Bertemu Dengan nya

Pov author

"Udah lah nggak usah di urusin, mana nih Las kok nggak ada angkot yah.."

Ya mereka berdua memang akan pergi menggunakan angkot, setelah jalan dari rumah, Batari biasa menunggu angkot dari depan gang yang menuju rumahnya.

Memang bukan jalan kecil, karena mobil pun bisa masuk, tapi tak mungkin kan angkot nyari penumpang ke dalam gang.

"Iya nih tumben ya Tar, lama. Biasa kaya barisan semut, banyak banget."

Tak begitu lama angkot pun datang, Batari dan Lastri lanjut memberhentikan nya dan masuk ke dalam angkot.

Angkot yang keadaan tidak lengang membuat Batari susah duduk, duduk di tempat yang sempit membuat nya susah. Ia duduk di kursi pinggir di dekat pintu, karena susah dan mau jatuh akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bawah, dengan kaki di undakan pintu.

"Susah ya Tar..."

"Sini kamu disini biar aku yang duduk di bangku kecil, biasa nya ada di kolong." Tangan Lastri mencari bangku kecil yang biasa di taruh di kolong tempat duduk.

"Nggak papa lah Las aku disini saja. Santai aja."

"Ini Mbak bangku nya," Mas Mas yang di samping Lastri memberikan bangku kecil, yang baru ia ambil. Ternyata ada di bawah tempat duduk nya.

"Makasih, harusnya kamu yang duduk disana. Kamu kan laki." Sewot Lastri.

Lalu ia menaruh bangku itu di tengah tengah dan menduduki nya, Batari lalu bangun dan duduk di tempat yang tadi Lastri duduki.

"Makasih Cantik..." Batari menoel pipi Lastri.

Lastri memang terbaik buat Batari, mungkin Lastri memang di ciptakan untuk membantu Batari di setiap saat. Entah apa jadinya nanti kalau Lastri sudah menikah dengan pacar nya, Batari pasti akan merasakan kesepian yang mendalam. Tidak mungkin kan sudah mempunyai suami tapi masih terus terusan ada untuk Batari, ya mungkin bisa tapi tidak seperti sekarang pastinya.

Lastri turun duluan, di susul Batari begitu angkot yang mereka tumpangi berhenti di tempat tujuan nya. Lastri tak lupa untuk membayar nya, karena setiap Lastri mengajak Batari, pasti dari kendaraan sampai makan Lastri yang akan bayar. Begitu juga sebaliknya.

Berjalan di deretan toko, menuju toko buku yang ada di pojokan.

"Mau cari buku apa sih Las, setiap minggu kaya yang ke toko buku terus."

Begitu masuk ke dalam toko, bau bau buku baru memenuhi ruangan itu.

Batari mengikuti langkah Lastri sambil melihat lihat buku buku yang berjajar rapi di rak.

"Aku tuh mau cari kado buat Adiknya Aryo, adiknya kan masih sekolah mending tak kasih buku, ya kan?" Batari hanya menurut, mengangguk setuju.

Ya ya terserah Lastri lah, bodoh amat mau kasih hadiah apa juga, pikir Batari.

Batari tetap membuntuti Lastri kemana Lastri berjalan. Samapi Lastri menemukan apa buku nya dan membayarnya.

Kini saatnya Lastri mengajak Batari makan, keluar dari toko buku kini mereka berdua jalan menuju kang bakso di pinggir jalan.

Makanan kesukaan Batari, mereka langsung duduk begitu ada kursi kosong.

"Mang, bakso beranak tanpa menikah nya satu ya..." Kata Batari begitu ia duduk.

"Mang bakso biasa nya satu ya, minum nya es teh manis dua." Kata Lastri dan duduk di samping Batari.

"Asiaap Neng..." Kata si Abang bakso

"Harus banget apa, pake segala ngomong bakso beranak tanpa menikah." Lastri ikut makan kacang bawang yang tersedia di meja. Ngikutin jejak Batari yang udah habis dua bungkus kecil.

"Emang bener kan, emang kamu pernah liat tu bakso nikah?"

"Ya enggak sih, ya kan nggak gitu juga. Bisa kan pesen aja bakso beranak gitu."

