"Amel!"
"Amel!"
"Amel sudah tidak suci lagi, Yah!"
"Hiks ..... hiks ..... hiks!"
"Amel, wanita kotor!"
"Hiks ... hiks .. hiks!" tangis Amelia, hatinya begitu sedih dan hancur.
JEDERR....
"Apa kau bilang?"
"Hiks .... hiks .... hiks!"
"Amelia diperkosa, Yah!"
"Amel sudah tidak suci lagi! Laki-laki itu telah merenggut mahkota Amel!"
"Hiks ... hiks ... hiks!"
"Apa Nak?" ucap bunda, ucapan putrinya membuat bunda sangat syok, tiba-tiba saja tubuh bunda ambruk, bunda tidak sadarkan diri.
"Bunda! Bunda!" panggil Amelia.
"Hiks .. hiks .. hiks!"
Amelia berusaha menyadarkan bundanya, namun bunda masih saja belum sadar. Amelia sangat panik dan cemas, hatinya benar-benar sangat hancur.
Ayah membopong tubuh bunda ke tempat tidur dan menyuruh Amelia untuk menelfon Dokter ke rumah. Dokter datang untuk memeriksa kondisi bunda. Ternyata Bunda pingsan karena syok yang berlebih.
Melihat kondisi bunda, Amelia mengurung dirinya di kamar, dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi dengan bunda. Amelia terus menangis dan meratapi nasibnya. Pikirannya tidak sejalan dengan hatinya, dia terus menyalahkan dirinya.
Amelia berjalan menuju meja riasnya, dia mengambil sebuah silet. Dia ingin mengakhiri hidupnya, karena dia merasa menjadi wanita yang paling hina, yang tidak pantas untuk hidup di dunia.
Saat hendak menyayat nadinya, tangan besar ayah menepis benda tajam itu.
"Apa yang akan kamu lakukan, Nak?" teriak Ayah.
"Biarkan Amelia mati, Yah! Amelia pantas mati!" ujarnya.
"Hiks.....hiks......hiks!"
"Yang pantas mati adalah pria yang telah merenggut kesucian mu! bukan dirimu, Nak!"
"Hiks .... hiks ...hiks!"
"Apakah kamu tidak merasa kasihan dengan Ayah dan Bunda?"
"Kami sudah tua, Nak!"
"Kami hanya memilikimu!"
"Hiks .... hiks ..... hiks!"
"Ayah?"
"Maafkan Amelia, Ayah!" ucap Amelia sesenggukan di pelukan ayahnya.
"Putriku, Sayang! Gadis cantik Ayah!"
"Kau tidak perlu meminta maaf, Nak!"
"Ini bukanlah kesalahanmu! Kau hanyalah korban! Sekarang katakan kepada Ayah! siapa yang telah melakukan perbuatan bejat itu?" tanya Ayah.
"Hiks .... hiks .... hiks!"
"Amelia tidak tahu, Yah!"
"Ruangannya gelap! Amelia tidak tahu!"
"Hiks ... hiks .... hiks!"
"Sudah, Nak! sudah jangan menangis lagi!"
"Anggap saja tidak terjadi apa-apa!"
"Kau mengerti! Kau paham kan maksud Ayah?"
"Tapi bagaimana dengan pernikahanku, Yah?"
"Harus tetap dilaksanakan!"
"Anggap saja tidak terjadi apa-apa!" tegas Ayah penuh penekanan.
Amelia terus menangis dan mengurung dirinya di kamar. Sedangkan Ayah menemani bunda, berusaha untuk memberikan pengertian kepada Bunda. Bunda juga terus menangis, ia terlalu sedih mendengar kabar ini.
Selama dua hari keluarga ini dirundung kesedihan dan kepedihan yang mendalam sampai hari pernikahan tiba.
Hari Pernikahan
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, hari pernikahan Amelia dengan Arga Mahendra.
Amelia menjadi pengantin yang sangat cantik, berbalut kebaya warna putih dengan rambut disanggul. Berjalan dengan diapit oleh kedua orang tuanya. Sebenarnya Amelia enggan untuk melanjutkan pernikahan ini, banyak luka di dalam hatinya.
Namun Ayah selalu memberikan support terbaik sebagai seorang Ayah dan terus memberikan dukungan. Ayah juga selalu mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Pengantin pria sudah duduk di kursi depan Pak Penghulu. Amelia pun ikut duduk di samping calon suaminya. Pak Penghulu menjabat tangan mempelai pria, dan membacakan janji suci pernikahan di depan para tamu undangan dengan lantang.
Dengan satu kali tarikan nafas, Arga menjawabnya dengan lantang dan sangat jelas.
SAH!!
SAH!!
