AHLI WARIS YANG TERBUANG

AHLI WARIS YANG TERBUANG

Bab 1 Kenyataan Pahit

"Anak haram..anak haram..!" teriakan para siswa dan siswi sambil mengelilingi seorang anak perempuan di tengah-tengah mereka.

"Lihat dia! begitu menyedihkan sudah miskin, tak tau pula siapa Ayah nya." ucap salah satu perempuan yaitu Megan yang tak lain adalah teman sekelas Asha.

"Bener banget tuh Meg, bagusnya kita apain dia ya?" tanya Rika temannya Megan yang kini sedang berdiri di samping Megan.

"Aku tau cara menangani anak sampah seperti dia ini." ucap Megan dengan senyum liciknya.

"Kalian siap?" tanya Megan, yang di balas senyuman semua siswa yang berada disana.

"Lakukan!" perintah Megan sambil memetik jarinya yang mengeluarkan suara sebagai perintah nya, sebelum dia pergi meninggalkan ke tujuh siswa siswi yang akan membully Asha.

"Rasakan ini..!" ucap Rika sambil melempar telur ke arah Asha.

"Dasarr anak sampah." timpal siswa dan siswi yang lain sambil ikut-ikutan melempari Asha dengan telur dan juga tepung terigu.

"Aku mohon hentikan, jangan!" teriakan Asha sambil menangis, yang tidak di hiraukan oleh semua teman-temannya yang membully nya.

Mereka hanya tertawa puas mengerjai dan melihat Asha menangis.

Sedangkan siswa dan siswi yang lain tidak bisa membantu Asha, karena mereka juga tidak ingin mendapatkan masalah yang sama seperti Asha.

Mereka hanya bisa menjadi penonton ketika Asha di jadikan bahan bully an bagi siswa dan siswi yang terbilang menjadi anak orang kaya di sekolah itu.

Sedangkan anak miskin yang hanya mengandalkan beasiswa seperti Asha di sekolah itu nasibnya tidak jauh seperti Asha yang hanya akan di jadikan bahan bully an anak orang kaya di sekolah itu.

wajah ini, tertawaan ini, aku akan selalu mengingatnya.Tuhan tidak pernah tidur dia menyaksikan semuanya, suatu saat aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku.

Itu adalah janji dan sumpahku.

"Rasanya tidak puas deh kalau cuma melemparnya dengan telur dan tepung terigu, karena kalau dia mandi pasti masalahnya kelar bener gak sih!"ucap salah satu siswa disana.

"Betul juga sih, iya betul." jawab semua siswa siswi yang ada disana.

"Gimana kalau kita robek aja baju sekolahnya?" usul salah satu siswa.

"Setuju dengan begitu dia pasti gak punya lagi baju sekolahnya, secara baju sekolah kita kan mahal!" jawab salah satu dari mereka yang di barengi anggukan ke enam siswa disana, dengan terukir senyuman licik di bibir mereka.

Mendengar itu Asha langsung mengambil sisa tepung terigu yang tadi mereka lempar padanya.

Dan langsung menaburkan tepung terigu itu ke arah mata mereka, sehingga dia punya kesempatan untuk kabur dari sana.

"Cari dia sampai ketemu! atau kalian mau Megan marah hah..?" ucap Rika dengan suara meninggi menyuruh ke enam temannya untuk mencari Asha.

Asha berhasil kabur dari mereka, tapi dia melihat kedua orang siswa berjalan mendekatinya dari kaca spion mobil, tanpa sadar dia langsung membuka pintu mobil yang terparkir di dekatnya, lalu masuk ke mobil itu.

Asha bersembunyi di jok belakang mobil, dan dia merasa lega karena para siswa itu sudah pergi menjauh dari keberadaan nya saat ini.

Saat hendak keluar, tiba-tiba seseorang masuk ke mobil itu. Dan langsung menyalakan mobil itu sehingga mobil itu melaju meninggalkan sekolah Asha.

