"Baiklah sekarang kita makan dulu" ucap ira sambil menggendong arka "biasanya arka kalau pagi makan apa bu?" tanya ira lembut pada ibu rina
"biasanya kalau pagi arka makan bubur tim aja dan biasanya usah disiapin oleh mbak" jawab ibu "gimana kalau kita langsung ke dapur aja?"
"Baiklah bu, ayo" ucap ira sambil mengikuti ibu rina dari belakang
sesampainya di dapur ternyata benar kata bu rina kalau makanan arka sudah disiapkan dan irapun langsung mengambilnya dan membawanya ke depan tempat arka yang sedang di jemur sama ibu rina
"ini makanannya" ucap ira yang disambut tawa oleh arka dan senyuman oleh bu rina "sepertinya kamu sangat suka anak kecil ya ra" ucap bu rina melihat interaksi ira yang sepertinya sangat menyayangi arka cucunya
ira senyum "iya bu saya malahan berharap memiliki anak sendiri" ucapnya
"kenapa nggak punya aja, pasti anak kamu senang punya ibu yang penyayang seperti kamu" ucap bu rina lagi
"inginnya sih bu, tapi apa daya saya belum menikah" jawab ira sambil terkekeh
"kenapa belum menikah?" tanya bu rina lagi
"hehehe, nggak ada yang mau bu" jawab ira enteng
"masa iya, kamunya mungkin yang pilih-pilih" ledek bu rina
"nggak wanita dengan bentuk wajah seperti pilih-pilih bu, saya tu cuma cari pria yang mau sama saya dan yang penting bisa menghargai dan bertanggung jawab atas diri saya" jawab ira tenang
"mau ibu jodohin nggak" tanya bu ira sudah mulai merasa nyaman ngobrol sama ira
"mau bu, siapa bu?" tanya ira antusias
"sama keponakan ibu aja, dia juga masih jomblo dan jika ditanya soal pasangan suka ntar-ntaran bikin pusing" cerita bu rina
"ponakan ibu? pasti ganteng ya bu? mana mau dia sama saya bu?" ucap ira minder
"emang kenapa? kamu manis kok"
"tapi levelnya diatas saya bu" minder ira dia tahu kalau keluarga bu rina pasti memiliki pendidikan yang tinggi dan dari keluarga yang terpandang dilihat dari cara bicara dan berpakaian bu rina sudah dipastikan dia dari keluarga kaya
"apaan sih, di keluarga saya tidak ada yang membeda-bedakan level manusia, semua sama aja" jawab bu rina tegas
mereka terus aja mengobrol dan ira juga sudah selesai menyuapi arka dan sekarang dia menemani arka bermain sebelum selanjutnya tidur siang
setelah arka tidur dan bu rina juga sudah pulang ira bingung harus ngapain, jadi berinisiatif ke dapur untuk membantu mbok darmi yang sibuk di dapur
sesampainya di dapur "ada yang bisa ira bantu mbok" tanya ira sopan
"eh non ira, nggak usah non mbok bisa sendiri kok" jawab mbok darmi
"nggak papa mbok, lagian ira juga bingung harus ngapain lagi" jawab ira "ira bantuin motong-motongin sayurannya aja ya mbok" tawar ira
"ya udah deh non, kalau non maksa" ucap mbok darmi sungkan
"nggak usah pake non mbok, ira aja kita sama kok disini tingkatannya" ucap ira lembut
ira asik membantu mbok darmi sambil cerita masalah keluarga mbok darmi yang di kampung, entah kenapa ira merasa senang karena dia merasa memiliki ibu yang tidak dimilikinya selama ini mbok darmi sangat sabar mengajari ira dan selalu memberitahu dengan sangat lembut
"udah mulai sore kayaknya mbok, saya lihat arka dulu ya, takutnya nanti sudah bangun tapi saya nggak disitu kan nggak lucu di pecat dihari pertama kerja" ucap ira becanda yang disambut tawa oleh mbok darmi
Ira langsung menuju ke atas setelah meminta izin sama mbok darmi sebelumnya dan langsung masuk ke kamar arka ternyata benar arka sudah bangun "hei ganteng udah bangun ya? maaf ya tadi mbak bantuin mbok darmi dulu sebentar" ucap ira sambil mengecek arka takutnya dia ngompol tapi ternyata tidak "kita pipis dulu ya habis itu baru mandi oke! " arka hanya tertawa melihat bicara
ira mengajak arka ke kamar mandi dan meminta arka untuk pipis di toilet untuk membiasakannya "kita pipis dulu, ayooo" dan akhirnya arka pipis juga "yeee akhirnya arka pipis juga" ucap ira pada arka yang di sambut dengan suara tawa oleh arka
ira membawa arka ke dalam dan di dudukkan di kasur dan memberikan mainan, ira memang berencana akan memandikan arka tapi setelah bermain nanti mereka memainkan berbagai macam mainan yang ada di kamar arka
"ini mobil mbak! mobil arka mana? ayo siapa yang menang?" ucap ira yang disambut tawa oleh arka ketika ira mengangkat arka dan menggelitikinya "kamu curang ya, kamu melemparnya nggak ngejalaninya sayang" ucap ira
"kita mandi sekarang" ucap ira yang diangguki oleh arka, arka memang masih belum bisa berbicara hanya bisa ngomong yang masih belum bisa dimengerti tapi dia mengerti dengan apa yang kita ucapkan
ira menyiapkan air mandi untuk arka dan handuknya baru setelah itu membawa arka ke kamar mandi ira memasukkan arka ke dalam baskom yang telah diisi air di atas wastafel arka memainkan air yang di dalam baskom sehingga mengenai ira dan membasahi bajunya "kamu nakal ya" ucap ira sambil mencubit-cubiti arka gemas dan arka tertawa cukup kencang karena kegelian dan itu menjadi perhatian adrian entah kenapa dia sangat bahagia melihat keakraban ira dan anaknya
setelah mandi ira langsung membawa arka ke kamar dan memilih baju untuk arka tanpa ia sadari kalau sudah menjadi bahan perhatian oleh seorang pria yang senyumannya tak luntur dari tadi
"kita pakai apa ya sekarang?" kata ira tanpa ia sadari rian sudah duduk didekat arka sambil berbisik dan ira cukup kaget mendapati rian sudah ada satu ruangan dengannya
"eh pak, sudah pulang" ucapnya kaget
"hmm, malahan saya sudah disini sejak kamu mandiin arka" jawab rian santai "sini pakaikan baju arka sekarang! saya tidak mau sakit" lanjut rian ketika melihat masih bengong
"eh i-iya pak" ucap ira dan bergegas memakaikan baju arka dan tidak lupa memakaikan minyak telonnya "hmm arka udah wangi pi" ucap ira yang sudah lupa dengan rasa canggungnya tadi
"hmm wanginya anak papi" ucap rian sambil menggendong arka dan membawanya keluar yang diikuti oleh ira di belakang rian
tiba-tiba aja rian berhenti dan menghadap pada ira yang berjalan sambil menunduk dan akhirnya menabrak rian dan arka
"eh maaf pak" ucap ira sambil membungkukkan badannya pada rian
rian hanya memandang dengan menahan senyumnya melihat kelakuan ira "kamu ngapain di belakang saya?" tanya rian
"saya juga mau keluar pak, dan kebetulan bapak jalan lebih dulu ya jadinya saya ngikutin bapak dari belakang" jelas ira
"ooo begitu, saya pikir apa tadi" sambil berbalik dan melanjutkan jalannya
sedang ira hanya menatapnya bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments