Batari Kena Virus

Jatuh cinta, sebegitu indahnya bagi Tari. Sampai dirumah pun ia masih senyum senyum tidak jelas, rona bahagia terpancar di wajahnya yang berjerawat. Begitu masuk ia lngsung duduk di dekat Lintang yang sedang asyik nonton Tivi.

Melihat kakak nya yang terasa aneh Lintang bergidik ngeri.

"Mbak? Mbak kesambet yaa?"

Yang di tanya hanya menggeleng lemah, matanya memang ke Tivi, tapi senyum nya entah senyum ke apa. Pasal nya Tivi nya sedang menayangkan orang orang yang sedang lomba masak, apa yang harus di senyumin.

"Buuuuuuu Mbak Tari kesambet..." Teriak lintang, dan itu berhasil membuat Ibu yang semula di kamar keluar dengan terburu-buru.

"Kenapa Lin... Siapa yang kesambet?"

Tangan Lintang menunjuk Batari, Batari yang di tunjuk hanya bisa bingung, menaikan bahu.

Ibu membuang nafas kasar, lalu duduk di antara dua anaknya itu. Tangan ibu menepuk paha kedua anaknya itu, lalu menoleh ke arah Lintang.

"Mbak mu bukan kesambet Lin, tapi kena Virus."

"Waduh. Virus apa bu? Jangan jangan Virus yang lagi viral itu ya?"

"Ibu jangan dekat-dekat sini. Sama aku aja."

"Hahaha Virus nya nggak bahaya Dek, Tapi bisa membuat orang jadi gila. Kaya Mbak Tari itu." Wulan datang dari dapur dengan membawa piring berisi kentang goreng.

"Sini Wul, bawa sini. Aku mauuu..." Tangan Batari melambai lambai meminta makanan yang di bawa Wulan.

Wulan menaruh piring di meja dan ia duduk di bawah dengan piring dihadapan nya. Mata nya melirik kakak nya dengan tajam. "Aku pikir kalo kena virus bakal lupa sama makanan, ternyata sama aja."

Ibu dan Lintang menyomot kentang goreng yang di bawa Wulan. Batari ikut menyambar tak memperdulikan tatapan tajam Wulan.

"Kamu gimana sih Wul, kena virus kan juga perlu makan."

"Ya kan bu?"

"Iya. Di iya in saja Lan nanti ngambek malah kamu yang repot nggak di beliin kuota."

"Nah bener itu kata ibu."

"Mbak, Mbak ke toko buku nggak beliin aku buku?" Tanya Lintang.

"Buku apa? Emang nya kamu nitipin duit sama Mbak?" Tangan nya mengambil piring di hadapan Wulan.

"Mbak jangan di ambil semuaaa, ini aku yang goreng." Teriak Wulan tak terima dong, ia yang masak Mbak nya yang menghabiskan.

"Ya Allah Wul tinggal goreng lagi aja."

"Udah dong kalian jangan rebutan, sini Tari piring nya Ibu gorengin lagi."

Lintang yang kesal ke dua kakak nya rebutan berdiri dan mengambil piring di tangan Batari, membawa nya ke dapur.

"Lihat itu baru anak Ibu, kalian tuh paling besar berdua malah rebutan kentang goreng nggak jelas."

"Bukan aku Bu, Wulan tuh yang pelit."

"Aku lagi, Mbak tuh!"

"Udah. Udah... Kepala ibu pusing kalau Minggu gini ribut mulu."

"Tadi kamu kenapa Tar? Ketemu siapa sih tadi?"

"Sampai kaya orang hilang kesadaran..."

"Ada ibu kayak gitu, masa anak nya di bilang hilang kesadaran. Pingsan dong."

"Yang jelas, tadi aku ketemu seseorang yaaaaaang___" Batari menjeda kalimat nya, matanya melirik sana melirik sini, kearah ibu dan Wulan. "Kepooooooo. Hahahahaha...."

Alhasil ibu menepuk paha Batari dengan kencang. "Sakit bu. Aduh Ibu ihh..."

"Lagian ngerjain."

"Mbak, seseorang dari masa SMA yahh yang inisial nya R terus orang yang ada di buku diary Mbak, ya kan?"

"Kok kamu tahu sih... Kamu nyolong bacaa yaa..."

"Mbak, buku diary Mbak emang siapa yang nggak tahu, semua tahu Mbak!" Kesal wulan.

