Bab 3 Melawan preman

"Asha bangun! Nanti telat pergi sekolah." ucap Mira sambil membuka selimut yang menutupi kepala Asha.

Asha tidak menjawab,dia malah kembali menutup kepalanya dengan selimut.

"Asha kamu gak dengar apa yang Ibu bilang?" timpal Mira yang kembali membuka selimut dari kepala Asha.

"Aku gak mau pergi ke sekolah buk." tutur Asha.

"Maksud kamu apa?kamu tidak mau pergi ke sekolah?"

"Iya buk, aku gak mau ketemu sama orang-orang yang bisanya cuma nyakitin, dan bully aku di sekolah." jelas Asha yang hendak kembali menutupi kepalanya dengan selimut.

Buuukkk... Sebuah pukulan mendarat di bahu Asha.

"Aaawww..Ibu apaan sih sakit tau." rintih Asha.

"Kalau kamu gak bangun juga, Ibu pukul kamu pakai sapu." ancam Mira, yang membuat Asha langsung bangun, dan berlari ke kamar mandi.

"Lihat,!target sudah datang." ucap Megan yang melihat Asha sedang memarkirkan sepedanya di parkiran.

"Ini pasti seru." sahut Rika yang berada di samping Megan.

"Ayo!" ajak Megan sambil berjalan menuju ke kelas mereka.

Saat Asha masuk ke dalam kelas, tiba-tiba..

Byuuuurrr....satu ember air kotor mengguyur tubuh Asha dari kepala sampai kakinya.

Hahahaha...tawaan semua murid yang ada di kelas begitu menggema di ruangan kelas.

Marah, kesal, sedih, dan malu kini bercampur di benak Asha.Dia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya untuk menahan amarahnya.

"Kenapa.. marah hah..!" ucap Megan sambil menghampiri Asha.

Asha hanya bisa diam dengan nafas yang naik turun, sambil menatap tajam ke arah Megan.

"Berani lo liat gue kaya gitu hah..!"timpal Megan lagi, sambil mendorong tubuh Asha.

"Dasarr anak haram, nyokap lo cuma seorang p**a**r." teriak Megan sambil kembali mendorong tubuh Asha.

Plaakkk...satu tamparan mendarat di pipi Megan.

"Lo bisa hina gue sesuka hati lo, tapi lo jangan pernah hina nyokap gue ngerti lo!" ucap Asha yang mulai terpancing emosi.

"Dasarr anak sampah, beraninya lo tampar gue."teriak Megan yang mencoba menampar Asha kembali.

Tapi Asha langsung menangkap tangan Megan, yang hendak menamparnya.

"Kurang ajar!"ucap Rika yang mencoba membantu Megan dengan menjabak rambut Asha.

Kini Asha di serang oleh Megan dan Rika, kepala Asha di benturkan ke dinding, dan kedua tangannya di tarik ke belakang oleh Rika.

"Sekarang lo udah berani lawan gue hah..!" ucap Megan sambil menjabak rambut Asha, dan di bentur-benturkan kepala Asha ke dinding sampai yang punya kepala meringis kesakitan.

"Cewek miskin kaya lo, gak pantas sekolah disini.Dasarr anak sampah." ucap Megan sambil melepaskan jambakannya.

"Dan ingat lagi satu hal, kalau lo gak mau keadaan lo lebih parah di sekolah ini, jangan belagu ngerti lo!" ancam Megan sebelum pergi meninggalkan Asha.

Asha memilih pulang karena dia tidak mungkin mengikuti pelajaran dengan kondisi bajunya yang basah dan kotor.

"Asha..artinya harapan, berhubung arti nama gue harapan.Gue harap si Megan jatuh ke sumur, lalu metong biar hidup gue bebas dari bully an dia." gerutu Asha sambil menggoes sepeda nya.

******

"Bagaimana Dareen apa semuanya baik-baik saja?" tanya Romi.

"Semuanya baik pak, cuma ada sedikit masalah." sahut Dareen.

"Masalah?masalah apa itu?"

"Sepertinya di sekolah terjadi masalah pembullyan pak." ungkap Dareen sambil mengingat kembali pertemuannya dengan Asha.

"Maksud kamu?" tanya Romi tidak mengerti.

"Seperti yang kita tau pak, kalau tidak semua murid di sekolah kita terlahir dari kalangan orang kaya." tutur Dareen.

"Terus apa masalahnya dengan itu semua?" tanya Romi masih tidak mengerti.

"Jadi karena sebagian anak yang sekolah di sekolah kita adalah anak dari kalangan orang miskin, membuatnya jadi bahan bullying di sekolah oleh sebagian anak dari kalangan orang kaya." jelas Dareen panjang lebar.

