2

"Dari mana saja kamu ha? !!!, kamu pikir kamu siapa bisa keluar masuk rumah ini seenaknya" ucap ibu dengan sangat marah padaku yang membuatku benar-benar sakit hati.

"tadi ira cuma pergi keluar sebentar bu" ucapku pelan sambil menahan air mata yang dengan mudahnya meluncur

"sebentar kamu bilang? kamu tidak lihat kalau kami disini semua sudah kelaparan, sekarang cepat masak untuk kami" ucap ibu sambil mendorongku ke dapur, dan entah kekuatan dari mana aku menepis tangan ibu dari tubuhku "ibu sebenarnya aku ini anak ibu atau pembantu sih di mata ibu?" tanyaku pada ibu dengan mata sudah memerah menahan tangis

"anak kamu bilang, kau adalah anak yang sangat menyesal ku lahirkan asal kau tahu!"

"Kalau ibu menyesal, kenapa ibu membesarkanku, dan menyekolahkanku?" jawabku takut-takut akan jawaban ibu, takut itu akan menyakitkanku

"iya saya membesarkanmu berharap nanti bisa mendapatkan hasilnya darimu seperti kakak dan adikmu, tapi apa yang saya dapatkan hanya cemoohan dari orang, benar-benar sial ternyata"

jawaban ibu membuatku membeku dan tidak bisa berkutik dan mencoba mencerna setiap kata yang dilontarkan oleh ibu.

"cepat masak sekarang saya lapar" suara ibu mengembalikanku ke bumi

aku berjalan dengan gontai ke dapur sambil mencoba memahami setiap kata yang dilontarkan oleh ibu

Ya Tuhan Engkau bilang tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hambamu, tapi ini cukup berat untuk hamba ya Tuhan

jika saya memang tidak bermanfaat untukku dan orang lain kenapa aku harus hidup saat ini, dan menanggung semuanya sendiri tanpa memiliki sandaran untukku menangis untukku mengadu.

setiap orang memiliki beban hidupnya masing - masing dalam menjalani hidupnya karena kita memiliki jalan hidup yang berbeda, sepertiku saat ini memiliki beban hidup yang harus kulalui sendiri.

aku harus mencari jalanku sendiri untuk bisa bangkit dan menunjukkan pada ibu jika aku juga bisa berhasil melebihi dari saudaraku yang lain, aku harus mulai dari mana?

waktu terus berjalan aku masih maju mundur untuk mengungkapkan keinginanku pada ibu

"aku harus berani, semangat rasa! "

aku berjalan ke luar menuju tempat ibu yang lagi duduk santai

"bu ira mau bicara sama ibu boleh?" tanyaku lembut pada ibu

"mau ngomong apa kamu, mau ngebantah ibu seperti kemarin? "

"bu-bukan bu" jawabku gugup jujur aku masih agak takut karena sikapku kemarin pada ibu, walau bagaimanapun dia adalah ibu yang telah melahirkan dan memebesarkanku

"ya udah ngomong sekarang"

"bu boleh nggak ira coba pergi merantau dan mencari pekerjaan ke kota? " tanyaku takut-takut

"memang kamu punya duit untuk ke kota? " tanya ibu dengan nada yang sedikit sinis yang membuatku keberanianku menciut

"a-ada bu, untuk bisa bertahan beberapa bulan ira punya tabungan" jawabku mencoba meyakinkan diriku untuk bisa hidup sendiri

"ya silakan tapi jangan pernah coba-coba minta bantuan ibu ataupun saudara-saudaramu nanti" jawab ibu tegas dan sedikit mengintimidasiku

"terimakasih bu, boleh nggak kalau ira berangkatnya hari ini?" tanyaku takut-takut

"pergilah" jawab ibu cuek

Entah kenapa aku merasa sangat lega bisa keluar dari rumah ini, rumah yang seharusnya menjadi surga tapi ini sudah seperti neraka bagiku yang tak pernah mampu bernafas dengan leluasa disini