"Hehehehe... Eh ini mana Lintang ku sayang kentang goreng nya..." Batari berdiri lalu menuju ke dapur dimana Lintang berada. Meninggalkan ibu dan Wulan yang sedang geleng geleng kepala, melihat Batari yang masih saja pengin makan.

Dan ternyata disana dia, di pojokan dapur sambil makan kentang goreng di cocol saos.

"Lintaaaaaaaang ampuuuun deeeh... Kamu yaaaaa."

******

Selesai makan malam kini Batari sudah di kamar nya bermain ponsel. Ada notif pesan dari Lastri, lalu ia membuka pesan itu.

[Besok aku nggak berangkat sama kamu ya Tar, maaf.🙏]

[Pacarku minta nganterin aku ke toko, gk papa kan?]

"Ya ampun ni bocah, segitu sayang nya kamu sama aku sampai gak enakan gini." Gumam Batari. Lalu ia mengetik balasan.

[Sayangku Lastri yang cantik jelita, its oke ora popo.]

[Silakan, itu hakmu 😘]

Pesan yang ia kirim belum di baca oleh Lastri, tapi ada notif lagi pesan masuk dari nomor tanpa nama. Batari langsung membuka nya.

[Tari met malam. Lagi apa nih?]

[Ni gw Riki.]

Batari mengucek matanya, benarkah ini pesan dari Riki? Serius, hah ya ampun ini berasa mimpi bagi Batari. Harus jawab apa ini, di baca ulang lagi sama Batari isi pesan itu. Tahu dari mana Riki momor nya, ah nggak penting yang penting sekarang adalah ia chating an sama Riki.

[Mlem juga, lagi tiduran aj.]

[Koq km tau nomerku?]

[Iy tau dari grup kelas, kan ada]

Seketika Batari tepuk jidat. Oh ia kenapa tidak terpikir, mungkin karena selama ini ia tak pernah muncul di grup kelas. Selain memang tak terkenal, ia juga tak berani muncul, karena suka jadi bahan ghibah bagi teman nya.

[Oh iya, km lg ngpain?] Isi pesan Tari lagi.

[Lagi nongkrong sama Andre, sama Rio.]

[Masih inget kan?]

[Oh ya ya masih ingat kok.]

[Btw kuliah dimana sekarang?]

[Aku gak kuliah, kerja di toko baju My Fashion, bareng sama Lastri.]

[Oh ya ya gw tau.]

Batari hanya membaca nya, tak membalas lagi. Ia sudah kehabisan topik, seperti ini lah Batari kalo sama orang lain, suka bingung kalo ngobrol.

Sampai akhirnya ia tak membalas dan tertidur pulas. Dengan pesan dari Riki yang tak ia balas.

***

Suasana hatinya masih membaik sampai ia semangat sekali pagi pagi, sebelum berangkat ke toko ia membantu ibu dulu dirumah.

Keluarga itu memang selalu bantu membantu, sadar akan tidak adanya lelaki, dan tidak ada nya kepala keluarga yang sesungguhnya, mereka ber empat selalu gotong royong masalah pekerjaan rumah.

Selesai Salat bareng bareng mereka akan membagi tugas pagi. Seperti sekarang Lintang nyapu, Wulan mengepel lantai, Batari mencuci, dan ibu sedang membuat sarapan.

Sampai di jam enam mereka sudah selesai semua tinggal beberes untuk sarapan dan pergi.

Batari berjalan bersama dua adik nya ke luar, dua adik nya sudah di tunggu oleh teman nya masing masing. Wulan di tunggu Angel teman nya yang selalu memberi tumpangan ke sekolah. Lintang yang sekolah nya tak terlalu jauh dari rumah jalan kaki dengan teman teman se komplek itu.

Ibu melihat anak anak nya pergi dari depan pintu, bibirnya tersenyum.

Sementara Batari sedang menunggu angkutan umum di tempat biasa, tiba tiba seseorang berhenti di depan nya. Matanya melotot tak percaya melihat seseorang berhenti di depan nya dengan tersenyum.

#bersambung 😊

Terpopuler

Comments

Buna_Qaya

Buna_Qaya

eh Riski ya aduh maaf tor aku rada eror

2022-07-19

0

Buna_Qaya

Buna_Qaya

jangan mau lagi sama rio

2022-07-19

0

AiniyaFazmi

AiniyaFazmi

Alettha mampir nih kak🌹

2022-03-13

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!