"Apa yang kamu bicarakan ini benar adanya Dareen?" tanya Romi memastikan.

"Iya Pak!" jawab Dareen dengan menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu atur pertemuan ku dengan pihak sekolah besok!"perintah Romi.

"Baik Pak!" jawab Dareen singkat.

"Assalamualaikhum..Buk Asha pulang!"panggil Asha sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Walaikum salam,!" sahut Mira dari dapur.

"Asha kenapa jam segini sudah pulang?"tanya Mira yang menghampiri Asha.

"Aku gak mungkin kan buk sekolah dengan keadaan ku kaya gini." ucap Asha sambil melihat dirinya sendiri.

Mira hanya bisa menarik nafas panjang.

"Ya sudah, sekarang cepat ganti baju kamu,! biar Ibu mencucinya." pinta Mira.

"Aku aneh deh sama Ibu, tiap hari aku pulang dengan baju seragam yang kotor, tapi Ibu gak marah dan malah bersikap biasa aja apa Ibu gak sayang sama aku?"tanya Asha.

"Dengar Asha, bukan berarti kalau Ibu hanya diam tanpa melakukan sesuatu untuk kamu Ibu tidak menyayangi kamu." jelas Mira dengan nafas berat.

"Iya, Asha tau Ibu hanya ingin aku tetap sekolah disana, karena aku tau kalau kita berontak pun gak akan ada gunanya iya kan buk." ucap Asha dengan memaksakan tersenyum.

"Bagus kalau kamu mengerti situasi Ibu Asha." jawab Mira sambil mengelus bahu Asha.

"Ya udah buk, kalau gitu aku ganti baju dulu ya,!" ucap Asha sambil berjalan masuk ke kamarnya.

Mira hanya menjawab dengan anggukan.

Sedangkan Asha dia mulai menangis dalam diam di balik pintu kamarnya.

"Asha setelah ganti baju tolong antarkan baju bu Risma ya,!" teriak Mira yang membuat Asha buru-buru menghapus air matanya dengan tangan.

"Iya buk." sahut Asha.

Saat Asha sedang asyik menggoes sepedanya tiba-tiba dia melihat seorang ibu-ibu yang hendak di jambret.

"Tolong... jambret!" teriak si Ibu sambil mempertahankan tas nya yang sedang di tarik paksa pencopet.

"Woyy..!" teriak Asha yang membuat si pencopet melihat ke arahnya.

"Jangan ikut campur lo,!kalau lo gak mau dapat masalah." ancam si pencopet.

"Sini maju lawan gue!" tantang Asha sambil menggerak-gerakan jari telunjuknya ke arah si pencopet.

"Sial berani nantangin lo bocah!" umpat si pencopet yang mulai berjalan menghampiri Asha.

Asha mencoba melawan pencopet itu di awali dengan tendangan kakinya, yang membuat si pencopet merasakan sakit di perutnya.

Tapi pencopet balik menyerang dengan pukulan yang berhasil di hindari Asha.

Asha terus melawan pencopet itu dengan kemampuan yang dia bisa.

Saat Dareen sedang mengendarai mobil tiba-tiba dia melihat Asha sedang berkelahi melawan pencopet.

"Bukannya itu gadis.." gumam Dareen dengan bayangan saat dia pertama kalinya bertemu dengan Asha.

Pertarungan Asha dan pencopet semakin sengit, sampai pada akhirnya Asha menarik ikat rambut yang mengikat rambutnya.

Asha terlihat sangat cantik dengan rambut yang terurai tertiup angin yang membuat pencopet dan Dareen yang melihat dari kejauhan di dalam mobilnya terpana melihatnya.

Dan saat itu juga Asha menggunakan kesempatan itu untuk menendang dengan keras si pencopet itu hingga pencopet itu terjungkal jatuh ke belakang.

Melihat itu Dareen tersenyum puas karena Asha berhasil mengalahkan pencopet itu.

Terpopuler

Comments

Rafanda 2018

Rafanda 2018

maafthorr,apa gurunya pada buta hingga tak melihat,hhhhhhh koplak

2022-10-25

0

Alya Yuni

Alya Yuni

IBU mcm ap kau Mira lbih baik pindahin anakmu skolah it dri pda ankmu jdi trauma si Mira otak buntuh bngat