Aduuhh gimana nih, yang punya mobil malah sudah masuk dan bahkan sekarang dia melajukan mobilnya. Mau di bawa kemana aku?

"Haciwww.." suara bersin Asha yang tidak sengaja karena ada tepung terigu yang masuk ke dalam hidungnya.

Spontan Asha menutup mulutnya dengan tangan.

Cekiiiitt.... mobil berhenti mendadak membuat kepala Asha terbentur ke depan.

"Aduuuhh..!" lirih Asha.

"Siapa kamu?" suara maskulin seorang pria yang sekarang sedang menatap intens Asha.

"Hehe.." cengir Asha.

"Kamu pasti maling kan?" tanya pria itu sambil turun, dan membuka pintu mobil belakang tempat dimana Asha sembunyi.

"Turun!" pinta pria itu.

Asha turun dengan ragu-ragu.

Pria itu memperhatikan Asha yang penuh dengan tepung terigu, dan di tambah lagi dengan bau amis dari telur yang memenuhi baju Asha dari bawah sampai atas.

"Kenapa wajah kamu cemong kaya gitu?"tanya pria itu heran.

" Aku-aku.."ucap Asha ragu.

"Gak usah di jawab, aku tau ko kenapa!" ucap pria itu sambil menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Kamu pasti tidak tau cara buat kue, makanya kamu lebih memilih menaburkan semua bahan kue ke tubuh kamu, iya kan?"timpal pria itu meledek Asha.

"Maaf om, saya harus pergi!" pamit Asha yang berjalan menjauh dari pria itu.

"Apa.. Om, enak saja masa masih muda kaya gini di panggil om." gumam pria itu.

"Heyy tunggu!" panggil pria itu, yang membuat langkah Asha terhenti.

Pria itu berjalan mendekati Asha, dan menatap intens wajah Asha yang membuat Asha diam tidak bergerak.

"Om lihat di baju om ada ulet!" ucap Asha, yang membuat pria itu terlihat ketakutan sambil mencoba mengusap-ngusap baju nya pake tangan.

"Arrggh..." ucap pria itu sambil lompat-lompat gak jelas dengan terus mengusap-ngusap bajunya menjauh dari Asha.

"Hahhaha... Om masa sama ulet aja takut, tenang Om Asha cuma bercanda ko.Ulet nya gak ada..." ucap Asha sambil berlari meninggalkan pria itu.

"Apa?jadi dia bohong, dasarr bocil awas kalau ketemu lagi aku balas kau." gumam pria itu.

"Assalamualaikhum...Buk.. Asha pulang!"ucap Asha sambil masuk ke dalam rumahnya.

"Di kerjain lagi?" tanya Ibu Mira, Ibunya Asha.

Asha hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Ya sudah, cepat ganti baju kamu!" pinta Mira.

"Buk.. harus sampai kapan Asha menerima semua ini?harus sampai kapan Asha pulang dengan baju yang penuh dengan tepung terigu, dan telur seperti ini?dan harus sampai kapan juga kita mengalah dari orang-orang kaya itu?kita juga manusia buk..Kita juga punya hati sama seperti mereka." jelas Asha, dengan air mata yang jatuh di pipinya.

"Ibu bilang ganti baju kamu!" perintah Mira lagi, tanpa memperdulikan semua ucapan Asha.

Asha hanya menurut, dan masuk ke dalam kamarnya dengan kesal.

Ibu juga tidak mau seperti ini Asha, Ibu juga tidak suka jika kamu harus pulang dalam keadaan seperti ini setiap hari.

Tapi apa yang bisa kita lakukan?selain menerima semuanya, karena kita hanya orang miskin yang tidak akan pernah bisa di hargai orang.

batin Mira dengan air mata yang jatuh, sambil melipat pakaian.

"Asha...!" panggil Mira.

"Iya buk.." sahut Asha sambil keluar dari kamarnya.

"Tolong antarkan baju bu Rt yang sudah selesai di laundry ya,!" pinta Mira.

Tiddd...tidddd....klakson mobil yang begitu keras sambil mepet sepeda Asha yang membuatnya jatuh.

"Arrrgghh...!" lirih Asha yang jatuh dari sepeda.

"Hahahha... sukurin! pasti sakit... hahaha..." ledek Megan dari dalam mobil yang kacanya terbuka.

"Asha.. bu Rt telpon kenapa baju bu Rt masih belum sampai ke rumahnya?" tanya Mira saat melihat Asha pulang dengan mendorong sepedanya.

"Asha jatuh buk, dan baju bu Rt jadi kotor." ungkap Asha.

"Jatuh?ko bisa Asha?"

"Buk.. Asha udah cape dengan semua ini, Asha gak bisa terima ini lagi buk. Asha gak bisa." ucap Asha yang mulai menangis.

"Asha kita hanya bisa pasrah dengan semuanya, kita tidak bisa melakukan apa-apa."

"Tapi mungkin kalau ada Ayah, pasti nasib kita gak akan kaya gini kan buk..?"

"Sudah lebih baik kamu istirahat!"perintah Mira sambil berjalan masuk ke rumahnya.

"Dimana Ayah buk?" tanya Asha yang menghentikan langkah Ibunya.

"Ibu bilang istirahat!"

"Ibu.. kenapa setiap aku menanyakan Ayah, Ibu selalu diam?Ibu tidak pernah memberi tau ku tentang Ayahku.Kenapa buk?kenapa?" tanya Asha sambil menghampiri Ibunya.

"Asha kamu tidak dengar apa yang Ibu bilang?"

"Atau jangan-jangan apa yang di ucapkan teman-temanku benar kalau aku ini adalah anak haram yang tidak punya seorang Ayah!"

"Asha..!" teriak Mira sambil melayangkan tangannya di udara.

"Aku hanya ingin tau dimana Ayahku!" teriak Asha sambil berlari pergi ke kamarnya.

"Asha mulai hari ini jangan pernah lagi menanyakan soal Ayah kamu." tegas Mira yang menghampiri Asha di kamarnya.

"Tapi kenapa buk?aku berhak tau tentang Ayahku.Dan aku ingin bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah." ungkap Asha.

"Tapi itu tidak akan pernah terjadi!" tegas Mira.

"Tapi kenapa buk?"

"Karena Ayah kamu telah membuang kamu, membuang kita dari kehidupan nya.Puas kamu." teriak Mira sambil meninggalkan Asha yang masih mematung di tempat nya.

Terpopuler

Comments

Rafanda 2018

Rafanda 2018

gurunya lg pada tidur jd ga ada yg lihat lucu sekali hhhhhhhhhhhhhhh

2022-10-25

0

Alya Yuni

Alya Yuni

Ibunya Asha npa gk pindahin Asha dri pda anakmu kna buli dsar si Mira otaknya jdi buntu

