Hinaan Tetangga

Mata Sarah sembab karena semalaman dia menangis di pelukan Naura. Dia berdiri di depan cermin sambil geleng-geleng kepala. Benar-benar mengerikan.

Melihat Ava yang masih tertidur pulas, dia memutuskan untuk mencari udara segar di luar rumah barang sejenak. Naura sudah berangkat ke kantor sejak setengah jam yang lalu.

Ketika keluar rumah, Sarah menghirup udara dalam-dalam. Rasanya benar-benar menenangkan. Dia mulai melangkahkan kaki, menuju jalanan yang masih begitu sepi.

Sambil berjalan, Sarah menggerak-gerakkan tangan, kaki dan lehernya, persis seperti orang yang sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga. Saat berpapasan dengan orang lain, dia mengangguk ramah dan tersenyum.

Namun, dari jarak beberapa meter, Sarah melihat dua orang ibu-ibu yang sedang berbisik sambil menatapnya sinis. Sarah tahu jika orang-orang itu tak menyukainya. Dari awal mereka memang tak menyukai Sarah. Entah apa penyebabnya.

Seperti sebelumnya, Sarah mengangguk dan tersenyum kepada dua ibu-ibu yang tadi berbisik-bisik. Dia tetap sopan meskipun dua orang itu tak menyukainya.

“Wah, ada janda muda nih,” celetuk salah satu dari mereka.

Sarah hanya tersenyum getir, kalimat itu meskipun sederhana tapi cukup menyinggungnya.

“Makanya, lulus SMA itu kuliah, bukannya nikah. Cinta gak seindah itu, loh,” celetuk yang satunya lagi sambil tersenyum mengejek.

Sarah bingung harus menjawab apa, dia ingin protes tapi takut jika di anggap tak sopan. Maka dia hanya diam saja.

“Masih muda udah jadi janda anak satu, anaknya mau di kasih makan apa?”

“Maaf, Bu. Tapi saya akan bekerja dan menghidupi anak saya,” balas Sarah.

Ibu-ibu yang mengenakan daster bunga-bunga menimpali, “Halah, lulus SMA mau kerja apa? Paling jadi babu,” ejeknya sambil tertawa sinis.

“Eh, jangan salah, Jeng. Kan ada Mamanya. Ya dia sama anaknya numpang makan sama Mbak Naura.” Kedua ibu-ibu itu tertawa lepas. Mereka tampak bahagia setelah mengejek Sarah.

Sarah menghela napas panjang. Dia tak terima dengan hinaan itu. Padahal dia tak selemah yang mereka kira. Tanpa uang Arzan ataupun Naura, dia sangat yakin bisa menghidupi Ava.

“Kalo gak numpang makan sama Mbak Naura, paling-paling nyari Om-om.”

Ucapan-ucapan itu begitu menyakitkan hati Sarah. Setelah ibu-ibu itu pergi, Sarah mengepalkan tangannya dengan tatapan tajam.

“Ck, liat aja. Gue bisa sukses dan akan membungkam mulut busuk mereka!” tekad Sarah. Semangatnya untuk sukses seketika berkobar, dia jadi termotivasi untuk memperjuangkan hidupnya seorang diri. Dia yakin, suatu saat nanti, ibu-ibu itu akan melihat Sarah menjadi orang yang berbeda dari sekarang. Orang yang sukses dan berpengaruh bagi orang lain.

***

Selesai makan malam, Sarah segera mencuci piring. Dia sudah terbiasa mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Ketika selesai mencuci piring, dia menemani Ava yang sedang menonton kartun kesayangannya di layar ipad. Sedangkan Naura sedang sibuk di depan laptop sambil mengetik.

Naura terbiasa membawa pulang pekerjaan.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi, membuat Sarah segera beranjak menuju pintu. Dia sedikit heran karena malam-malam begini ada tamu.

“Selamat malam, Tuan Puteri,” sapa seorang laki-laki ketika Sarah baru saja membuka pintu. Laki-laki itu tersenyum sumringah, memamerkan deretan gigi putihnya.

“Ibraaa,” pekik Sarah dengan suara sedikit tertahan. Dia tak menyangka jika sahabatnya itu datang. Apalagi tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Karena tak dapat menahan rasa rindu, Sarah langsung menghambur ke dalam pelukan Libra.

