MEMILIH DIAM

***

Tok tok

"Masuk"

"Ada yang bapak butuhkan? ucap Rara

"Jadi selama ini kamu di London?

"Maaf pak kalau masalah pribadi sebaik nya saya permisi"

Rara hendak meninggalkan ruangan

"Mau sampai kapan kamu menghindar" ucap Fikri meninggi

Ucapan Fikri menghentikan langkah Rara

"Maaf pak saya tidak pernah mennghindari siapa pun" jelas Rara berusaha tenang walau sebenarnya hati nya juga hancur, rasa itu masih ada

"Kenapa kamu pergi? tatapan Fikri tajam ke Rara

"Saya permisi" jawab Rara singkat meninggalkan ruangan

"Aaaaggg" Fikri mengepakan tangan nya kali ini terasa meu meledak hati nya dingan sikap dingin Rara

Dirungan rara memegangi dada nya menguatakan hatinya jangan sampai rapuh lagi

"Tidak, aku harus kuat, aku tidak boleh lemah...." gumam Rara

Rara meraih hape nya dan menghubungi Adi

"Di kamu dimana?"

"Di kantor gimna?"

"Lagi sibuk gak ?"

"Gak kok gimana? tanya Adi

"Jemput aku bisa? kita ke luar yuk, aku lagi kalut banget" ucap Rara

"Kamu kenapa Ra?

"Nanti aja aku ceritain "

"Okay...tunggu ya aku kesana sekarang"

Adi adalah teman Rara mereka dulu satu SMA begitu juga dengan Fikri

Adi sebenarnya sudah lama naksir Rara, tapi Adi tau hati Rara cuma untuk Fikri, walaupun meraka sudah terpisah bertahun - tahun tapi Adi tau Rara masih mencintai Fikri

Dret....dret....

Panggilan masuk dari Adi

"Aku udah di luar Ra"

"Okay...aku turun" Rara bergegas turun di bawah sampai tidak sadar kalau ada Fikri di belakangnya yang kebetulan mau keluar juga.

"Jadi mereka masih bersama" gumam Fikri mengepalkan jari - jarinya melihat Rara menghampiri Adi di loby.

"Hai...Ra...." membuka tangan nya mau memeluk tapi Rara mencubit nya

"Aawww....sakit Ra...." Adi kesakitan pinggang nya di cubit Rara

"Hahahaha....." Rara tertawa melihat teman nya kesakitan

Fikri yang melihat pemandangan itu seakan naik pitam.

"Apa maksud mereka pamer kemesraan disini?? apa belum puas mereka bermesraan di rumah" gumam Fikri di makan api cemburu

Rara dan Adi terlihat melangkah keluar kantor

"Rara....."

Panggilan Fikri menghentikan langakah Rara dan Adi

"Fikri...." ucap Adi lirih dan Fikri hanya sedikit melirik ke arah Adi

"Mau kemana kamu meninggalkan kantor??" pandangan Fikri tajam melihat Rara

"Maaf pak, jam kerja saya sudah habis 15 menit yang lalu" jawab Rara

Fikri yang melihat jam nya dan menyadari kalau jam kantor memang sudah selesai

"Kamu anak baru disini walaupun jam kerja selesai kalau pekerjaan belum selesai belum boleh minggalkan kantor sampe pekerjaan selesai"

Dika yang tampak keheranan sejak kapan ada peraturan kantor yang seprti itu

"Maaf pak Fikri, tapi pekerjaan saya juga sudah selesai. kalau sudah tidak ada yang perlu di bicarakan saya permisi" Rara sedikit membungkukan badannya dan melangkah keluar menggandeng tangan Adi

"Kurang ajar sekali mereka" Fikri yang emosi

Sekertarisnya yang tidak tau dengan kisah boss nya dan Rara kepala devisi yang baru hanya menggelengkan kepalanya dan sedikit menarik nafas.

***

Dimobil Rara mulai menceritakan pertemuan nya dengan Fikri

"Jadi maksud kamu, sekarang Fikri boss kamu?? ucap Adi

"Iya Di...aku harus gimana? aku takut gak bisa nahan perasaanku"

"Kamu masih suka ya Ra sama Fikri?"

