Pov Batari
"Ngapain di sini?" Tanya ku, sesaat setelah Riki berhenti tepat di depan ku.
"Mau jalan ke cafe, lo bilang kerja di My Fashion kan? Yuk sekalian, searah kok!"
Hah! Serius ini, mimpi apa aku semalam sampai pagi pagi gini bisa boncengan bareng Riki.
Ya memang searah sih, aku denger denger Riki emang punya cafe di jalan besar di samping Mall, tapi aku nggak pernah ke sana. Karena memang aku nggak pernah ke cafe, mahal.
Tapi masa iya, aku masih nggak percaya, sampai Riki narik tangan aku buat naik ke motor nya.
Aku akhirnya ikut Riki, Riki dari SMA selalu bawa motor matic nggak pernah aku lihat sekalipun bawa motor laki gitu yang isi bahan bakar nya di depan. Ini yang jadi kesukaan para gadis selain ganteng juga nggak neko-neko, selain kadang sombong. Walaupun entah alasan apa dari semalam dia nggak sombong sama aku.
Di jalan Riki juga bersikap so akrab banget, nanya ini lah itulah. Sampai nanya kabar ibu dan adik adik ku segala, walaupun jujur aku seneng banget. Aku jawab semua yang ia tanya, sampai nawarin jemput di toko nanti sore.
"Emang nggak ngrepotin Rik?"
"Ya enggak lah, kan gue yang nawarin. Kecuali emang lo yang minta."
"Eh nggak ada yang marah kan kalau aku jemput?"
"Enggak lah, nggak ada." Jawab ku.
"Iyalah emang siapa yang mau." Aku dengar Riki ngomong seperti itu. Saat aku tanya apa, dia malah bilang nggak ada ngomong. Ya sudah lah bodoh amat.
Yang penting sekarang aku di bonceng dia, rasanya kaya lagi ada yang ngerekam haha, kaya lagi shooting film. Sampai sampai aku senyum senyum sendiri. Sampai aku tak menyadari kalau ternyata motor Riki sudah sampai di depan toko.
Aku turun dari dan tak lupa aku berterima kasih.
"Makasih ya Rik..."
"Iya sama-sama, gue duluan ya."
Aku mengangguk, dan Riki melesat dengan motornya. Begitu masuk aku langsung heboh, aku ingin sekali menceritakan nya ke Lastri, tapi Lastri yang ku cari tak terlihat.
"Kenapa sih Tar, nyariin Lastri. Biasa nya juga berangkat sama kamu kan?"
"Kamu nggak bakalan ngerti Vin..."
Vina teman kerjaku juga, ia langsung melengos saat aku menjawab seperti itu. Ya jelas aku hanya akan menceritakan sama Lastri saja, tak mungkin ke yang lain.
Tapi sangat di sayangkan saat Lastri Sampai disaat itu juga banyak pembeli, dan kita para pekerja mulai sibuk. Huh aku kesal sekali mulut ku ini sudah sangat gatal ingin sekali menceritakan yang terjadi tadi pagi antara aku sama Riki ke Lastri. Aku kadang heran, toko di deretan sini banyak sekali tapi hanya toko punya bos ku saja yang selalu ramai pembeli.
Sampai istirahat tiba pun aku tak bersama Lastri, karena saat istirahat biasanya kita bergantian.
Jadi saat sore waktunya pulang baru aku bisa ketemu Lastri.
Setelah beres-beres barang barang, semua karyawan toko keluar dan Vina yang jadi orang kepercayaan, yang memegang kunci lalu mengunci pintu itu.
Huh aku menarik nafas sebentar, "gila sih hari ini rame banget." Keluh Vina begitu selesai mengunci.
"Ya bener Vin, aku sampai nggak bisa sekedar ngomong hari ini."
Lastri mendekat, tadi ia pamit ke toilet sebentar.
"Ngobrol aja yang dipikirin." Kata Lastri.
"Hahaha syukur. Tadi pagi berangkat cepet dia Las, tumben juga nggak sama kamu."
"Biasanya berdua terus, nempel terus udah kaya perangko sama amplop." Kata Vina, kini kita bertiga duduk selonjoran di depan toko. Istirahat sebentar. Sedangkan yang dua lainya, sudah pulang duluan karena bawa motor sendiri.