2022-10-06

0

Siti fatimah Sifa

Siti fatimah Sifa

masih terus nyimak thor

2022-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Pengenalan tokoh
3 Bab 3 Melawan preman
4 Bab 4 Pertemuan berulang kali
5 Bab 5 Terkunci di Gudang
6 Bab 6 Otak mesum
7 Bab 7 Tikus vs Kucing
8 Bab 8 Murid Baru
9 Bab 9 Mulai tertarik
10 Bab 10 Alasan jadi Zidan
11 Bab 11 Perasaan Rania
12 Bab 12 Duo Ketombe
13 Bab 13 Sisi berbeda Rania
14 Bab 14 Mencari Pekerjaan
15 Bab 15 Semakin Tertarik
16 Bab 16 Mulai melakukan Pencarian
17 Bab 17 Mengikuti Rania
18 Bab 18 Pernikahan Mendadak
19 Bab 19 First Kiss
20 Bab 20 Bertamu ke rumah Asha
21 Bab 21 Bertemu teman Zidan
22 Bab 22 Sedikit tahu tentang Rania
23 Bab 23 Menjelang pesta ulang tahun Rania
24 Bab 24 Tampil Beda
25 Bab 25 Identitas Zidan yang Sebenarnya
26 Bab 26 Mulai Melawan Lawan
27 Bab 27 Kenapa terasa Manis
28 Bab 28 Rosa mulai menjalankan rencananya
29 Bab 29 Terusir dari kontrakan
30 Bab 30 Tinggal di Apartemen Dareen
31 Bab 31 Ancaman Rania
32 Bab 32 Di kejar para Preman
33 Bab 33 Mulai bisa Memaafkan
34 Bab 34 Rasa yang semakin tumbuh
35 Bab 35 Pembullyan yang tak selesai-selesai
36 Bab 36 Mulai menemukan titik terang
37 Bab 37 Rosa mulai menjalankan rencana jahatnya
38 Bab 38 Kebenaran mulai terbongkar
39 Bab 39 Kebenaran mulai terbongkar 2
40 Bab 40 Ayah kandung Rania yang sebenarnya
41 Bab 41 Pikiran yang Kalut
42 Bab 42 Sarah mulai mengetahui kejahatan Rosa
43 Bab 43 Terasa ada yang janggal
44 Bab 44 Menemui ayah kandung
45 Bab 45 Penyesalan
46 Bab 46 Misteri bunga wisteria
47 Bab 47 Kembalinya putri yang hilang
48 Bab 48 Tertangkapnya Rosa
49 Bab 49 Kejadian tak terduga
50 Bab 50 Mencoba Memaafkan
51 Bab 51 Ending
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Pengenalan tokoh
3
Bab 3 Melawan preman
4
Bab 4 Pertemuan berulang kali
5
Bab 5 Terkunci di Gudang
6
Bab 6 Otak mesum
7
Bab 7 Tikus vs Kucing
8
Bab 8 Murid Baru
9
Bab 9 Mulai tertarik
10
Bab 10 Alasan jadi Zidan
11
Bab 11 Perasaan Rania
12
Bab 12 Duo Ketombe
13
Bab 13 Sisi berbeda Rania
14
Bab 14 Mencari Pekerjaan
15
Bab 15 Semakin Tertarik
16
Bab 16 Mulai melakukan Pencarian
17
Bab 17 Mengikuti Rania
18
Bab 18 Pernikahan Mendadak
19
Bab 19 First Kiss
20
Bab 20 Bertamu ke rumah Asha
21
Bab 21 Bertemu teman Zidan
22
Bab 22 Sedikit tahu tentang Rania
23
Bab 23 Menjelang pesta ulang tahun Rania
24
Bab 24 Tampil Beda
25
Bab 25 Identitas Zidan yang Sebenarnya
26
Bab 26 Mulai Melawan Lawan
27
Bab 27 Kenapa terasa Manis
28
Bab 28 Rosa mulai menjalankan rencananya
29
Bab 29 Terusir dari kontrakan
30
Bab 30 Tinggal di Apartemen Dareen
31
Bab 31 Ancaman Rania
32
Bab 32 Di kejar para Preman
33
Bab 33 Mulai bisa Memaafkan
34
Bab 34 Rasa yang semakin tumbuh
35
Bab 35 Pembullyan yang tak selesai-selesai
36
Bab 36 Mulai menemukan titik terang
37
Bab 37 Rosa mulai menjalankan rencana jahatnya
38
Bab 38 Kebenaran mulai terbongkar
39
Bab 39 Kebenaran mulai terbongkar 2
40
Bab 40 Ayah kandung Rania yang sebenarnya
41
Bab 41 Pikiran yang Kalut
42
Bab 42 Sarah mulai mengetahui kejahatan Rosa
43
Bab 43 Terasa ada yang janggal
44
Bab 44 Menemui ayah kandung
45
Bab 45 Penyesalan
46
Bab 46 Misteri bunga wisteria
47
Bab 47 Kembalinya putri yang hilang
48
Bab 48 Tertangkapnya Rosa
49
Bab 49 Kejadian tak terduga
50
Bab 50 Mencoba Memaafkan
51
Bab 51 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!