“Gue sesek napas, Sarah!” kesal Libra karena Sarah terlalu erat memeluknya.

“Bodo amat!” Sarah justru lebih erat memeluknya. “Kok lo gak bilang-bilang mau ke sini, sih?”

“Gue kira lo udah mati gara-gara pisah sama Arzan,” celetuk Libra yang membuat Sarah langsung melepas pelukannya. Dia menatap Libra dengan tatapan sebal.

“Gue masih bisa hidup dengan atau tanpa Arzan!” tegas Sarah.

Libra hanya tersenyum sambil mengedikkan bahunya. Setelah mendengar kabar bahwa Sarah bercerai, dia langsung memesan tiket kereta dan meluncur pulang.

“Nih, oleh-oleh buat lo,” ujar Libra sambil menyodorkan paperbag berisi makanan khas dari kotanya kepada Sarah.

Sarah menerima paperbag itu dan mengucapakan rasa terima kasih. Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam. Sarah membawa Libra masuk ke ruang keluarga, karena Ava dan Naura kebetulan masih di sana.

“Eh, Nak Libra. Tumben pulang, kirain udah betah di kota orang,” sapa Naura ketika baru saja melihat Libra datang.

“Iya nih, Tan. Dapet kabar kalo Sarah lagi patah hati hebat, makanya pulang,” ujar Libra dengan nada bercanda. Dia menyalami Naura dan menanyakan kabarnya. Mereka berbasa-basi sejenak sebelum akhirnya Libra menghampiri Ava.

Libra adalah sahabat Sarah sejak SMA. Mereka sangat dekat, bahkan sudah seperti keluarga. Semua keluarga Sarah tau Libra, begitupun sebaliknya. Bahkan rumah Sarah sudah seperti rumah Libra sendiri.

Mereka berpisah karena Libra harus melanjutkan pendidikan ke luar kota, sedangkan Sarah menikah dengan Arzan. Meskipun mereka berpisah, mereka masih sering berkirim pesan untuk sekedar menanyakan kabar. Bahkan Libra sering kali pulang untuk bertemu dengan Sarah dan Arzan.

Sarah dan Libra mengobrol seputar kesibukan mereka akhir-akhir ini. Libra juga bercerita tentang mantan-mantan pacarnya yang banyaknya entah berapa. Libra ini termasuk cowok idaman, dan tentu saja playboy.

Sejak SMA, Libra sudah mahir berganti-ganti pacar. Meskipun Libra di kelilingi banyak wanita, tapi dia tidak melupakan Sarah sedikit pun sebagai sahabatnya.

“Kok lo bisa cerai sama Arzan?” tanya Libra ketika Ava dan Naura sudah masuk ke dalam kamar untuk tidur.

“Dia selingkuh,” jawab Sarah dengan singkat.

“Kan, apa gue bilang. Arzan tuh brengsek, masih aja lo cinta sama dia,” cibir Libra. Meskipun hubungannya cukup dekat dengan Arzan, tapi Libra memiliki firasat buruk tentang Arzan. Dia merasa jika Arzan bukanlah laki-laki yang baik.

“Ck, lo kan tau sendiri. Dia treat me like a queen. Gue gak mikir kalo dia ternyata sebusuk itu.”

“Cowok yang treat you like a queen, cowok yang bucin banget, bahkan cowok yang cinta banget sama lo, gak menutup kemungkinan buat main belakang.” Libra meraih cangkir yang berisi minuman matcha, lalu menyesapnya perlahan. Dia selalu menyukai matcha buatan Sarah.

“Lo lagi ngomongin diri sendiri?” sindir Sarah sambil menatap Libra dengan sinis.

“Gue lagi ngomongin Arzan!”

Sarah menunduk, ucapan Libra memang benar. Kebucinan Arzan selama ini ternyata hanya untuk menutupi semua kebusukannya.

“Libra,” panggil Sarah seraya mendongak menatap mata Libra. “Gue kurang apa sih? Sampe-sampe Arzan gak bisa menetap dan menjadikan gue satu-satunya?”

Libra diam sejenak, mengamati Sarah dengan seksama.

“Lo kurang semok, sih,” jawab Libra dengan muka polosnya.