Semua tamu undangan yang hadir, secara serentak mengucapkan kata sah. Akhirnya Amelia sah menjadi istri seorang Arga Mahendra, laki-laki yang mengisi hari-harinya selama 5 tahun ini. Laki-laki yang sangat dia cintai dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Arga menyematkan cincin pernikahan di jari manis istrinya. Semua tamu undangan memberikan selamat kepada kedua mempelai. Termasuk teman-teman kantor Arga dan teman-teman Amelia sendiri. Tiga hari tiga malam, acara pernikahan diselenggarakan. Membuat tubuh kedua mempelai merasa lelah dan letih.
Acara belum selesai, terakhir adalah acara pelepasan kedua pengantin untuk pergi honey moon. Mereka berdua masuk ke dalam mobil, semua yang menyaksikannya melambaikan tangan bersorak-sorai melepaskan kepergian pengantin untuk berbulan madu.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah villa di puncak. Villa yang mewah dan sangat nyaman untuk pasangan suami istri yang baru menikah.
Arga meletakkan kopernya di atas sofa, dia melepaskan jasnya yang sangat mahal.
Arga mencium kening istrinya, wanita yang sangat dia cintai.
"Sayang, mandilah terlebih dahulu!"
"Pakailah pakaian yang seksi?"
"Aku ingin segera memasukimu!" ucap suaminya vulgar, membuat Amelia sangat malu.
"Eh, Baiklah Mas! Aku mandi dulu!" jawab Amelia.
Amelia menuruti perintah suaminya, menyambar handuk untuk mandi dan bersih-bersih, setelah mandi dia memakai lingerie warna merah muda. karena memang suaminya ingin meminta haknya sekarang juga.
Tubuhnya sangat seksi tanpa cacat secuil pun.
Amelia berdiri di depan cermin, hatinya sangat gelisah, pikirannya tidak tahu arah. Rasa takut dan sedih menyelimuti dirinya.
Namun ia berusaha untuk bersikap biasa, seolah tidak terjadi apa-apa.
Amelia berdandan sangat cantik, menyemprotkan wangi-wangian di tubuhnya.
Tok.....tok.....tok
"Sayang! Kenapa lama sekali?" tanya Arga sudah tidak sabar.
"Iya, Mas! Sebentar!" jawab Amelia.
Amelia pun keluar dengan malu-malu, karena baru pertama kalinya dia memakai baju yang kainnya seperti saringan tahu. Setiap bentuk lekukan tubuhnya, nampak menggoda. Membuatnya ingin masuk ke lubang semut yang sangat dalam, karena malu.
"Kenapa lama sekali, Sayang?" tanya Arga sudah tidak sabar.
"Aku malu Mas!" jawabnya.
"Kenapa harus malu?" ucap Arga, menatap istrinya tanpa berkedip.
"Kau cantik sekali, Sayang!"
"Mas benar-benar beruntung bisa mendapatkan wanita cantik seperti dirimu!" ujarnya.
"Mas bisa saja! Sekarang mas sangat pintar merayu!" puji Amelia.
"Mas, mandi dulu sebentar!" ucap Arga berlalu ke kamar mandi.
Tidak menunggu lama, Arga sudah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan jubah mandi.
Dia melihat istrinya sedang melamun, entah apa yang dipikirkan istrinya. Dari belakang Arga memeluk tubuh ramping itu, Menciumi tengkuk istrinya dengan sayang.
"Aku sangat mencintaimu, Amelia!" ucapnya, terdengar sangat indah.
"Aku juga sangat mencintaimu, Mas!" jawabnya.
Arga membopong tubuh mungil itu ke tempat tidur, melucuti semua pakaian wanita yang sudah menjadi istri sahnya. Sentuhan-sentuhan lembut, Arga berikan agar istrinya terangsang. Lenguhan panjang terdengar menggema di villa itu.
Sudah tidak sabar, Arga ingin segera menikmati daerah istimewa istrinya. Namun saat Arga memasuki daerah istimewa itu, rasanya begitu gampang masuk. Membuat moodnya sangat buruk secara tiba-tiba, Arga melepaskan benda keramatnya dari daerah istimewa itu.
Arga menatap tajam ke arah Amelia, ingin meminta sebuah penjelasan dan jawaban.
Amelia yang merasa ketakutan, dia hanya diam seribu bahasa, menundukkan kepalanya karena ketakutan yang teramat sangat.
to be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Fang
Tuh kan, alurnya bagus Thor...
2022-08-22
0
Setitik Embun
tuh kan nyesek...😭😭
2022-08-15
0
Lina Zascia Amandia
Seru Thor, tapi nyicil. baca.....
2022-05-16
0