Kamu pikir aku apa?" sahut Rara duduk menatap Fikri penuh kebencian
"Kamu pikir aku sudah tidur dengan laki - laki lain? jahat kamu Fik, aku benci sama kamu" Rara meneteskan air matanya
"Aku mencintai kamu Ra..." ucap Fikri
"Ini kah yang kamu maksud cinta? ucap Rara berderai air mata
"Maafkan aku, maafkan aku Ra, aku hanya merasa frustasi dengan sikap kamu selama ini, sebenarnya ada apa Ra, kenapa kamu seperti ini. aku kira kamu dan Adi..." Fikri tidak melanjutkan kata - katanya
Rara yang masih merasa kesakitan hanya diam.
"Sepuluh tahun Ra, aku menerka - nerka kepergianmu tanpa sepatah kata keluar dari mulut mu. hari itu sepuluh tahun yang lalu tepat di hari kamu meninggalkan aku, Aku seperti orang gila yang mencari ke rumahmu, aku melihat kamu pergi di gandeng Adi naik sebuah mobil, aku yang berniat ingin mencegahmu pergi mengurungkan niat ku.
hari - hatiku sudah seperti orang yang tanpa arah. bahkan selama sepuluh tahun aku tidak pernah bisa melupakan mu, hari - hari hanya kulalui denagan kerja dan club malam."
"Lalu Dela?" ucap Rara
"Dela? apa maksud kamu?" Fikri memicingkan mata nya menatap Rara
"Bukan kah kamu bersama Dela?" ucap Rara
"Iya setelah kamu pergi, cuma Dela yang selalu menemani aku. awalnya aku pun menolaknya, hinga suatu hari Mama memberitahuku kalau Bu Mira mama nya Adi menceritakan kalau kamu pindah diluar negri sama Adi" jelas Fikri
"Mama mu mengatakan semua itu?" tanya Rara terkejut
"Iya itu yang mama katakan" jawab Fikri
"Huggh....tidak ku sangka Mama mu serendah itu" Rara memaksakan senyum
"Apa maksud kamu? sentak Fikri kesal dengan ucapan Rara
"Jangan tanya kan aku apa maksudku, tanyakan saja semua pada Mama mu. termasuk kenapa aku pergi meninggalkan mu, tanya Mama kamu, dia orang yang sangat kamu percya. dia tau semua alasanku meninggalkan negara ini. lebih tepat nya menjauh dari kamu." ucap Rara segera bangkit dari tempat tidur, memunguti pakaian - pakaian nya dan membersihkan diri di kamar mandi.
Fikri yang bingung dengan semua yang dikatakan Rara masih diam di atas tempat tidurnya. memegangi kepala nya yang penuh tanda tanya.
Ada apa antara Mama nya dan Rara???
"Aaggggghhhhh" teriak Fikri
Rara pulang berjalan menyusuri jalan yang di iringi hujan yang sangat lebat, hingga air mata nya bersatu dengan air hujan.
Fikri yang berusaha mengejarnya tapi kembali Rara tidak mau menghiraukan nya.
Fikri menghentikan mobil nya, keluar dan menghampiri Rara
"Ra, masuk mobil Ra nanti sakit" Fikri memegangi kedua tangan Rara menatap wajah nya yang sudah tak berekapresi hanya diam mematung di pinggir jalan.
"Ra, masuk mobil ya"
"Tolong ra, maafin aku...aku mohon Ra...maaf kan aku" ucap Fikri menjatuhkan tubuh nya bersimpuh di kaki Rara
"Aku menyesal Ra, aku salah sudah meragukan kamu." ucap Fikri menangis
"Berdiri lah" ucap Rara membantu Fikri berdiri
"Sebenarnya kamu tidak sepenuhnya salah, aku pun salah, saat itu aku terlalu muda untuk berfikir dengan jernih"
Belum selesai menyampaikan kejadian yang sebenarnya tiba - tiba mata nya gelap dan Rara jatuh pingsan.
"Ra,Rara...bangun Ra..." ucap Fikri segera menggendong tubuh Rara ke mobil.
Membawa nya kembali ke rumah Fikri yang sebenaenya dari awal Fikri membangun rumah itu, memang dibangun untuk Rara. semua konsepnuya pun sesuai keinginan Rara
*Flashback
"Fik nanti kalau kita sudah lulus, sudah dewasa dan menikah kita bangun rumah yang seperti ini ya" ucap Rara menunjukan gambar rumah yang ada di majalah yang sedang de pegang nya
"Kenapa kamu mau rumah seperti ini" tanya Fikri memandang Rara
"Iya karena aku ingin nanti kita punya rumah yang di depan nya ada taman bunga, dan gazebo dan di bawah gazebo afa kolam ikan nya seperti ini" jarinya menunjuk sebuah gambar di majalah
Dan diam - diam saat Rara tidak melihat Fikri menyobek halaman majalah itu melipat nya dan memasukan ke dalam tas nya.
*Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ibunya Hafsah
masih cinta dan selalu cinta biarin aja ,,Tuhan lho yang menghendaki perasaan manusia. bikin emosi ajja deh. sabar rere
2023-06-15
0
Cahaya Hayati
kok rendah sekali caranya seharusnya tanyakan dulu kenapa ???😭😭😭🙄🙄
2022-04-13
1
Maliqa Effendy
ga bisa berontak?... madih cinta sah aja..tp klo sampe di perawan in..itumah niat
2022-03-16
1