"Lagian yaaa, kenapa coba namanya gitu? Kenapa nggak kasih nama bakso besar dengan isi bakso juga."

"Kepanjangaaaann Batariiiiii... Makanya beranak kan simpel, semua orang udah tau kalau beranak berarti di dalam ada isinya."

Kang bakso menaruh dua mangkuk bakso dan dua es teh manis di meja Lastri, Lastri memberikan pesanan milik Batari padanya.

Batari dan Lastri pastinya tak lupa mengucapkan makasih.

"Gitu yaa... Eh Las aku nambah kupat yah..."

Mata nya kedip kedip kaya boneka barbie rusak.

"Hmm... Kebiasaan pantes seksi banget." Gumam Lastri, yang masih terdengar oleh Batari.

"Aku denger Las, kalo nggak ikhlas aku bayar sendiri, kupat nya aja tapi."

"Bukan nggak ikhlas, bukan sayang duit juga, tapi sayang sama badan kamu itu loh."

Batari tak lagi memperdulikan ocehan Lastri, dia asik makan tanpa memperdulikan sekitar.

Tak menyadari ada pemuda yang sedang memperhatikan nya dengan seksama, duduk di bangku di depan Batari. Lastri menyenggol lengan Batari tapi yang disenggol bahkan tak sadar sama sekali, asyik menikmati baksonya.

"Kebiasaan ya Las," kata pemuda di depan mereka itu.

"Iya, sengaja kesini?" Tanya balik Lastri.

"Iya, dari sini kan deket sama rumah gue Las."

"Oh ya? Kok aku nggak tahu yaah..."

"Las___" Batari mengangkat wajahnya, dan seketika berhenti tak jadi berbicara saat melihat ada seseorang didepan nya. Buru buru ia me lap mulut nya dengan tisu yang di sediakan tukang bakso itu.

"Riki... Apa kabar?" Tangan Batari langsung terulur untuk salaman sama Riki.

"Baik, Lo makin baik kayak nya." Riki membalas uluran salam dari Batari. Mata Riki melihat dari atas sampai bawah Batari, menilai kalau ternyata Batari semakin gendut.

"Ya, allhamdulillah." Jawab nya. Tak memperdulikan tatapan Riki yang seperti jijik. Yang ia rasakan hanya debaran jantung yang menggila.

Batari yang tadinya ia ingin memesan lagi, tapi tidak jadi karena ada Riki di depan nya. Tiba tiba rasa nya ia langsung kenyang, ya lah kenyang sudah makan satu mangkuk. Rasa yang dulu pernah ada masih tersimpan rapi sampai sekarang. Bahkan nama Riki masih ada di dalam hati dan tak tergeser sedikitpun, karena bagaimana akan tergeser Batari bahkan tak pernah pacaran, atau sekedar dekat dengan cowok.

Setelah basa basi yang basi banget, mereka berpisah Batari dan Lastri pulang dengan angkot lagi, sedangkan Riki pulang dengan motor nya.

Di jalan tak henti hentinya Batari memuji Riki, cinta pertamanya itu.

Dan hanya akan di jawab dengan hm oleh Lastri. Bahkan Batari tak menghiraukan Lastri yang tidak merespon nya, Lastri hanya akan merespon dengan kata kata yang membuat Batari tak mendengarkan. Seperti kata kata, "udah nggak usah di bangga banggakan Tar, orang dia aja liat kamu, kaya liat hantu."

Batari bahkan bodoh amat Samapi Lastri sampai duluan dirumah nya.

Tapi itu semua tak membuat Batari berhenti tersenyum, sampai ia jalan sendiri melewati orang orang tanpa menyapa nya. Yang ada di matanya hanya wajah Riki yang semakin tampan.

#bersambuung 😌

Terpopuler

Comments

Mom FA

Mom FA

hallo tor salam kenal maaf baru mampirr ya🤗mari saling mendukung🥰

2022-05-23

1

bunda f2

bunda f2

hadir, semangat terus ya

2022-03-17

2

jesika vitanik

jesika vitanik

yaa... baso bunting, misalnya. atau baso hamil?

bataari: "sama sajalah!"

2022-02-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!