"Iya tadi pagi aku di anter Aryo, jadi aku bilang sama ni bocah kalo dia berangkat sendiri." Telunjuk nya menunjuk ke arah jidatku.
"Eh tapi tadi pagi aku nggak berangkat sendiri Las, makanya aku begitu sampai langsung nyari kamu."
"Aku udah mau cerita sama kamu, malah kamu terlambat. Keburu banyak yang dateng." Sungut ku, kesal banget padahal aku pengin banget tadi pagi cerita, biar masih hangat gitu ceritanya.
"Mau cerita apa sih?" Lastri penasaran.
Baru ku buka mulut ku mau bicara, eh ada si Aryo datang menjemput kekasih nya. Seketika aku pengin makan si Aryo yang sudah merebut sahabat tersayang ku. Dengan berat hati ku biarkan saja Lastri sayang ku pulang duluan, dan kini sisa aku sama Vina saja.
"Nggak jadi ngomong kamu Tar?"
"Males! Pulang yuk."
"Nanti dong aku nungguin ayang beb, hehe." Jawab nya, eh aku jadi ingat katanya Riki mau jemput kok belom sampai. Masa aku harus chat duluan, nggak enak banget dong, siapa aku.
Aku tersenyum kecut mendengar jawaban Vina, pacar Vina memang tak pernah absen buat antar dan jemput Vina. Motor pacar Vina berhenti di pinggir jalan, aku dan Vina berdiri. Aku niatnya akan jalan ke sana juga buat nyari angkot, dari pada sendirian. Toko lain juga sudah tutup dan sudah sepi.
Tapi tiba tiba ada motor yang berhenti di belakang motor pacar Vina berhenti, Riki, iya Riki beneran jemput. Vina memajukan dagunya seolah bertanya siapa itu, aku hanya mengangkat ke dua bahuku. Vina dan pacar nya lalu pergi.
Aku mendekat ke arah Riki.
"Beneran jemput yah, aku pikir bohong."
"Masa bohong, Ayok."
Tanpa membuang waktu lagi aku langsung saja naik. Riki menjalan kan motornya dengan pelan, tapi aku diam saja aku bingung untuk membuka obrolan. Jadi aku putuskan untuk melihat ke arah samping kiri dimana banyak toko, sampai rumah rumah di setiap jalan yang ku lewati.
Sampai masuk gang rumah ku pun aku masih diam begitu juga dengan Riki, aku banyak melihat ibu ibu bisik bisik begitu mereka melihat ku di bonceng laki laki. Aku hanya mengangguk dan tersenyum sebagai sapa an.
Begitu sampai, aku turun, berterima kasih dan sekedar basa basi menawari Riki masuk, tapi ia tak mau. Syukurlah, seenggak nya aku tidak akan di tanya macam macam sama ibu.
Kalau sampai aku bawa cowok kerumah, walah bisa heboh ibu dan adikku si Wulan itu. Karena Wulan sudah tahu siapa Riki bagi Mbak nya ini.
Kaya gimana Mbak nya ini mengagumi Riki, haha udah kaya mengagumi artis saja.
Tapi ternyata saat aku baru membuka pintu, baru selangkah di sana ada ibu dan Wulan yang sedang duduk di sofa di dekat jendela kaca, dengan gorden yang di buka sedikit, dan tubuh mereka yang sama sama menghadap ke jendela kaca. Begitu aku masuk ibu dan Wulan langsung memutar melihat ku dan cengengesan karena ketahuan sedang mengintip ku.
Aku menghela nafas sambil menggelengkan kepalaku, lalu berlalu dari sana sebelum banyak nya pertanyaan yang mereka berdua ajukan, lalu aku berteriak dari dalam, "awaaaaassss looooh ibuuu sama Wulaaan, nanti bisa bintitaaaaaaaan...."
bersambung 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Noviyanti
aku datang sekalian tebar bunga
2022-07-12
1
Yuni Triana
semangat...
saling dukung ya kita🤗
2022-04-08
1
Lee
Lanjut ka othor..
2022-03-18
1