"Aku sudah berusaha menghapus semua tentang Fikri Di, tapi sampai saat ini aku akui memang aku belum bisa melupakan Fikri"

"Kalau masih cintai kenapa harus menghindar?"ucap Adi

"Aku gak menghindar tapi aku memilih pergi demi kebahagian nya." tegas Rara

"Apa sekarang dia bahagia? tanya Adi

"Entahlah, aku juga belum tau bagaimana hubungan nya dengan Dela. mungkin sekarang mereka sudah punya anak." Rara membayangkan dan tanpa di sadari air matanya menetes di pipinya

Adi memberikan Tisu

" Ra...apa gak sebaiknya kamu risegn saja?"

"Itu juga yang aku pikirkan tadi Di...tapi gak mungkin aku udah tanda tangan kontrak kerja

tiga tahun" jelas Rara

"Tapi apa kamu bisa menyiksa perasaan kamu seperti ini? kamu sanggup melihat orang yang kamu cintai bersama wanita lain" suara Adi meninggi

Rara tidak menjawab dan hanya menangis

"Ra ....sudah ya janagan nangis, aku tidak bisa melihat kamu seprti ini" Adi mengusap kepala Rara lembut

Di tempat lain Fikri yang saat ini sudah dirumah

"Fikri...." panggil bu Lina mama Fikri

"Iya ma...." kamu tumben jam segini sudah dirumah?

"Fikri lagi banyak pikiran ma, mau istirahat" jawab Fikri

"Fikri sini sebentar, duduk..." ucap Bu Lina

Fikri tidak menjawab dan langsung duduk di depan blBu Lina

"Cerita sama mama" Fikri yang selama ini tidak pernah bisa menyimpan rahasia dari Bu Lina

Fikri anak yang sangat berbakti apa pun pasti akan di ceritakan sama ibu nya.

"Fikri ketemu Rara ma, dia kerja di perusahaan Fikri" ucap Fikri sendu

"Rara...gadis yang meninggalkan kamu itu dan membuat kamu terpuruk?? Bu Lina tampak

Emosi

"Rara gak seperti itu ma, Fikri yakin dia punya alasan." terang Fikri

"Apa maksud kamu Fik? Mama peringatkan kamu, jauhi wanita itu. pecat dia! tegas Bu Lina

"Ma"

"Mama bilang segera pecat dia"

" perusahaan ada aturan nya ma, gak bisa asal pecat karyawan." jelas Fikri

"Itu perusahaan kamu, kamu berhak mau memperkerjakan atau memberhentikan siapa saja yang kamu mau" Bu Lina dengan suara meninggi

Fikri hanya diam dan kembali ke kamar

"Kurang ajar, berani sekali dia muncul di hadapan Fikri" gumam Bu Lina marah

****

"Ma...pa...."

"Hai.... anak mama sudah pulang, sini sayang" ucap Bu Indah

"Kok anak Papa terlihat lesu gini pulang kerja, apa hari pertama langsung banyak kerjaan??? tanya Pak Dody

"Iya pa, hari pertama langsung di suguhi pekerjaan segunung" keluh Rara

"Kasian anak papa, ya sudah sana mandi dulu segera makan setelah mandi. mana sudah menyiapkan makanan buat kamu"

"Iya Pa, Pa terimakasih ya. Rara ke kamar dulu" ucap Rara

Aampai kamar Rara merebahkan tubuhnya di kasur menatap langit - langit kamar nya tanpa di sadari air mata nya menetes lagi

Sepuluh tahun berlalu, tapi Rara belum bisa melupakan cintanya untuk Fikri.

*Flashback

"Ra nanti pulang sekolah bareng ya" ajak Fikri

"Iya, kebetulan aku gak bawa sepeda. kamu boncengin ya nanti." jawab Rara yang nampak ceria dengan rambut di ikat kuda

"Siap..."Fikri senyum sumringah

Rara yang sudah keluar kelas lebih dulu menunggu Fikri di gerbang sekolah.

"Kita ketaman dulu mau gak? sekalian kerjakan tugas disana" ajak Fikri yang saat itu masih mengenakan seragam abu - abu nya

Fikri dan Rara ketaman mengejakan tugas, selesai mengerjakan tugas Fikri memainkan gitar dan Rara yang menyayi. mereka nampak bahagia. kebahagian sepasang muda mudi yang lagi jatuh cinta

* Flashback off

"Huff ini salah, ini tidak benar, aku harus bisa melupakan Fikri" Rara mengeleng - gelengkan kepalanya dan mengacak - acak rambut nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!