Mati...
Apa itu mati?...
Dan bagaimana rasanya?...
...»»————>✥<————««...
Kata-kata kematian sangatlah jarang di ucapkan, bahkan kebanyakan orang tidak akan mau membahas mengenai kematian lantaran menganggapnya sebagai sebuah hal yang tabu.
Karena itulah mereka akan mengalihkan pikiran mereka kepada hal hal positif seperti rutinitas apa yang akan membuat mereka bahagia?!... dan sesuatu menyenangkan yang bisa mereka lakukan selagi masih hidup dengan umur yang masih panjang.
Namun, bagaimana dengan Shera?.... usia gadis itu kini telah habis di telan oleh kematian yang tragis.
Matanya kini memandang kepergian orang-orang itu, tidak ada ekspresi ataupun pergerakan apapun darinya. Gadis itu saat ini hanya sedang berdiri mematung di atas gundukan tanah yang lembab.
“Apa yang terjadi?... ” Ia bergumam dalam hati.
Bertanya-tanya mengenai situasi macam apa yang tengah ia hadapi saat ini.
“Oh, aku sudah mati... ”
“Rasanya seperti terjatuh ke dalam lubang gelap, dan terbangun dari sebuah mimpi yang panjang... ” ia terdiam untuk sesaat, dan mendongakkan kepalanya ke atas sembari bergumam. “Tapi aku tidak bisa merasakan apapun... ”
“Aku tidak bisa merasakan sakit walaupun tau bahwa diriku kini sedang menderita! ”
“Aku tidak bisa merasakan dingin walau angin malam berhembus kencang ke arah ku! ”
"Aku juga tidak bisa merasakan takut walau hanya sendiri di antara kegelapan! ”
“Yang aku rasakan saat ini hanyalah rasa hampa, rasa hampa yang membuat ku merasa gelisah dan tidak nyaman!!” Gumamnya, lagi dan lagi.
...»»————>✥<————««...
Hari demi hari kini telah berlalu tanpa ia sadari, hal itu karena jiwanya telah berhenti di dalam satu waktu. Dia tidak menua, dan dia tidak menghilang!
Sosoknya yang tak terlihat itu hanya berdiri di bawah sebuah pohon yang rindang, terdiam tanpa suara sembari menatap kosong ke depan.
Seakan-akan ia kini sedang menantikan kehadiran seseorang!.... seseorang yang dapat membawanya pergi dari kehampaan yang menyiksa ini.
Mau siang ataupun malam, keduanya sama saja!....ia tak dapat merasakan kehangatan dari sinar matahari yang cerah dan terik, bahkan rembulan dan bintang-bintang di langit pun kini tak lagi indah di matanya.
“Aku tidak tau harus bagaimana... ” gumamnya.
Sebenarnya ia ingin sekali pergi dari tempat itu, tapi ia lupa bagaimana caranya berjalan.
Dalam hati ia merasa sangat kesepian, sosok-sosok lain di tempat itu tak pernah berbicara kepadanya. Mereka bahkan tidak pernah bertanya darimana asal nya?.... siapa namanya?... dan mengapa ia masih tetap di sini?!
Sama sepertinya, sosok-sosok itu hanya diam dan berdiri. Mematung bagaikan pahatan yang melambangkan kesunyian abadi!
Namun pada suatu hari, suara bising dari pohon yang tumbang tiba-tiba terdengar dan mengganggu keheningan sekitar.
Dari jauh tampaklah beberapa orang dengan gergaji ditangannya sedang memilih-milih pohon untuk di tebang. Dan hal itupun membuat beberapa sosok di sana merasa terganggu dan mengeluarkan hawa dingin yang begitu mencekam.
“Tebang pohon-pohon yang ada di sana!! ” Ucap dari seorang pria berbadan gemuk sembari menunjuk-nunjuk pohon yang ingin ia tebang.
Dan hal itupun langsung di turuti oleh para anak buahnya. “Baik, juragan! ”
...»»————>✥<————««...
Di situ, Shera hanya terdiam sembari memperhatikan mereka. Tidak seperti para penghuni lain yang tampak marah dan tak terima, ia kini hanya diam tampa menunjukkan reaksi apapun.
Beberapa pohon di sekitarnya kini telah di tebang habis, sosok yang menghuni pohon-pohon itu ada yang sudah pergi dan ada juga yang masih tetap tinggal.