"bu ira pergi dulu bu, doain ira bisa berhasil dan bisa membahagiakan ibu ya?" pamitku pada ibu dan hanya dijawab ibu dengan gunakan yang sedikit membuatku kecewa

_____________________________________________

Disinilah aku berdiri dikota yang akan menjadi saksi kesuksesanku nanti, tunggu aku langit aku akan menyentuh dan memelukmu ungkapku penuh semangat tanpa disadari kalau ada masalah yang lebih rumit yang harus aku hadapi nanti didepanku nanti

aku berjalan menyusuri jalan yang baru bagiku sekarang "aku harus mencari tempat tinggal terlebih dahulu, tapi dimana ya" monologku sambil terus berjalan dan menjinjing tasku yang cukup berat "disitu ada warung, aku coba tanya disitu aja kali ya"

"Permisi bu, mau beli minuman dinginnya ada?" tanyaku pada ibu-ibu yang ada di warung itu

"eh ada neng, mau yang mana silahkan coba pilih sendiri" jawabnya sambil menunjukkan padaku letak minuman itu

"bu didekat sini ada kos-kosan nggak bu?" tanyaku sambil mengambil satu minuman dingin "berapa bu?"

"5 ribu neng, ada neng di gang depan itu ada neng" jawab ibu itu ramah

"oh ya, terima kasih ya bu, saya akan lanjut jalan ke sana" jawabku

"eh iya neng, silahkan" jawab ibu itu

_______________________________________________

aku berjalan terus walaupun lelah benar-benar telah menyerangku, kuat ra ini demi masa depan yang lebih baik semangatku pada diriku sendiri.

aku berdiri didepan rumah yang cukup bisa dibilang tidak layak dihuni tapi mau gimana lagi cuma ini yang murah dan yang sanggup aku bayar dengan tabunganku yang sangat tidak seberapa

"gimana dek" tanya bu tuti sang pemilik kosan yang akan aku tinggali ini

"iya bu, g' papa ko saya akan ambil" jawabku

"ya udah ini kuncinya, iya sih agak kurang layak tapi jika mau membersihkan dan dirapikan sedikit akan layak di tinggali kok" ucap bu tuti

"iya bu, terimakasih banyak bu" jawabku sambil senyum

ibu tuti langsung pergi meninggalkanku sendiri di depan pintu masuk rumah yang langsung kumasuki, ternyata didalam cukup berantakan dan kotor

"hufftt ini cukup parah ya, mau mulai dari mana ini sebaiknya saya pindah-pindahin dulu deh baru di sapu" monologku sendiri

sadangkan dirumah ibu humaira sedang terjadi sedikit keributan, "bu kok nggak ada makanan sih?" tanya lira sepulang kerja

"beli aja ibu lagi malas masak" jawab ibu sekenanya

"kak ira mana? nggak masak dia?"

"udah pergi dia, katanya mau mencari kerja juga, iri mungkin sama kamu jadi sok-sokan cari kerja" ucap ibu mengejek

"terus ibu izinin? terus yang masak siapa? yang bersih-bersih rumah, ibu gimana sih, aku kan capek bu pulang kerja, ibu mau gantiin kak ira?" tanya lira sambil bersungut-sungut

"ya nggak ibu jugalah, kamu bisakan pekerjakan orang untuk itu, durhaka kamu nyuruh-nyuruh ibu" ucap ibu kesal

"tapi bu gajiku masih belum cukup untuk itu" jawab lira

"ya udah ibu akan masak, tapi untuk bersih-bersih rumah ibu nggak bisa, bagi-bagi kerja lah kita" jawab ibu memberikan solusi

"ya udah deh" jawab lira dengan malas "coba aja ada kak ira pasti semua sudah beres"

kembali lagi sama ira yang masih bergelut dengan kotoran-kotoran yang membandel dirumahnya "semangat-semangat ra, kamu pasti bisa ini pekerjaan yang sudah kamu kerjakan setiap hari".

"hufftt akhirnya selesai juga"

lanjut untuk masa depan yang lebih cerah di depan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!