“Ibraaaa, gue serius!” seru Sarah kesal sambil memukul lengan Libra dengan keras. Tadinya dia sedikit terbawa suasana sedih, tapi jawaban Libra merusak suasana itu.

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE, TAMBAHKAN FAVORIT, DAN BERI HADIAH UNTUK NOVEL INI ❤️

Episodes
1 Berpisah Lebih Baik
2 Hinaan Tetangga
3 Goresan Luka
4 Lost Control 1
5 Lost Control 2
6 Lembaran Baru
7 Fuckboy
8 Larut Malam
9 Maafkan Bunda
10 Kehadiran Tak Terduga
11 Pertanyaan
12 Suasana Canggung
13 Sosok Libra
14 Ucapan Pedas
15 Perdebatan
16 Sebongkah Kerinduan
17 Kembali Satu Atap
18 Kehidupan Baru
19 Gerimis Malam
20 Kesibukan Baru
21 Anak Bermata Biru
22 Libra
23 Tragedi Tetangga Sebelah
24 Penusukan Pria Bertato
25 Makan Malam Menyenangkan
26 Dukungan Sarah
27 Mama Libra
28 Momen Segera Berakhir
29 Hingga Larut Malam
30 Keributan di Pagi Hari
31 Jangan Pulang Dulu
32 Victoria Tigen
33 Desakan Mirna
34 Bertemu Mantan Suami
35 Terbukanya Luka Lama
36 Wanita Pencemburu
37 Membuat Darah Berdesir
38 Hari Pertama Pindah
39 Egois
40 Hal Baik Setelah Hal Buruk
41 Tak Sempat Bicara
42 Ava Sakit?
43 Kepedulian Libra
44 Benci Setelah Cinta
45 Pelukan Hangat
46 Rasa yang Sulit
47 Permohonan Maaf Arzan
48 Kecelakaan Maut
49 Tatapan Kosong
50 Lepas Kendali
51 Suicide
52 Perkelahian
53 Penuh Perhatian
54 Party
55 Lelaki Asing
56 Kekhawatiran Libra
57 Dejavu
58 Dunia Baru
59 Di Bawah Sinar Bulan
60 First Date
61 Menyemangati Diri Sendiri
62 Hari Pertama Kuliah
63 Mengubur Perasaan
64 Pelukan Sayang
65 Ungkapan Perasaan
66 Kekuatan Cinta
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Berpisah Lebih Baik
2
Hinaan Tetangga
3
Goresan Luka
4
Lost Control 1
5
Lost Control 2
6
Lembaran Baru
7
Fuckboy
8
Larut Malam
9
Maafkan Bunda
10
Kehadiran Tak Terduga
11
Pertanyaan
12
Suasana Canggung
13
Sosok Libra
14
Ucapan Pedas
15
Perdebatan
16
Sebongkah Kerinduan
17
Kembali Satu Atap
18
Kehidupan Baru
19
Gerimis Malam
20
Kesibukan Baru
21
Anak Bermata Biru
22
Libra
23
Tragedi Tetangga Sebelah
24
Penusukan Pria Bertato
25
Makan Malam Menyenangkan
26
Dukungan Sarah
27
Mama Libra
28
Momen Segera Berakhir
29
Hingga Larut Malam
30
Keributan di Pagi Hari
31
Jangan Pulang Dulu
32
Victoria Tigen
33
Desakan Mirna
34
Bertemu Mantan Suami
35
Terbukanya Luka Lama
36
Wanita Pencemburu
37
Membuat Darah Berdesir
38
Hari Pertama Pindah
39
Egois
40
Hal Baik Setelah Hal Buruk
41
Tak Sempat Bicara
42
Ava Sakit?
43
Kepedulian Libra
44
Benci Setelah Cinta
45
Pelukan Hangat
46
Rasa yang Sulit
47
Permohonan Maaf Arzan
48
Kecelakaan Maut
49
Tatapan Kosong
50
Lepas Kendali
51
Suicide
52
Perkelahian
53
Penuh Perhatian
54
Party
55
Lelaki Asing
56
Kekhawatiran Libra
57
Dejavu
58
Dunia Baru
59
Di Bawah Sinar Bulan
60
First Date
61
Menyemangati Diri Sendiri
62
Hari Pertama Kuliah
63
Mengubur Perasaan
64
Pelukan Sayang
65
Ungkapan Perasaan
66
Kekuatan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!