Namun beberapa dari mereka tampak begitu murka dengan kehadiran manusia-manusia yang menebangi tempat tinggal mereka. Alhasil, para penebang yang ada di tempat itu pun kini merasakan hawa yang kurang enak.
Entah kenapa firasat mereka kini menjadi sangat buruk, seperti ada seseorang yang sedang melontarkan berbagai makian untuk mengutuk mereka!
Shera yang sedari tadi terdiam kini mulai memikirkan satu hal. Jika seandainya pohon beringin ini juga ikut di tebang, akankah manusia-manusia yang ada di sana dapat menemukan jasad yang terpendam di bawahnya?
Memikirkan hal itu, Shera pun segera membuka mulutnya untuk berbicara. Namun sayangnya ia lupa!.... ia lupa bagaimana caranya berbicara dan mengeluarkan beberapa kalimat dari mulut nya.
“Tebang!.... Tebang pohon ini juga!! ” Ia berseru dalam hati, menatap para penebang pohon itu dengan penuh harap.
Namun pada saat pohon-pohon di sekitarnya telah habis, dan para penebang akan memotong pohon beringin itu. Tiba-tiba suara dari sang juragan pun terdengar dan menghentikan pergerakan mereka.
“Tunggu!! kalian tidak boleh menebang pohon beringin!!! ” Ucapnya dengan tegas.
Dan hal itupun membuat para anak buahnya saling memandang dengan wajah keheranan.
“Ada apa juragan? kenapa tidak boleh?” Tanya, dari salah satu penebang dengan hati-hati.
Takut-takut ia salah bertanya dan menyinggung perasaan juragannya itu!
“Apakah kalian ingin miskin sampai tujuh turunan?!! ” Ucap sang juragan itu yang bertanya balik dengan nada tinggi.
Kemudian, ia mendongakkan kepalanya ke atas, menatap besar tinggi dan rindang nya pohon beringin dihadapannya. “Ini pohon bukan sembarang pohon!!.... sedari dulu pohon beringin itu punya pantangan tersendiri, yaitu tidak boleh di tebang untuk alasan apapun, kalau melanggar bisa kena sial!!! ” Ujarnya, yang menjelaskan dengan panjang lebar.
Memang sedari zaman dulu, orang-orang di Asia Tenggara memiliki sebuah kepercayaan yang kuat akan mitos-mitos yang berhubungan dengan hal-hal mistis.
Dan kepercayaan itu terus di turunkan ke anak cucu hingga mendarah daging.
“Sudahlah, kalian cepat bereskan semua ini!! ” perintahnya, kemudian melirik ke arah langit yang mulai berganti malam. “Besok saja di lanjutkan, sekarang saya mau pulang dulu!! ” Ucapnya lagi, kemudian langsung pergi tanpa menunggu para anak buahnya terlebih dahulu.
Shera yang melihatnya pun tampak begitu kecewa, padahal ia sudah berharap bahwa tubuhnya akan di temukan, dan dia akan mendapatkan pemakaman yang lebih layak.
“Kenapa tidak di tebang?!!.... aku ada di sini.... jasad ku ada di dalam sini!! ” Gumamnya dalam hati.
Namun setelah beberapa saat, ia pun akhirnya kembali diam dan berhenti berharap. “Sudahlah, lagipula aku sudah mati! ” ia berhenti sejenak, kemudian termenung dan berkata. “Lagipula apa yang akan berubah jika mereka menemukan tubuhku?.... aku tetap saja mati, dan tidak akan bisa hidup kembali bukan?! ” Gumamnya lagi pada diri sendiri.
Setelah itu, ia pun kembali seperti biasa, yaitu diam tanpa suara dan memperhatikan sekitarnya dengan tatapan kosong.
“Sebenarnya kenapa kita di suruh untuk menebang pohon di sini?! ” Tanya dari salah seorang penebang yang sedang membereskan peralatan.
Mendengar hal itu, seorang penebang yang lain pun sedikit berfikir dan mengingat-ingat, kemudian membuka mulutnya dan berkata. “Aku tidak tau, tapi katanya di sini akan dibangun sebuah sekolah! ” Jawabnya.
“Sekolah?!!.... ”
Shera mengulangi perkataan itu tadi, kemudian menatap penebang itu sembari mendengarkan pembicaraan mereka dengan seksama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Fitri Yani
aq mash nyimak lho
2022-05-05
1
𝓪𝓵𝓮𝔁𝓪 𝓹𝓾𝓽𝓻𝓲
semangat author😀😀
2022-03-17
1
pahra rara
semangat othor
2022-03-11
1