2022-10-06

0

Cici Lina

Cici Lina

okk

2022-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Pengenalan tokoh
3 Bab 3 Melawan preman
4 Bab 4 Pertemuan berulang kali
5 Bab 5 Terkunci di Gudang
6 Bab 6 Otak mesum
7 Bab 7 Tikus vs Kucing
8 Bab 8 Murid Baru
9 Bab 9 Mulai tertarik
10 Bab 10 Alasan jadi Zidan
11 Bab 11 Perasaan Rania
12 Bab 12 Duo Ketombe
13 Bab 13 Sisi berbeda Rania
14 Bab 14 Mencari Pekerjaan
15 Bab 15 Semakin Tertarik
16 Bab 16 Mulai melakukan Pencarian
17 Bab 17 Mengikuti Rania
18 Bab 18 Pernikahan Mendadak
19 Bab 19 First Kiss
20 Bab 20 Bertamu ke rumah Asha
21 Bab 21 Bertemu teman Zidan
22 Bab 22 Sedikit tahu tentang Rania
23 Bab 23 Menjelang pesta ulang tahun Rania
24 Bab 24 Tampil Beda
25 Bab 25 Identitas Zidan yang Sebenarnya
26 Bab 26 Mulai Melawan Lawan
27 Bab 27 Kenapa terasa Manis
28 Bab 28 Rosa mulai menjalankan rencananya
29 Bab 29 Terusir dari kontrakan
30 Bab 30 Tinggal di Apartemen Dareen
31 Bab 31 Ancaman Rania
32 Bab 32 Di kejar para Preman
33 Bab 33 Mulai bisa Memaafkan
34 Bab 34 Rasa yang semakin tumbuh
35 Bab 35 Pembullyan yang tak selesai-selesai
36 Bab 36 Mulai menemukan titik terang
37 Bab 37 Rosa mulai menjalankan rencana jahatnya
38 Bab 38 Kebenaran mulai terbongkar
39 Bab 39 Kebenaran mulai terbongkar 2
40 Bab 40 Ayah kandung Rania yang sebenarnya
41 Bab 41 Pikiran yang Kalut
42 Bab 42 Sarah mulai mengetahui kejahatan Rosa
43 Bab 43 Terasa ada yang janggal
44 Bab 44 Menemui ayah kandung
45 Bab 45 Penyesalan
46 Bab 46 Misteri bunga wisteria
47 Bab 47 Kembalinya putri yang hilang
48 Bab 48 Tertangkapnya Rosa
49 Bab 49 Kejadian tak terduga
50 Bab 50 Mencoba Memaafkan
51 Bab 51 Ending
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Pengenalan tokoh
3
Bab 3 Melawan preman
4
Bab 4 Pertemuan berulang kali
5
Bab 5 Terkunci di Gudang
6
Bab 6 Otak mesum
7
Bab 7 Tikus vs Kucing
8
Bab 8 Murid Baru
9
Bab 9 Mulai tertarik
10
Bab 10 Alasan jadi Zidan
11
Bab 11 Perasaan Rania
12
Bab 12 Duo Ketombe
13
Bab 13 Sisi berbeda Rania
14
Bab 14 Mencari Pekerjaan
15
Bab 15 Semakin Tertarik
16
Bab 16 Mulai melakukan Pencarian
17
Bab 17 Mengikuti Rania
18
Bab 18 Pernikahan Mendadak
19
Bab 19 First Kiss
20
Bab 20 Bertamu ke rumah Asha
21
Bab 21 Bertemu teman Zidan
22
Bab 22 Sedikit tahu tentang Rania
23
Bab 23 Menjelang pesta ulang tahun Rania
24
Bab 24 Tampil Beda
25
Bab 25 Identitas Zidan yang Sebenarnya
26
Bab 26 Mulai Melawan Lawan
27
Bab 27 Kenapa terasa Manis
28
Bab 28 Rosa mulai menjalankan rencananya
29
Bab 29 Terusir dari kontrakan
30
Bab 30 Tinggal di Apartemen Dareen
31
Bab 31 Ancaman Rania
32
Bab 32 Di kejar para Preman
33
Bab 33 Mulai bisa Memaafkan
34
Bab 34 Rasa yang semakin tumbuh
35
Bab 35 Pembullyan yang tak selesai-selesai
36
Bab 36 Mulai menemukan titik terang
37
Bab 37 Rosa mulai menjalankan rencana jahatnya
38
Bab 38 Kebenaran mulai terbongkar
39
Bab 39 Kebenaran mulai terbongkar 2
40
Bab 40 Ayah kandung Rania yang sebenarnya
41
Bab 41 Pikiran yang Kalut
42
Bab 42 Sarah mulai mengetahui kejahatan Rosa
43
Bab 43 Terasa ada yang janggal
44
Bab 44 Menemui ayah kandung
45
Bab 45 Penyesalan
46
Bab 46 Misteri bunga wisteria
47
Bab 47 Kembalinya putri yang hilang
48
Bab 48 Tertangkapnya Rosa
49
Bab 49 Kejadian tak terduga
50
Bab 50 Mencoba Memaafkan
51
Bab 51 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!